CHAPTER 12

131 30 0
                                    

YOU AND ME


"Lo dari kapan di situ?!"

***

"Udah agak lama, dengerin lo main piano tadi. Kenapa lo jadi atlet basket? Kenapa gak jadi pianis? Permainan piano lo bagus, bikin penonton terlarut dalam perasaan yang lo mainkan melalui tuts-tuts itu." Iva tersenyum, tak beranjak dari kursi yang ia duduki.

Nugi pun merasakan lagi hangat menjalar di pipinya.

Lagi-lagi! Ia menolehkan wajahnya agar tak terlihat oleh Iva.

"Gue ini teman lo, 'kan? Gak usah sembunyikan ekspresi lo, kalau mau senyum, ya senyum aja. Mau ketawa, ya ketawa aja. Mau marah atau nangis, ya lakuin aja. Gue gak akan nilai lo jelek tentang apapun cerita hidup lo. Lo orang baik, dan hal tersebut akan selalu jadi pegangan gue untuk terus jadi teman lo, Nugi."

"Stop saying such cheesy things." Nugi berkata demikian, namun ia tahu wajahnya sudah merah sekali. Ia senang mendengarnya.

"I mean it. Jangan takut atau merasa sendirian, I will be there for you. Just like you do to me."

"Kapan gue—" Nugi ingin mengelak, namun ia teringat saat ia beberapa kali menolong Iva.
Saat di pelajaran olahraga, dan UKS.

"Itu kebetulan." Sanggahnya.

"Sekalipun lo ada di ruangan yang sama dengan gue, lo selalu bisa memilih antara mengabaikan kondisi gue atau nolong gue. Dan berulang kali, lo nolong gue. Jangan ngelak!"

"Sial!" Erangnya pelan.

"Udah, kayak orang bego teleponan gini. Sini lo, makan." Iva tersenyum. Ia tak dapat melihat ekspresi Nugi karena lelaki itu membelakanginya.

Perlahan Nugi berdiri dan berjalan menuruni tangga panggung. Ia lalu duduk di dekat Iva.

"Mana bekal lo?!"

"Ey, jangan galak, Tuan." Iva tertawa menjahili Nugi yang menatapnya kesal namun lalu tersenyum.

"Mau jadi sahabat gue gak, Gi?" Tanya Iva.

Nugi agak tercengang awalnya. "Apaan, sih."

"Ayolah, kita dekat akhir-akhir ini. Gue tahu lo juga nyaman dekat gue."

Nugi terdiam.

"Ayolah, kita jadi sahabat. Ya?"

"Apa itu sahabat?" Tanya Nugi tiba-tiba. Ia teringat akan Reno dan kebersamaan mereka sejak kecil yang berujung pada pengkhianatan. "Gue gak butuh sahabat."

"Gi, setidaknya coba dulu sahabatan sama gue." Pinta Iva.

Gue cuma takut kehilangan orang yang berharga lagi di hidup gue, kayak Reno.

Iva tahu Nugi sedang teringat pada sahabatnya yang diceritakan Bima. Ia tahu lelaki itu takut memulai persahabatan, karena takut dikhianati lagi.

"Gi, apapun yang terjadi nanti. Orang-orang menilai buruk, adu domba kita, tapi kita harus baikan lagi, apapun yang terjadi nanti. Gue yakin kita akan jadi sahabat yang saling mengisi dan mengerti, bukan cuma sekedar status."

Nugi masih terdiam. Kali ini ia menatap Iva yang terlihat sangat tulus menawarinya persahabatan. Namun hatinya masih terlalu takut....

Iva menyerahkan kotak bekalnya.

"Kalau lo makan ini, berarti lo terima kita jadi sahabat." Ucap Iva agak takut.

Ia pun mengeluarkan empat buah jeruk mandarin kesukaan Nugi dan menyimpannya di atas kotak bekal yang telah diterima lelaki itu.

THE LOST BOY [ COMPLETED ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang