CHAPTER 11

139 31 1
                                    


CINEMA


"Nugi, gue mau ngomong sama lo!"

***

"Apa?" Tanya Nugi mengalihkan pandangannya.

"Ikut gue!" Fajri keluar UKS. Nugi menutup pintu dan mengikutinya ke lantai dua, lorong paling sepi dekat laboratorium Kimia.

"Lo mau ngomong apa?" Tanya Nugi agak ketus.

"Lo bilang ke siapa aja kemarin lihat gue sama Reya?" Tanya Fajri agak berbisik.
Nugi mendengus pelan.

"Lihat kalian ngapain? Olahraga mantap di gudang?"

"Anjrit!" Fajri memalingkan wajahnya yang merona. "Lo gak bilang siapa-siapa, 'kan?"

"Iya. Tenang aja." Ucap Nugi sambil bersandar pada tembok dan memasukkan tangan ke saku jeans-nya. Ya, ia mengenakan kaus warna abu dan kemeja flanel, jeans hitam dan sneakers hitam.

"Rahasia, ya, awas." Pinta Fajri.

Nugi tertawa sinis, "Lo pikir gue cowok tukang gosip?"

Fajri mengangguk, lalu mulai melangkah kembali ke UKS.

"Oke, deh. Aman. Thanks. By the way, lo kemarin nyari siapa?" Tanyanya sambil berjalan kembali dari lorong tersebut.

Nugi mengusap tengkuknya. "Ya ... ada lah. Orang."

"Ya siapa?"

"Udah lah, gak usah dibahas."

"Iva, ya?" Tanya Fajri menebak.

Nugi refleks menghentikan langkahnya.

"Oh? Jadi benar Iva?"

"Kok lo tahu?" Nugi menoleh, menatap Fajri dengan tajam.

"Kemarin, gue lihat lo marahin Iva di lorong kantin. Lo keliatannya khawatir gitu. Jadi, ya gue simpulkan yang lo cari si Iva."

"Sial." Gerutu Nugi pada dirinya, lalu kembali memasukkan tangannya ke saku dan kembali berjalan.

"Kalian jadian?"

"Enggak. Dia udah ada cowok."

"Kalau dia single?"

"Gak."

"Terus kok lo segitunya khawatir? Nugi yang gue tahu gak peduli orang lain."

Nugi menghela nafas. "Gue kasihan aja, dia dilecehkan anak bola pas gue kebetulan lagi istirahat di UKS karena sakit kepala."

Fajri terkejut mendengarnya.

Iva? Seorang Iva yang pacarnya Juna, yang gak pernah komplain kasih gue sama anak-anak lain jawaban pas ulangan atau ujian, Iva yang itu? Kena pelecehan?
Tapi kok ... dia kelihatannya baik-baik aja?

"Eh? Serius? Siapa yang lecehin dia, Gi?"

"Oji sama dua temannya."

"Oji? Oji anak IPA? Oji anak sepak bola?!"

Nugi mengangguk.

"Brengsek memang si Oji. Dia dari dulu gitu. Gak bisa lihat cewek sendirian, sibuk dia." Fajri menghela nafasnya. "Ya baguslah kalau lo jagain dia. Dia kelihatannya sering dicuekin cowoknya. Buat apa punya cowok kalau sibuk mulu. Perhatian sama jagain ceweknya aja gak bisa."

Nugi terdiam. Tak menjawab apapun.

Kedua lelaki itu masuk ke UKS dan Iva sudah berada di sana.

THE LOST BOY [ COMPLETED ✅ ]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz