41.0 | Brother

2.1K 346 108
                                    

Hyunsuk berlari ke dalam area rawat inap begitu penjaga mengizinkannya masuk. Napasnya terengah-engah, jantungnya juga berdebar kencang saat ia sampai di depan pintu kamar rawat. Meski begitu, ia tetap memutuskan untuk langsung masuk ke dalam.

Matanya kini memanas, sebab pada akhirnya ia menemukan presensi seseorang yang selama berhari-hari ini ia tunggu kepulihannya.

Asahi, adiknya itu telah benar-benar siuman. Adiknya sudah kembali. Adiknya tak lagi terbaring. Lihatlah ... Asahi bahkan sudah bisa duduk di ranjangnya, anak itu tengah disuapi makan oleh Yoshi.

"Asahi ...," lirih Hyunsuk.

Yoshi yang menyadari kedatangan Hyunsuk segera berdiri dan berbalik, hendak menyambutnya. Namun tangannya tiba-tiba dipegangi oleh Asahi.

Yoshi yang terkejut seketika menoleh ke belakang, ia lantas mendapati Asahi yang bersembunyi di balik pinggangnya. Anak itu menempelkan wajah ke bagian belakang kemeja miliknya sedang tangannya mencengram kuat.

Hyunsuk dan Yoshi lantas saling bertatapan, sama bingungnya dengan keadaan tersebut.

"Asahi, itu Hyunsuk Hyung." Yoshi berkata sambil berusaha menoleh ke arah sepupunya yang masih bersembunyi seperti anak kucing itu.

Asahi tak memberi jawaban, malah semakin mengeratkan cengramannya pada kemeja Yoshi.

Ia terlihat ketakutan.

"Asahi?" panggil Hyunsuk dengan lembut. Ia berusaha mendekat. Namun napas Asahi justru terdengar menderu. Anak itu semakin terlihat ketakutan.

Hati Hyunsuk kini terasa teremas.

"Sahi ...." Hyunsuk melirih. "Ini Hyung ..., aku Hyunsuk Hyung ...."

Adiknya yang masih betah bersembunyi itu tetap tak merespons. Hyunsuk pun kembali berjalan beberapa langkah sambil menatap tangan gemetar adiknya yang tak tertutup badan Yoshi.

"Kau takut pada Hyung?" Suara Hyunsuk tercekat. "Hyung tak akan menyakitimu, Sahi-ya. Hyung hanya ingin melihatmu."

Asahi tetap tak menjawab. Hyunsuk pun menarik napas dalam dan mengembuskannya. Berusaha untuk kembali bicara. "Kau marah pada Hyung? Kau boleh marah pada Hyung, tidak apa-apa, kau memang seharusnya marah. Kau juga boleh memukul Hyung kalau kau mau."

"Tapi biarkan Hyung melihatmu lagi. Kumohon ... Hyung hanya ingin melihat adik Hyung lagi ...," mohon Hyunsuk.

Kini dirinya sudah sangat dekat pada sang adik, tapi adiknya itu masih tak mau merespon.

Hyunsuk mulai putus asa. Hatinya sakit. Ia lebih memilih Asahi memaki-makinya daripada berembunyi darinya seperti ini. Apa anak itu sudah begitu marah hingga enggan untuk bertemu dengannya lagi? Apa Asahi benar-benar tak akan mau melihatnya lagi?

Tidak. Ia tak mau membiarkan itu terjadi.

Hyunsuk kini menghela napasnya, berusaha menguatkan hati untuk memanggil Asahi kembali.

"Asahi--"

"Maaf ...." Anak yang bersembunyi itu tiba-tiba membuka suara. Suaranya serak dan lirih. "Maaf ... Hyunsuk Hyung ...."

Hyunsuk membulatkan mata. Baik ia dan Yoshi kini hanya diam mendengarkan.

"Semuanya salahku ...."

Hyunsuk menggeleng. "Itu tak benar."

"Ibu Hyung meninggal karena ibuku ..., maafkan aku," sambung Asahi.

Hyunsuk kini tak lagi bisa menahan air matanya. Ia lantas berjalan ke samping tempat tidur sang adik dan menyentuh bagian kepala anak itu.

Sloth Bear | AsahiWhere stories live. Discover now