CHAPTER 7

154 33 3
                                    

☆PARTNER


Jadi yang ngasih gue sebotol air putih dingin pas gue lagi tidur itu ... Nugi? Yang Bu Diah bilang 'pacar gue' itu … Nugi?

***

Iva pun melamun di balik pintu. Setelah sepuluh detik, ia mengetuk pintu dan masuk. Namun wajah Nugi yang dilihatnya adalah respon yang sinis sambil mengernyit.

"Lo ngapain ke sini lagi?"

"Uh … di kelas sendirian agak seram, kalau ke lapangan lagi ntar disuruh olahraga. Gue malas." Iva nyengir, menutupi kecanggungannya.

"Tangan kamu terkilir, sekitar satu atau dua minggu udah gak akan sakit lagi, asal hindari mengangkat beban berat, juga aktivitas berat. Lebih baik istirahat dulu dari basket." Ucap Bu Diah pada Nugi.

Lelaki itu terlihat kecewa. "Makasih, Bu." Jawabnya sambil menatap balutan perban elastis di pergelangan tangan kirinya lalu berdiri mengambil seragam gantinya, melewati Iva begitu saja.

"Bu, makasih, ya." Iva lalu keluar menyusul Nugi.

"Lo mau ikut gue ganti baju ke toilet?" Tanya Nugi sinis, menoleh sedikit ke arah Iva yang mengikutinya.

"Enggak. Cuma mau ke kelas, kok!" Tukas Iva.

"Hmm." Di depan toilet Nugi berbelok hendak masuk ke dalam toilet pria.

Namun langkahnya terhenti saat Iva menarik pelan seragamnya dari belakang.

"Ada apa lagi?" Ia memutar tubuhnya, menatap Iva yang menunduk.

"G–gue minta maaf. Gue beneran minta maaf, Gi." Ucap Iva sambil menunduk. "Gara-gara gue ... lo jadi harus rehat main basket."

Nugi mengernyitkan alisnya. Ia mendengar suara Iva mulai bergetar. Ia kemudian menghela nafasnya.

"Udah gak usah dibahas. Ke kelas sana!" Titah Nugi. Iva pun langsung meninggalkannya di sana.

Apa yang gue lakuin, sih? Badan gue refleks nolong cewek itu dan bikin diri gue sendiri luka. Apa gue mulai sinting?! 

***

Keesokan harinya.

Nugi tak ke kantin saat jam istirahat. Malas berdesakan di sana, tangannya pun masih seringkali sakit. Ia tak dapat berlatih basket, juga terpaksa mundur dari pertandingan hingga lengannya benar-benar pulih.

Alhasil, Nugi sering bad mood, dan itu dilampiaskan pada Iva yang menurutnya penyebab semua ini.

"Lo harus bawain gue bekal tiap hari! Gue jadi gak bisa ke kantin gara-gara tangan gue ini!" Ucap Nugi dengan tegas meminta pertanggung jawaban.

Iva memainkan jemarinya karena gelisah. Ia bingung, takut, dan merasa bersalah.

"I–iya. Ini bekal gue masih ada, kok. Nanti siang gue beliin makan ke kantin." Iva mengambil bekal di tasnya dan menyerahkannya pada Nugi.

"Gue gak pernah makan di jam istirahat kedua." Nugi mengambil bekal Iva dan membuka tutupnya.

"Gue ke kantin dulu, ya. Udah ditungguin Juna." Iva pun keluar kelas dan meninggalkan Nugi.

Huh, dia mulai menunjukkan tanduknya. Nyebelin! Pikir Iva.

*

Keesokan harinya.

Nugi tak makan bekal Iva saat jam istirahat, maka Iva pun memakannya.
Hari ini Juna tak sekolah, karena dispensasi karena mengikuti pertandingan di jam sekolah.

THE LOST BOY [ COMPLETED ✅ ]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن