CHAPTER 20

146 32 5
                                    


THE PAST


"Lo pernah jadi korban bully?!"

***

Iva mengangguk lemah. Ia kembali teringat semua perlakuan mengerikan yang pernah ia rasakan.

"Kenapa? Karena apa?"

"Karena ... gue sama Juna."

"Juna tahu?"

Iva menggeleng. "Gue gak tahu, Juna tahu apa enggak, soalnya gue benar-benar gak bilang siapapun. Yang tahu cuma Myta sama orang-orang yang kebetulan lihat. Keluarga gue pun gak tahu." Ia mulai berkaca-kaca.

"Va ...." Nugi memasang raut wajah sedih. "Kok lo gak bilang siapapun?"

"Gue gak mau ngerepotin orang lain, dan gak mau orang lain ikutan sedih gara-gara gue."

"Lo pernah diapain aja?"

"Waktu SMP kelas 8, gue baru pindahan. Gue masih sedih karena bokap yang meninggal dan Bunda yang nikah lagi. Gue cenderung menyendiri dan gak mau berteman. Gue ketemu Juna waktu dia lagi sembunyi dari fans-fansnya, dan gue juga lagi sendirian, jadi gue sering bantuin dia sembunyi dari para fansnya. Sampai suatu hari, Juna nembak gue. Gue awalnya nolak, tapi karena Juna terus nunjukin di depan orang-orang kalau dia ngejar gue, kayak ... nyamperin gue ke kelas, ngajak pulang bareng, ngasih gue banyak kasih sayang, akhirnya gue terima dia.
Begitu fans Juna tahu gue resmi pacaran sama Juna, gue dikunci di toilet, baju seragam gue dibuang pas lagi olahraga, disiram air kotor lah, diceplokin telor lah, sepatu gue dibuang sebelah, seragam gue digunting, gak terhitung juga berapa kali gue dilabrak fans-nya. Ditendang, dipukul area punggung atau perut sampai pernah gak masuk sekolah seminggu gara-gara gue trauma.
Waktu itu Myta nengok ke rumah, dan gue jujur ke dia. Myta bukan fans Juna. Dia sering jagain gue dan gak jarang dia juga ikut kena bully karena belain gue. Juga banyak gosip jahat disebar sama fans Juna. Gue dukunin dia lah, gue udah pernah tidur sama Juna lah, paling parah pas seminggu gue gak masuk, gue disebut hamil dan melakukan aborsi. Tapi gue gak ladenin. Terus, setelah Juna lulus, gosipnya mereda. Mungkin karena sebagian udah lulus terus sebagian sibuk ngurus ujian kelulusan. Untungnya, yang masuk sekolah kita dari SMP gue cuma sedikit. Dan bukan fans Juna. Jadi, ya ... aman."

Iva mulai meneteskan air mata sambil menunduk dan memainkan jemarinya, ia terdiam tak bersuara setelahnya.

Nugi merengkuhnya, dan mengelus kepalanya. Ia sempat terkejut dengan tindakan teman sebangkunya itu, namun tak menolaknya.

"Jangan ingat-ingat masa lalu lo lagi. Buang jauh-jauh! Ya?"

"Iya." Jawab Iva dengan suara serak.

Wangi parfum Nugi yang segar dan wangi tubuhnya serta, suaranya yang sedikit serak dan rendah itu selalu menimbulkan efek yang membuatnya merasa nyaman, tenang dan aman.

"Makasih, Gi."

***

Sorenya di hari Jum'at itu, papa Nugi tiba di rumahnya. Mamanya pun ada di sana. Kala itu merupakan momen bersejarah karena sejak papa dan mamanya bercerai, ini pertama kali mereka bertemu lagi tanpa urusan hukum yang perlu membawa pengacara. Biasanya, sekalipun berkomunikasi, keduanya hanya melakukan chat atau telepon singkat untuk sesuatu yang diperlukan saja.
Nugi menggunakan kaus hitam, celana panjang rumahan abu-abu, dan slipper.

Pak Diaz Ariajaya, papa Nugi, turun dari mobil beserta asistennya, Alvi. Ia lalu memeluk Nugi singkat dan menepuk pundak Emily, mama Nugi. Bagaimanapun, rasa sayang papanya pada Nugi begitu besar, terutama mereka sangat dekat sebelum akhirnya bercerai dengan Emily.

THE LOST BOY [ COMPLETED ✅ ]Where stories live. Discover now