PROLOG

639 43 2
                                    

PROLOG

***

Nugi bangkit dan mendekati Iva.
"Gue ingin tanya sesuatu sama lo."

Iva mengangkat alisnya. "Apa?"
Ia menyerahkan segelas susu cokelat yang dibuatnya itu pada Nugi, yang langsung diminum olehnya.

"Lo ... bakal balikan sama Juna?"

Iva agak terkejut dengan pertanyaan itu.
"G–gue belum tahu."

Nugi terdiam sejenak.

"Menurut lo, soal perjodohan gue sama Kayla, apa yang harus gue lakuin?"

"Gue 'kan gak tahu perasaan lo, tapi ada baiknya lo coba dulu, nanti kalau lo merasa gak menemukan ketertarikan, lo bisa mengakhirinya. Ya 'kan?"

Apa yang gue bilang barusan? Kenapa gue malah nyuruh Nugi menerima perjodohan itu sih? Please jangan terima, Gi!

"Udah ada seseorang di hati gue." Ucap Nugi.

"O–oh ya? Cewek lo yang di London?"

Nugi menggeleng dan tersenyum pahit. Ia terlihat cemas akan sesuatu.

Lelaki itu melangkah mendekati Iva, mengambil tangannya dan mengelus dengan ibu jarinya, lalu sebelah tangannya yang lain merapikan rambut dan menyelipkannya ke belakang kuping wanita itu.

"Bukan." Lirihnya.
Suaranya terdengar memberat.

Iva mematung. Sentuhan Nugi di tangan dan pipinya terasa sangat lembut dan memberikan sebuah sengatan kecil pada tubuhnya. Dadanya kembali berdegup kencang.

Keduanya bertatapan dan ia tak mengerti arti tatapan yang sahabatnya berikan padanya. Ia lagi-lagi tersihir ke dalam pesonanya.

Nugi kini menggigit bibir bawahnya, lalu memajukan wajahnya.
"Lo sadar gak, kalau gue maju sedikit lagi aja, bibir gue akan menyentuh bibir lo. Maka selanjutnya, kita gak akan bisa terus jadi sahabat biasa lagi kayak sebelumnya. Apa lo masih bisa menerimanya?"

Iva menelan salivanya. Jangankan menjawab, bernafas pun terasa sulit. Dadanya berdegup semakin kencang.
Ia merasa telinganya seperti hanya mendengar debaran jantungnya yang menggema di kupingnya dan ucapan yang keluar dari bibir tipis di hadapannya.

"Boleh?" Tanyanya menunggu persetujuan sebelum bergerak lebih jauh.

Otaknya tak dapat berpikir apapun. Ia tenggelam dalam tatapan yang lelaki itu berikan tepat ke matanya. Ia bahkan seolah lupa akan namanya sendiri.

Iva kemudian mengangguk walau agak ragu.

Nugi memajukan wajahnya, ia melihat Iva mulai terpejam saat mendekatkan wajahnya, lalu menyentuhkan bibirnya pada bibir wanita itu.

Akhirnya, ia benar-benar menciumnya, bibir yang ia idamkan itu. Momen yang diharapkannya akan terjadi sejak beberapa bulan terakhir.

Ia mengecupnya sekitar tiga detik, lalu melepasnya.

"S-sorry gue—"

Namun ia tak dapat menyelesaikan kalimatnya, karena Iva menariknya agar dapat menciumnya.

Awalnya ia terkejut, namun saat wanita itu menarik tengkuknya, ia memejamkan matanya. Ia memainkan bibirnya yang kemudian dibalas oleh Iva.

Iva mengeratkan pegangannya pada kaus Nugi. Ia sangat menikmati ciuman lembut yang diberikan lelaki yang berstatus sebagai sahabatnya itu. Ia blank, tak ingat apapun. Ia membiarkan tubuhnya yang mengambil alih gerakannya.

Wangi shampoo, sabun mandi dan parfum Nugi yang beraroma perpaduan lemon, mint dan jeruk itu membuatnya semakin terlarut dalam permainan lelaki itu di bibirnya.

Debaran di dada dan sesuatu yang menggelitik di sekitar perut keduanya pun seolah semakin membuatnya terbawa suasana.

Nugi mengeratkan pegangannya di tengkuk Iva demi memperdalam ciumannya, lalu menurunkan tangannya ke pinggang, dan menariknya mendekat dengan posesif.

Sentuhan Nugi padanya membuat dirinya semakin tak sadarkan diri.

Keduanya melepas tautannya saat ponsel lelaki itu bergetar di atas meja. Ia semakin berdebar saat melihat bibir tipis di hadapannya itu terlihat basah.

"Apa lo masih yakin dengan jawaban lo tadi, Va?" Tanya Nugi setelah selesai mengangkat telepon dari papanya.

Iva mengangguk walaupun agak ragu. Ia tak tahu 'jawaban' apa yang dimaksud Nugi. "Y-ya...."

Lelaki itu menatap Iva tak percaya. Ia kesal dan tak menyangka jawaban itu yang akan diterimanya.

Bahkan setelah ciuman yang sebelumnya terjadi.

"Ok. I think I'll give it a shot. Perjodohan itu."

Iva membulatkan matanya.

*PROLOG END*

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

A/N (Catatan penulis) :

Hai, guys. Ini cerita pertamaku.
Rencananya akan dibuat beberapa buku untuk kisah perjalanan hubungan dan kehidupan Nugi dan Iva ini.

Soal update, aku usahakan dalam seminggu dua kali. Tapi, kalau ada kondisi darurat, dan aku belum bisa update sesuai jadwal, maaf ya.

Semua cerita yang ada di buku ini murni imajinasiku sepenuhnya, cuma gambar-gambar yang aku sertakan di cerita ini adalah milik sumbernya. Apabila ada kesamaan nama tokoh, instansi, atau tempat, itu murni kebetulan. Tak ada sedikitpun tujuan untuk memberikan dampak buruk atau plagiasi.

Sebenarnya ini bukan 100% fan fiksi, karena hanya visual, sifat umum dan beberapa kesukaan dari tokoh yang menginspirasiku untuk dimasukkan dalam buku ini. Sisanya aku buat sesuai imajinasiku.

Untuk tokoh-tokoh lainnya, aku ambil dari para favoritku. Semoga kalian suka.
Tapi kalau kalian kurang suka, gak apa, abaikan aja, fokus pada alur ceritanya. Oke?

Mohon maaf apabila ada beberapa kesalahan menulis, ejaan, atau tata bahasa yang semi-baku dan sedikit terselip bahasa asing.
Sebisa mungkin aku edit secepatnya kalau ada kesalahan dalam tata bahasa penulisannya.

Semoga kalian menikmati ceritanya, ya!
Jangan lupa klik gambar bintang di ujung kiri bawah (vote) untuk apresiasinya, dan tambahkan ke perpustakaanmu untuk pemberitahuan update selanjutnya. 🌟🌟🌟🌟🌟

Siap untuk jatuh cinta?

💜❤💜❤💜❤

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Terinspirasi dari : Min Yoongi, sang pecinta basket

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terinspirasi dari : Min Yoongi, sang pecinta basket.

THE LOST BOY [ COMPLETED ✅ ]Where stories live. Discover now