2.0 | Chores

4.2K 836 114
                                    

Seperti hari-hari sebelumnya, Asahi disibukkan dengan aktivitas beres-beres rumah setelah pulang sekolah. Rumah milik keluarganya itu memiliki dua lantai dan sebuah basement. Bisa dibayangkan selelah apa dirinya mengurusi rumah dan orang-orang di dalamnya itu.

Untung saja ibu tirinya cukup pengertian. Setidaknya, ia diberikan keluangan waktu dan tidak sering diminta untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam sehari. Ia hanya perlu menjaga rumahnya agar tetap terlihat rapi saja.

Hanya satu yang menjadi masalah terbesar Asahi setiap hari; Jeongwoo.

Saudara tiri yang hanya beberapa bulan lebih muda darinya itu rajin menghambat pekerjaannya. Mulai dari membuat berbagai kekacauan sampai membuatnya cidera, Jeongwoo juga selalu membuatnya tak kunjung menyelesaikan pekerjaan hingga menjelang malam. Termasuk hari ini, lagi-lagi ia jadi harus segera menyiapkan makan malam tanpa istirahat sama sekali.

Beruntung ibu tirinya kini ikut membantu di dapur. Keluarganya ingin makan sup daging hari ini, jadi sang ibu membantunya. Ibunya masih belum mempercayai anak kecil sepertinya untuk membuat masakan seperti itu seorang diri.

Lagi pula, bukankah anak sepertinya memang tak seharusnya memasak seperti ini? Anak tiga belas tahun mana yang secara rutin berpraktisi di dapur dan berkutat dengan wajan selama dua kali setiap hari?

"Hyunsuk? Kau sudah pulang?" tanya sang ibu sambil tersenyum, menyambut anak dengan mantel hitam yang baru saja memasuki dapur itu.

"Kelihatannya?"

Hyunsuk dengan tak acuh bertanya balik. Anak itu pun langsung berlalu pergi ke lantai atas sesaat setelah selesai meneguk air dari gelasnya.

Kini, Asahi bisa melihat ibu tirinya itu mengembuskan napas berat.

"Asahi, antar makanan ke kamarnya, pastikan dia makan."

***

"Siapa yang menyuruhmu?" Hyunsuk bertanya sambil menatap tajam anak yang tengah berdiri di ambang pintu kamarnya. Tubuhnya berhadapan dengan anak itu.

"Menurutmu? Apa mungkin itu Appa?"

"Kau meledek?!"

Anak bernama Asahi itu menarik napasnya panjang.

"Baiklah, maaf. Di mana aku bisa menaruh ini?" tanya Asahi, matanya mengarah pada makanan-makanan yang tengah ia bawa dengan nampan.

"Kembalikan saja!"

"Aku tidak mau terluka lagi hari ini, Hyung. Kau hanya perlu makan."

Hyunsuk yang mendengarnya mulai membulatkan mata. "Kau terluka?"

"Kelihatannya?"

"Berhenti bicara tidak sopan padaku!"

"Hyung juga tidak sopan dengan Eomma."

Kali ini Hyunsuk yang menarik napas panjang sambil memelototi anak itu. Asahi sukses dibuat takut, wajah imut Hyunsuk itu tak bagus saat sedang marah.

"Iya, iya, aku terluka. Setiap hari selama sembilan tahun belakangan, sudah?" tanya Asahi.

"Diamlah."

"Suruh aku masuk, tanganku sakit."

"Kau--!"

"Gomawo."

***

Amarah Hyunsuk pada sikap tidak sopan Asahi secepat kilat menghilang setelah melihat luka di lengan kurus bocah itu. Ia lekas menyuruh Asahi untuk duduk di kasur dan memintanya untuk memperlihatkan luka-luka di bagian tubuhnya yang lain.

Sloth Bear | AsahiWhere stories live. Discover now