CHAPTER 27

122 29 11
                                    


HEARTBEAT☆

***

"Hai, Va." Iva menengok untuk melihat siapa yang menyapanya, ternyata Azka.

"Hai!" Jawabnya sambil membereskan alat tulis yang ia gunakan untuk menghias mading. Saat itu hari Sabtu, waktunya Iva menyelesaikan pergantian mading mingguannya.

"Lagi sibuk, ya?"

"Sekarang nggak, kok. Kenapa?"

Azka lalu membantunya membereskan peralatan. "Mau ngajak ke kantin, barangkali lo haus."

Iva tersenyum, akhirnya ia siap pergi dari sana. "Boleh, yuk."

Keduanya ke kantin sambil berbincang, sesekali tertawa bercanda. Nugi melihatnya dari lapangan karena sedang ada jadwal latihan. Ia seketika berhenti dan memperhatikan keduanya hingga menghilang berbelok ke kantin.

Hatinya terasa sedikit kesal, namun entah mengapa. Padahal ia tak pernah sampai kesal apalagi sakit hati apabila melihat Iva dan Juna maupun Bima. Tapi pemandangan itu lumayan mengganggunya.

***

Nugi kembali dingin dan ketus pada Iva akhir-akhir ini. Setiap Iva mengajaknya kemanapun, ia selalu menolak dengan dingin. Bahkan sekedar ke kantin saat jam istirahat pun, Nugi langsung pergi, tapi batang hidungnya tak terlihat di kantin. Ia sempat menduga, lelaki itu sering berdiam di ruangan ekskulnya, entah sedang apa. 

Di kelas pun, Nugi tak mau mengobrol dan hanya menjawab seperlunya saja.

Iva bingung dan seringkali bertanya kenapa ia berubah, namun tak menemukan jawabannya.

***

Pelajaran terakhir hari itu adalah Sejarah, dan Nugi tak masuk kelas, entah kemana.

Saat guru sedang absen, Iva beralasan bahwa teman sebangkunya itu sedang ke UKS karena diare. Pak Danang, guru Sejarah, hanya mengiyakannya.

Saat disuruh mengerjakan tugas setelah selesai menjelaskan materi, Iva meminta izin ke toilet padahal ia mencari Nugi ke tempat yang ia curigai biasa digunakan lelaki itu untuk menyendiri belakangan ini, ruangan ekskul basketnya.

Benar saja, Nugi sedang duduk di kursi yang ada di sana sambil memainkan ponselnya.

"Heh, bolos lo?" Ia mengagetkan Nugi dengan menyembulkan kepalanya lewat jendela, lelaki itu langsung terperanjat.

"Lo bolos juga?!" Nugi membuka pintu dan keluar selangkah, celingukan melihat sekitar. Aman. Bahkan Bu Diah tak ada di UKS, sehingga tak melihat Iva.

"Enggak, gue izin ke toilet. Tadi pas absen, gue bilang lo ke UKS karena diare." Iva terkekeh dan melangkah masuk ke ruangan ekskul basket itu.

"Hmm." Nugi kembali mengintip keluar lagi, takut apabila ada yang datang.

Muncul seseorang berbelok di ujung  lorong sebelah kiri, entah siapa. Nugi segera menutup pintu.

"Gi, lo kok jauhin gue sih? Lo nolak terus kalau—"

Nugi menarik Iva masuk ke ruangan lain yang ada di sana, ruangan kecil untuk menyimpan bola-bola dan peralatan lainnya.

"Gi!" Iva berbisik tanpa sadar karena Nugi terlihat panik.

Suara langkah kian mendekat. 

"Sst! Ada yang datang!" Nugi berbisik dan langsung menarik Iva masuk ke belakang tembok, samping lemari berukuran agak besar yang berada di dalam ruangan itu. Ia pun terkejut, namun ia mengikutinya yang bersembunyi di samping lemari dua pintu itu. 

THE LOST BOY [ COMPLETED ✅ ]Where stories live. Discover now