3.0 | Succour

3.4K 784 47
                                    

Asahi hampir tak sengaja menggoreskan pisau ke jarinya saat melihat Jihoon masuk ke dapur. Kakak tiri nomor duanya itu hanya menatap sinis saat melihat wajah terkejutnya.

Tentu Asahi terkejut, tidak biasanya Jihoon bangun pukul setengah enam pagi seperti ini. Tidak untuk membantunya memasak.

"Makananmu tidak enak kemarin, pantas saja Hyunsuk membuangnya." Tangan anak laki-laki itu dilipatkan ke dada, tubuhnya bersandar pada meja dapur sambil menatap sinis Asahi yang kini mulai gemetaran.

"A-aku minta maaf." Asahi menjawab dengan suara sekecil mungkin sambil membungkukkan sedikit tubuhnya.

"Kau sudah belajar memegang wajan sejak umur enam tahun. Apa kau masih tidak bisa memasak dengan becus?"

Asahi diam tak berani menjawab. Ia takut Jihoon akan memukulnya seperti dulu, tenaganya berkali-kali lebih kuat dari Jeongwoo. Itu cukup untuk membuatnya pingsan dengan hanya satu kali pukulan.

"Kenapa diam? Jawab! Apa kau sakit?" tanya Jihoon.

Asahi yang sedang mengiris kentang itu merasakan tangannya semakin gemetar. Asahi pun hanya mengangguk pelan kepada Jihoon sebagai jawaban.

"Kau bisu? Tidak punya mulut? Jawab yang benar!" bentak Jihoon sekali lagi.

Keringat Asahi mulai mengucur, tanda bahwa kini dirinya benar-benar gugup. "N-nde, Hyung, a-aku sedang tidak enak badan kemarin. A-aku benar-benar minta maaf," jawab Asahi.

Asahi baru saja ingin memotong kentang yang lain sebelum Jihoon tiba-tiba merebut kasar pisau yang dipegangnya dan meletakkannya ke wastafel. Asahi kaget dengan itu. Ia lantas kembali menunduk dan memundurkan langkahnya. Dua tangannya ia kaitkan ke depan tubuh dengan gugup.

"Jadi kemarin kau benar-benar sakit? Bagaimana sekarang? Yedam bilang dia melihatmu terluka kemarin. Kau sudah mengobatinya? Apakah kemarin Appa memukulmu lagi?"

Asahi mencengkram bagian bawah kaus lusuhnya dengan cemas.

"A-anu, sudah membaik. Hyunsuk Hyung yang mengobatinya. Aku tidak tahu luka mana yang Yedam Hyung maksud, tapi Appa tidak memukulku kemarin, Appa hanya memukulku dua hari yang lalu dan aku demam karena itu. Ha-hanya saja kemarin Jeongwoo tidak sengaja menyenggolku saat membersihkan pecahan piring yang dilempar Hyunsuk Hyung, tanganku tergores tapi aku baik-baik saja." Asahi mengatakannya dengan terbata, itu kalimat terpanjang yang pernah diucapkannya kepada Jihoon seumur hidup.

Selama ini ia selalu berusaha menghindari Hyungnya yang satu itu. Jihoon lebih tempramen dari Hyunsuk, karena itu ia tidak ingin membuat masalah. Pertanyaan bertubi-tubi dari Jihoon tadi juga mau tidak mau harus Asahi jawab.

"Cuci tanganmu dan istirahat, aku akan melanjutkan ini," ucap Jihoon. Ia mulai mengambil wadah berisi kentang yang berada di dekat Asahi, namun Asahi berusaha merebutnya kembali.

"Tidak, Hyung. Jangan." Asahi menggeleng cepat.

"Kau tidak percaya padaku?"

"Bukan begitu, maksudku, Hyung tidak boleh melakukannya, itu tugasku."

"Kenapa? Aku juga bisa memasak."

Kedua bola mata Asahi berputar kesana-kemari, anak laki-laki itu merasa panik. "Tapi Eomma akan memarahiku kalau tahu, Eomma sebentar lagi akan bangun."

"Jangan membantahku!"

Tubuh Asahi menegang, ia tak tahu harus apa. Jika ibunya marah maka ayahnya akan lebih marah padanya, tapi ia juga tidak ingin membuat Hyungnya itu marah.

"Hyung ...."

Jihoon mengabaikan itu dan mulai melanjutkan kegiatan memotong kentang yang telah dilakukan Asahi sebelumnya. "Nanti aku yang akan bicara pada Eomma, tak usah khawatir," ucap Jihoon.

Asahi menatap takut pada kakaknya yang tengah memotong kentang itu, ia ragu dan bingung.

Jihoon yang menyadari tatapan Asahi pun menarik napasnya dalam. Ia lantas meletakan pisau dan berjalan mendekati Asahi.

Tubuhnya berusaha disejajarkan dengan tinggi anak itu. Kini, Jihoon bisa melihat jelas raut cemas dari wajah tirus Asahi.

Jihoon meraih pundak bocah itu dengan tangannya dan memberi usapan lembut.

"Eomma selalu mendengarkan ucapanku, jangan khawatir. Kau hanya mengganggu konsentrasiku di sini, jadi pergilah."

***

Sloth Bear | AsahiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora