21.0 | Sick

3K 535 79
                                    

"Sakit."

Rintihan anak yang baru berumur enam tahun itu terpendam dalam dekapan Hyunsuk.

Hyunsuk tahu jelas adiknya tengah sangat kesakitan. Hukuman yang diberi ayahnya malam ini dua kali lebih keras dari hari-hari sebelumnya. Kulit yang ada di punggung kurus anak kecil itu juga telah terlihat sangat rusak. Lecet, memar, dan garis-garis merah bekas pecutan ikat pinggang itu masih segar terlihat.

Hyunsuk sekuat tenaga menahan air matanya, ia tak mau ikut menangis di depan adiknya. Ia yang juga sedang mengoleskan obat gel pada punggung adiknya itu pun menghela napasnya.

"Tahan sebentar, ya? Sedikit lagi."

Asahi mengangguk, memejamkan matanya dan masih memeluk tubuh Hyunsuk dengan erat.

Sesekali Hyunsuk membisikkan kata tenang pada sang adik, meski sejujurnya ia juga jauh dari kata itu, Hyunsuk juga telah sangat tak tahan dan tak tenang. Ia lelah melihat anak itu terus kesakitan tiap kali selesai mendapat hukuman sang ayah. Kalau ibunya tak segera melihat itu dan tak juga membawa Asahi ke rumah sakit, Hyunsuklah yang akan selalu ada di sana untuk mengobati luka-luka adiknya sendirian.

Kini Hyunsuk mulai membereskan obat-obatan untuk luka itu dan mengusap surai milik sang adik. "Sudah. Sakitnya akan segera berkurang, tenang, ya?"

Asahi mengangguk, Hyunsuk pun mulai membantunya mengenakan baju kembali.

"Hyung." Asahi menatap Hyunsuk.

"Ne?"

"Boleh temani aku tidur? Aku takut, kumohon."

"Boleh, kau bisa tidur di sini." Hyunsuk mengusap air mata yang membasahi pipi sang adik dan mulai beranjak untuk mematikan lampu kamarnya.

Ruangan itu pun kini hanya berisikan sedikit cahaya.

"Tidurlah."

Hyunsuk merebahkan dirinya lebih dulu, diikuti dengan Asahi yang mulai mendekat.

Anak yang lebih tua empat tahun itu kini merentangkan salah satu lengan dan menepuk-nepuknya, mempersilahkan sang adik untuk menjadikan itu sebagai bantal.

Asahi pun merebahkan diri di sana dan merapatkan tubuhnya pada Hyunsuk, membiarkan sang kakak mendekapnya sekali lagi.

"Asahi."

"Ne."

"Mau lihat sesuatu yang indah?"

"Apa?"

"Tunggu."

Hyunsuk menjangkau tombol light projector yang berada di samping tempat tidur dan mulai menyalakannya. Langit-langit ruangan itu pun seketika berhias cahaya ungu dengan gugusan bintang yang indah.

 Langit-langit ruangan itu pun seketika berhias cahaya ungu dengan gugusan bintang yang indah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sloth Bear | AsahiWhere stories live. Discover now