39.0 | Mess

2.2K 428 159
                                    

Hyunsuk mematung. Suara dentingan roda-roda besi yang beriring dengan suara kepanikan orang-orang mulai menghilang ketika pintu IGD di depannya ditutup rapat.

Penglihatannya kini memburam, tubuhnya limbung, napasnya sesak, dan kepalanya terasa begitu sakit. Pemandangan yang baru saja ia lihat entah kenapa membawa kembali ingatannya ke masa lalu.

Samar-samar, gambaran saat ibu kandungnya dimasukkan ke dalam ruangan itu karena menyayat tangannya sendiri kembali terlintas. Suara roda yang berdenting, suara tangis dan kepanikan orang-orang, semuanya persis seperti ini.

Netranya yang sedari tadi tak berhenti mengeluarkan air mata pun kini memejam rapat, berusaha keras melenyapkan ingatannya.

"Hyunsuk Hyung!" Yoshi menarik Hyunsuk dan memaksa tubuh limbung pemuda itu untuk menghadap dirinya. "Jawab aku. Apa pria itu ayahmu?! Pria yang menyakiti sepupuku itu ayahmu?!"

Hyunsuk yang masih setengah sadar dari pikiran kacaunya mulai menatap Yoshi yang telah berlinang air mata. Tangan gemetar pemuda itu mengcengkram kuat lengannya, seolah memaksanya untuk lekas memberi jawaban.

Selama beberapa detik Hyunsuk hanya diam, tak membalas pertanyaan itu. Lidahnya terlalu kelu untuk mengatakan apapun.

Ia ingin sekali berbohong dan mengatakan bahwa pria itu bukanlah ayahnya, ia ingin mengelak memiliki ayah seperti Seunghyun. Lagi pula monster itu tak pantas disebut ayah, bahkan tak lagi pantas untuk disebut manusia.

"Dia bukan ayahku." Itu yang ingin ia katakan. Namun sayangnya ia tak bisa menyangkal kenyataan.

Hyunsuk pun memutuskan untuk mengangguk lemah sebagai jawaban, yang membuat sepupu Asahi itu seketika memejamkan mata dan menarik napas panjang.

Yoshi semakin menguatkan cengkramannya dan mulai menatap tajam. "Kau saudara tiri Asahi, kan? Berarti pria itu juga ayah kandung Asahi?! Bajingan itu ayah kandungnya?!"

Sekali lagi Hyunsuk mengangguk lemah.

Kini Yoshi tak lagi tahan menahan sumpah serapah dari mulutnya, frustasi dengan kenyataan yang ia ketahui.

"Apa yang sebenarnya terjadi?! Dia ayah kandung Asahi! Kenapa dia melakukan itu, Hyung?! Apa yang sebenarnya terjadi?!"

Hyunsuk membuang pandangannya, enggan menjawab. Karena ia sendiri pun tak tahu pasti harus menjawab persoalan ini dari mana.

Semuanya terlalu rumit, hingga di titik dirinya tak lagi paham dengan apapun. Ia tak lagi paham dengan segala kekacauan yang menimpa keluarganya, ia tak lagi paham dengan kekejian ayahnya. Juga kenapa ia harus terlahir sebagai anaknya, kenapa pria brengsek itu menghancurkan hidup ibunya, dan kenapa pria itu sampai hati menjejali cairan beracun pada adiknya. Ia tak lagi paham.

Hyunsuk menggeleng pada Yoshi kali ini, menekankan bahwa ia tak mengetahui jawabannya. Ia menarik lengan yang masih dicengkram pemuda itu hingga terlepas dan mendudukkan diri di bangku tunggu, mengabaikan pemuda di depannya yang kini terlihat menyerah menuntut jawaban.

Hyunsuk berusaha menetralkan napas dan menatap telapak tangannya yang gemetar. Ia mengusap telapak tangan miliknya itu, mencoba merasakan dingin yang tertinggal dari tangan yang beberapa saat lalu sempat ia genggam. Tangan dingin itu, tangan yang ia ingin rasakan hangatnya lagi, tangan Asahi, tangan adiknya.

Apa adiknya itu akan mati?

Tidak. Ia belum sempat meminta maaf karena meninggalkannya, anak itu tak boleh mati dan meninggalkan penyesalan baru untuknya.

Asahi juga belum sempat merasakan kebahagiaan yang ia ingin. Anak itu belum memiliki kamar yang bagus, belum membeli baju-baju mahal yang baru, dan belum makan makanan enak hingga kekenyangan. Anak itu juga ingin merasakan tumbuh dewasa. Ia tak bisa mati dulu sebelum mewujudkan keinginannya itu.

Sloth Bear | AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang