CHAPTER 17

139 30 2
                                    

LOSING HIM


***

Nugi kembali lagi menjadi Nugi yang sebelumnya. Cuek, dan dingin. Ia pun tak pernah lagi mendatangi UKS untuk menemani Iva. Juga tak menghubungi baik via chat ataupun telepon.

Di kelas, ia tak bisa bicara apapun karena Nugi selalu memasang earphone-nya tiap ada waktu bebas, seolah tak mengizinkannya bicara padanya.

Meskipun baru dekat beberapa bulan, Iva sangat merasa kehilangan. Tanpa ia sadari, lelaki yang memiliki tatapan tajam itu lebih banyak mengisi hari-hari dan menjaganya.

Bahkan lebih dari yang bisa Juna lakukan. Dan itu sangat berarti baginya.

Suatu hari, seminggu setelah kejadian di UKS bersama Juna, Iva tak tahan lagi saling berdiam dengan Nugi. Maka ia meminta bantuan Bima untuk kembali berbaikan dengannya.

*

Hari Minggu siang itu, Bima menelepon Iva.

"Halo, Bim."

"Va, Nugi lagi main basket di lapangan kompleks rumahnya. Kalau lo mau ketemu dan beresin masalah kalian, gue saranin lo sekarang ke sana, tunggu dia selesai main dan ajak dia ngobrol."

Iva gelisah. Ia ragu apakah Nugi akan mau bicara dengannya? Ia takut lelaki itu akan menolaknya.

"Tapi ...."

"Dicoba aja dulu, kalaupun Nugi nolak ngobrol sama lo, setidaknya lo udah berusaha, dan dia bisa lihat perjuangan lo."

Iva menghela nafasnya, "Iya, Bim. Gue coba."

"Gue kirim alamatnya via chat, ya!"

"Oke. Thanks, Bim."

Iva menerima kiriman alamat dari lokasi Nugi. Ia pun memesan ojek online.

*

Iva melihat sekelompok lelaki sedang bermain basket. Ia melihat Nugi dari kejauhan mengenakan sweater merah.

Ia pun mencari tempat duduk, dan melihat beberapa wanita sedang menonton. Mereka menatap Iva dan tersenyum.

"Nyari siapa?"

"Oh ... Nugi." Ucap Iva.

Tiga wanita yang berada di sana saling berpandangan dan tersenyum.
Iva pun mengernyit melihatnya. "Apa salah satu dari kalian pacarnya?" Tanya Iva agak gugup. "Kalau iya, gue minta maaf, gue cuma-"

"Relax, Darling. Dia belum pernah bawa cewek ke sini. Kita bahkan gak tahu suaranya dia selain kalau dia teriak oper bola di lapangan. Malah, kita kira lo ceweknya."

Iva menghela nafas lega, lalu tersenyum. "Oh, gue—"

"Iva?" Panggil Nugi, memotong ucapan Iva pada ketiga wanita di sana. Ia pun menoleh dan bangkit dari duduknya, menatap Nugi yang sudah berkeringat. "Lo kok bisa ke sini?"

"Gue dikasih tahu Bima."

"Pantas dia telepon gue tadi, nanyain gue lagi di mana. Sama siapa ke sini?" Tanya Nugi.

"Sama abang ojek online." Iva tersenyum.

Nugi mengangguk, lalu menjauh dari Iva dan mengambil handuknya.

"Dia langsung minta istirahat begitu lihat lo datang." Ucap wanita yang berada di dekat Iva.

Iva hanya tersenyum malu melihatnya. Ia memutuskan untuk mendekati Nugi.

THE LOST BOY [ COMPLETED ✅ ]Where stories live. Discover now