CHAPTER 30

139 31 10
                                    


☆EX-PLANATION☆

***

Iva dan Nugi sering menghabiskan waktu bersama akhir-akhir ini. Ke mall, makan, nonton, atau sekadar belajar bersama di rumah Iva.

Seperti hari ini, keduanya selesai bermain escape room game. Iva melihat photo booth yang menarik dan ingin mencoba berfoto di sana.

Ia menarik lengan Nugi. "Gi. Ke situ yuk?" Ia menunjuk tempat yang ia maksud.

Lelaki itu mengernyit. "Gak salah? 'Kan ada HP kalau mau foto."

Iva cemberut karena kesal. "Gak seru ah!"

Melihat wanita yang bersamanya itu kesal, ia menghela nafas. "Oke. Ayo ke sana."

Saat itu juga, senyum mengembang di bibir Iva.

Setelah membayar, keduanya berpose beberapa kali. Selesai berfoto dan mencetaknya, mereka membagi fotonya.

"Jangan dibuang. Kalau lo gak suka, cukup umpetin di dalam buku yang jarang lo baca." Pesan Iva.

"Iya. Oke." Jawab Nugi dan memasukkan foto itu ke dalam dompetnya.

Saat itu Iva dan Nugi sedang menikmati es krim sambil berkeliling melihat-lihat. Keduanya lalu memasuki salah satu tempat makan dan mengambil tempat duduk.

"Di sini ada makanan kesukaan Reno. Dulu gue sama Reyhan sering disuruh beliin." Ucap Nugi.

"Sebelum dia berubah?"

Nugi mengangguk, lalu memesan makanan dan menyantap makanan mereka segera setelah pelayan mengantarnya.

*

Selesai makan, keduanya tak langsung pulang dan mengobrol di sana.

Beberapa orang tiba-tiba menghampiri mereka beberapa saat setelah selesai makan.

"Wah, ada yang lagi asik nge-date nih. Udah turun derajat, ngajak cewek lo makan di tempat begini? Yang berkelas dong ngajaknya." Ternyata itu Reno, dan dua teman lelakinya.

Nugi hanya terdiam. Reno menoleh dan mengenali sosok wanita yang duduk di hadapan mantan sahabatnya itu, "Eh, lo 'kan yang di pesta itu ya? Kok masih mau sama si Nugi sih? Mending sama gue. Dijamin, lo bakal senang gue ajakin ke tempat-tempat mewah." Ucap Reno sambil memegang tangan Iva dan mengusapnya.

Nugi menatapnya tajam. Amarah mulai muncul dalam dadanya, namun Reno adalah orang paling terakhir yang ia ingin ajak berdebat di muka bumi ini.

Lelaki dengan wajah congkak sekaligus humoris itu termasuk dalam kalangan elit, bahkan kekayaan keluarganya jauh melebihi keluarga Nugi maupun Bima. Dan sifatnya yang selalu 'playing victim' itu membuat setiap permasalahan menjadi semakin rumit. Ia dapat dengan mudah menghasut siapapun untuk membenci orang yang dibencinya.

Iva pun berdiri dan melepas genggaman Reno. "Lo mau ajak gue kemana?" Tanya Iva melipat kedua lengannya di depan dada, berusaha terlihat mengintimidasi, walaupun kakinya gemetar luar biasa.

"Ke mana aja lo mau, gue akan bawa lo. Makanya, jangan mau sama si Nugi. Dia udah gak ada duitnya. Bokapnya aja cuekin dia. Apalagi dia sifatnya ih, ngeri. Sok pendiam padahal ....."

Belum selesai Reno bicara, Iva menebaknya, "Suka menghasut orang?"

Reno menjentikkan jarinya dan melirik Nugi yang kini memegang erat garpu hingga buku-buku jarinya terlihat memutih. Matanya melihat tajam ke arahnya, terlihat sangat menahan amarahnya. Namun reaksi tersebut adalah hal yang paling dinantikan Reno sejak awal ia memulai perlakuan bully-nya pada Nugi. Bertahun-tahun silam, ia memperlakukan Nugi dengan berbagai cara yang buruk, namun ekspresi mantan sahabatnya itu hanya datar dan pasrah, tak pernah terlihat semarah saat ini.

THE LOST BOY [ COMPLETED ✅ ]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن