22.5 | The Truth

2.1K 464 60
                                    

Hai! Mumpung sabtu kemarin aku ada waktu buat nulis, aku memutuskan untuk update dulu hari ini.

Semoga pada ga lupa sama jalan ceritanya ya, soalnya tiap part saling berhubungan.

Siapin popcorn karena part kali ini akan ada percakapan2 panjang. Awas ngantuk wkwk.

----------

Sepanjang perjalanan pulang Hyunsuk tak berhenti memikirkan ucapan wanita yang baru ditemuinya.

Hana. Itu bukan nama yang asing, Hyunsuk merasa pernah mengenal dekat seseorang bernama Hana, pun paras itu, ia merasa pernah sangat mengenalinya. Tapi di mana? Dari mana juga wanita itu begitu mengenali ia dan ibunya? Apa selama ini dirinya dikuntit?

Hyunsuk kini membuka pintu rumah dengan kasar dan segera melangkah masuk. Baru saja ia hendak berjalan ke arah tangga rumah, Hyunsuk mendapati Asahi yang jatuh tergeletak dengan tubuh gemetar di bawah sana dengan darah di sudut bibir.

Hyunsuk tertegun melihat Asahi yang kini menatapnya. Mata sembab yang menunjukkan ketakutan itu seakan memohon pada dirinya.

"Kau berhak mendapatkannya! Sialan! Kuharap kau segera mati!"

Hyunsuk menatap ayahnya yang meneriaki kata-kata itu sambil berjalan turun. Asahi masih tak bergerak di bawah sana dan memilih merapatkan mata, seakan bersiap mendapat kesakitan lain setelah tulang-tulangnya telah cukup remuk karena menghantam belasan anak tangga.

Seunghyun menghentikan langkahnya tiba-tiba karena terkejut melihat kehadiran si sulung.

Hyunsuk tak menggubris tatapan itu. Ia melanjutkan langkahnya dan berjalan naik ke tangga melewati keduanya begitu saja.

***

Pintu kamar Yedam dibuka tanpa persetujuan sang pemilik. Yedam yang tengah gelisah dengan ponsel di tangannya itu seketika terkejut begitu melihat Hyunsuk yang masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan kasar.

"Ada apa, hyung?"

"Kau mengenal nama tetangga di depan rumah kita, kan?"

"Jaehyuk?"

Hyunsuk mengangguk. "Apa nama marganya?"

"Ada apa?"

"Jawab saja!"

"Y-yoon."

Hyunsuk segera berbalik mendengar itu dan hendak membuka pintu kembali, tapi Yedam tiba-tiba menahannya.

"Hyung, kau melihat Asahi di depan?"

"Kenapa?"

"Appa memukuli Asahi lagi. Kau tidak menolongnya?"

"Tidak."

"Kenapa kau tidak menghentikannya? Eomma tidak mengangkat telfonku sedari tadi, Jihoon hyung juga sedang tidak ada, aku takut Appa--"

"Kenapa tidak kau sendiri saja yang menolongnya kalau tahu itu? Kenapa harus menunggu orang lain kalau kau khawatir dengannya?"

Yedam diam dan segera menunduk. "Aku tidak bisa."

"Bagus. Biarkan saja anak itu mati."

"Hyung!"

Hyunsuk lekas berbalik membuka pintu dan keluar dari sana.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sloth Bear | AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang