CHAPTER 9

144 32 1
                                    


WORRIES


***

Iva mengusap peluh di keningnya sambil berlari.

Gawat! Gue terlambat! Makinya dalam hati.

Nugi melewati larinya Iva dengan motornya di jalan raya dekat sekolah. Ia melihat wanita itu kesusahan dikejar waktu yang memburu sambil terus melihat jam.

Sekolah masih agak jauh, dia lari? Pikir Nugi.

Nugi melihat jam yang melingkari pergelangannya, masih lima menit lagi. Dengan motornya dia akan mudah sampai dalam dua menit saja, tapi Iva?
Nugi terus memajukan motornya perlahan hingga ia menghentikan motornya ke tepian. Melihat ke belakang dan menghela nafas berat.

Kenapa sih cewek itu terus bikin gue melakukan hal yang gue gak suka?!

Ia memutar motornya, dan berhenti di depan wanita itu.

"Naik!" Titah Nugi menunjuk ke kursi di belakangnya sambil memindahkan ranselnya ke depan.

Iva tercengang. Ikatan rambutnya sudah tak rapi lagi, dan seragamnya sudah kusut.

"Ayo buruan! Waktu sedikit lagi. Lo mau telat?!" Bentak Nugi.

Iva mengangguk dan langsung naik. Ia memacu motornya dua kali lebih cepat dari sebelumnya, membuat Iva mencengkram jaketnya di bagian pinggang. Iva melihat gerbang sekolah sedang ditarik hendak ditutup.

Iva komat-kamit berdoa dengan panik sambil terpejam. Lalu ia merasakan motor yang ditumpanginya berhenti lalu membuka mata dan mereka sudah berada di parkiran.

"Turun." Ucap Nugi tegas.

Iva segera turun dan merapikan seragamnya.

"Makas—" Baru saja ia hendak mengucapkan terima kasih, Nugi sudah memotong ucapannya.

"Gak gratis." Ucapnya sambil berlalu meninggalkan Iva dengan ransel tersampir di bahu kanannya, dan kedua tangan di saku jaketnya.

Iva mengejar Nugi. "Lo mau sesuatu?" Tanyanya.

"Hm." Jawab Nugi.

"Apa?" Iva menatap Nugi yang wajahnya masih ditutupi masker hitam.

"Bekal lo. Buat gue." Jawab Nugi enteng, tanpa menatap Iva.

"Oh ... bekal. Boleh." Iva mengedepankan tasnya dan membuka ritsletingnya.

"Nanti aja pulang sekolah. Gue ke UKS sambil kerja kelompok." Ucap Nugi lalu mempercepat langkahnya meninggalkan Iva.

*

Iva masuk UKS pukul 14.15 siang, Bu Diah segera pergi setelah ia datang.

Hari ini Kamis, tak ada kegiatan ekskul mading namun Iva tetap membuat hiasan untuk esoknya ia tempelkan.

Pukul setengah tiga sore, Nugi datang dengan mengetuk pintu dua kali. Walaupun pintu terbuka, ia enggan asal masuk.

Iva yang sedang menulis di meja makan pasien menengadah melihatnya.

"Hai, Gi." Iva kembali ke pekerjaannya.

"Perut gue sakit. Lapar." Ucap Nugi masih berdiri dekat pintu.

Iva menepuk keningnya. "Astaga! Lupa, gue punya hutang sama lo! Bentar. Duduk dulu, Gi. Bebas duduk dimana." Ucap Iva.

Lelaki itu duduk di kasur nomor empat, kasur pojok sebelah kanan. Ia menutup semua tirai sekitar kasur tersebut lalu bersandar. Iva pun datang membawa meja makan pasien dan kotak makannya yang berwarna maroon.

THE LOST BOY [ COMPLETED ✅ ]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum