CHAPTER 31

127 33 10
                                    


REVEAL THE TRUTH

***

Iva berjuang mati-matian agar bertahan hingga pulang sekolah. Ia menahan rasa sakit di perut dan lemas tubuhnya dikarenakan datang bulan hari pertama.

Keringat banyak muncul di dahinya dan wajahnya pucat. Nugi, Myta dan Bima cemas bukan main. Untunglah hari itu Jum'at, sehingga jam sekolah berlangsung singkat.

Saat bel pulang sekolah berbunyi, Nugi langsung menawarkan diri mengantar Iva pulang.

Ia mendudukkan Iva di kursi penumpang mobilnya dan menurunkan sandaran kursinya sehingga Iva dapat setengah berbaring.

"Tunggu di sini sama Myta juga Bima. Gue izin sama Vio dulu soal latihan hari ini." Pinta Nugi.

Iva pun mengangguk dan memejamkan matanya. Ia langsung berlari menuju ke dalam sekolah.

"Va … maaf gue gak bisa temenin lo di rumah. Nyokap minta tolong gue antar berkas yang ketinggalan. Gue pergi sama Dio." Ucap Myta terlihat merasa bersalah.

"Iya, Va. Gue juga. Gue gak bisa soalnya bokap minta gue ketemu relasi bisnisnya. Ada makan siang bareng satu jam lagi dan entah bakal berlanjut sampai jam berapa. Tapi kalau selesai cepat, gue bakal langsung ke rumah lo, oke?" Bima kini berucap.

"Gak apa-apa, santai aja, ada Nugi kok." Jawab Iva sambil memaksakan senyum.

*

"Gak ada siapa-siapa?" Tanya Nugi mengedarkan pandangannya ke dalam rumah.

Iva mengangguk. "Ayah kerja, pulang sekitar jam delapan malam kalau gak ada lembur. Bunda pergi ke Sukabumi dari kemarin, karena nenek gue sakit. Kak Adil kuliah, biasanya pulang sore, kadang malam. Kalau Faya harusnya sih udah pulang … kayaknya dia main dulu karena dia pikir gue ngurus mading sampai sore dan dia gak mau sendirian di rumah."
Nugi mengangguk dan mendudukkan Iva di sofa.

"Lo belum makan, 'kan? Ada obat yang lo biasa minum untuk pereda nyerinya?"

"Gue tadi gak selera makan apapun, Gi. Perut gue sakit banget. Kalau obat sih ada di kamar."

"Gue bikinin makanan, ya? Atau lo mau beli makanan di luar? Gue pesan via kurir."

Iva menggeleng. "Gue pengen masakan lo aja."

Nugi tertawa. "Lo mau makan apa?"

"Apapun, terserah." Jawab Iva mencoba tersenyum. Ia merasa tersentuh melihat kebaikan dan perhatian Nugi seharian ini.

Bahkan sejak awal ia menginjakkan kakinya ke kelas dan terlihat pucat, lelaki itu terus menerus menyarankannya untuk pulang atau ke UKS.

Seandainya tak ada dua ujian pada mata pelajaran hari ini, ia mungkin akan memilih tak masuk sekolah

*

Nugi kembali ke sofa dengan membawakan sepiring nasi dan ayam bumbu mentega serta semangkuk sop sayur dan segelas air putih.

"Gue bingung masak apa." Ucap Nugi.

"Lo juga harus makan, Gi."

"Oke."

Ponsel Iva bergetar. Ia melihat siapa yang meneleponnya, ternyata Azka. Nugi pun menghela nafas dan pergi ke dapur untuk mengambil makanannya sendiri.

THE LOST BOY [ COMPLETED ✅ ]Where stories live. Discover now