23.0 | Trust Issue

2.4K 481 97
                                    

Junghwan memperhatikan sosok dengan tatapan kosong di depannya yang tak juga kunjung bicara.

Sejak beberapa menit yang lalu ia memang sengaja datang ke kamar kakak tirinya itu karena khawatir. Ia tak melihat Asahi sejak pagi, padahal kakaknya itu biasa menyiapkan sarapan untuknya atau setidaknya membereskan rumah. Kemarin malam ia juga melihat ibunya menangis sambil membawa kakaknya itu pergi keluar, Junghwan tak mengerti kenapa.

Ia kini mulai menatap cemas pada sesuatu yang melekat di bahu Asahi.

"Hyung."

Asahi diam tak menggubris.

"Itu apa?" tanya Junghwan, ia mulai mengarahkan jarinya. "Kenapa bahu Hyung diikat?"

Yang ditanya sekali lagi tak menjawab dan masih memandang ke arah depannya dengan tatapan kosong.

"Apa itu sakit?"

Asahi masih tak menjawab. Junghwan justru melihat kakaknya itu mengeluarkan air mata dan itu semakin membuatnya cemas.

"K-kenapa? Apa Hyung sakit? Hyung terluka?"

Asahi tetap tak menjawab, Junghwan segera mendekat ke arah kakaknya itu dan mengusap pipi Asahi yang basah dengan tangannya.

Junghwan tak mengerti kalau kain yang dimaksudnya adalah perban dan itu jelas menandakan bahwa tubuh Asahi tengah terluka.

Ya, Asahi mengalami cedera di bagian bahu karena Seunghyun mendorongnya hingga jatuh dari tangga waktu itu. Sandara cukup bersyukur anak itu tak mengalami cedera di bagian leher atau kepala atau di tempat-tempat vital lainnya. Sandara akan benar-benar gila jika ia menemukan suaminya membunuh anaknya sendiri, Asahi bisa mati jika Seunghyun terus melakukan kekerasan seperti itu.

Junghwan kini menghela napasnya, Asahi masih tak berhenti menangis dan ia menyerah untuk bertanya lagi pada kakaknya itu.

Kakaknya yang satu itu memang selalu aneh menurutnya, Junghwan juga tak mengerti kenapa Asahi tak pernah makan bersama dan selalu berdiri di sudut ruangan jika ada ayahnya.

Asahi selalu makan terakhir dan mendapat sisa, padahal Junghwan tahu Asahi yang memasak setiap makanan di rumahnya. Asahi juga selalu membereskan rumah, Asahi selalu dibawa ke suatu tempat di ruang belakang oleh ayahnya jika sang ayah marah dan besoknya Junghwan akan menemukan kakaknya itu sakit hingga tak diizinkan pergi ke sekolah.

Junghwan juga tak mengerti kenapa kakaknya itu sangat jarang bicara.

Keluarganya tak pernah memberi jawaban setiap kali Junghwan bertanya tentang Asahi dan selalu berusaha mengalihkan pertanyaannya. Ayahnya juga sering melarang Junghwan mendekati Asahi. Entah kenapa.

'Brakk'

Junghwan maupun Asahi tersontak mendengar bunyi gebrakan pintu itu. Asahi yang sedari tadi hanya duduk di kasurnya bahkan segera berdiri dan menarik Junghwan ke belakang tubuhnya.

"Hyunsuk hyung?" lirih Asahi.

Orang yang dipanggil namanya itu seketika menarik kerah baju anak di depannya dan membanting tubuh kurus itu ke tembok samping. Asahi tak bisa menjaga keseimbangannya dan terjatuh, meringis menahan sakit pada bahunya yang kini kembali dibenturkan.

Junghwan yang ketakutan melihat itu segera pergi dari sana memanggil Sandara.

"Dimana ibumu?!"

Asahi yang masih terduduk di bawah Hyunsuk tak menjawab. Hyunsuk geram dengan itu dan menarik paksa tubuh Asahi agar berdiri.

"Dimana ibu kandungmu?!"

"Hyung mau apa?" Asahi mencoba menatap Hyunsuk dengan tubuh gemetar.

"Katakan saja dimana wanita sialan itu?!"

Sloth Bear | AsahiWhere stories live. Discover now