CHAPTER 18

135 30 0
                                    


THE TRUTH BENEATH


***

Jam menunjukkan pukul 10 malam saat Nugi bersiap-siap pergi ke Louis. Pukul setengah 11, ia berangkat.

Nugi mudah saja masuk ke Louis, karena memiliki membership di tempat itu, berkat bantuan teman lamanya, Jeje, yang membuatkan untuknya, dengan menggunakan ID palsu beberapa tahun silam.

Ia menemukan Jeje di bar. Seorang lelaki bertubuh cukup atlet dengan gaya maskulin, berkulit sawo matang dan rambut gaya undercut berwarna cokelat dengan kharisma bad boy yang selalu menyertainya.

"Boy! Wah ... udah lama, ya." Mereka berpelukan singkat.

"Gimana soal cewek yang gue tanya via chat? Cewek ini, udah punya cowok?"

"Kenapa, sih? Lo naksir? Udah berbulan-bulan gak ketemu, malah nanyain cewek. Dasar, gak berubah, ya? Selalu gak bisa basa-basi. Wiski?" Jeje menepuk pundak Nugi dan mengajaknya ke sebuah meja bersofa seberang bar dengan segelas wiski.

"Sorry. Tapi ada sesuatu yang lagi gue cari tahu soal dia. Dan ini penting." Ucap Nugi meminum segelas wiski yang dibawakan temannya itu.

Jeje mengusap rambut halus di sekitar dagunya. "Udah sih kayaknya. Ada satu cowok sering temenin dia di sini. Terutama malam minggu. Baru dua bulanan ini sih."

"Orangnya tinggi?" Nugi menanyakan.

"Iya. Tapi di sini rata-rata sih gitu ciri-cirinya. Punya fotonya?"

Nugi lalu menelepon Bima. "Kirimin gue foto si Juna. Sekarang, ya." Ia lalu menutup teleponnya.

Tak lama, foto Juna pun dikirim Bima via chat. Nugi memperlihatkannya pada Jeje.

"Yang ini, cowoknya dia?"

"Iya sih, benar cowok ini." Ucap Jeje sambil menunjuk gambar yang dikirim Bima.

"Mereka kayak pacaran atau temenan biasa?"

"Mesra, sih. Orang beberapa kali ciuman juga. Masa iya temenan doang? Kalo partner seks sih mungkin." Ucap Jeje sambil nyengir. "Nah, itu mereka datang." Jeje menunjuk dengan menggunakan dagu nya ke arah pintu masuk yang berjarak agak jauh dari mereka.

Nugi berbalik dan melihatnya. Benar saja, itu Juna. Mereka datang sambil saling merangkul dan mengobrol sambil sesekali tertawa. Nugi segera mengambil foto keduanya diam-diam.

"Sahabat gue pacarnya Juna, cowok yang tadi datang sama cewek itu. Mereka udah 3 tahun pacaran. Kemarin, dia nemuin cewek itu DM ke cowoknya. Dan mereka berantem, tapi gak putus. Cowoknya bilang dia gak kenal cewek itu, dan marah karena dituduh selingkuh terus ngajak break. Makanya gue cari tahu. Dan kalau benar mereka pacaran, tolong fotoin atau videoin mereka lagi mesra. Biar sahabat gue ada bukti untuk minta putus. Lo bisa bantu?"

Jeje terlihat berpikir. "Tapi apa lo bisa bantu gue lagi di bar? Just like the old times."

Nugi mengangguk. "Kabarin gue kalau lo butuh gue nanti. By the way, kirim ke gue foto sama video mereka, ya." Ucapnya sambil menepuk pundak Jeje, lalu pamit pergi.

***

Beberapa hari kedepan, Jeje menepati janjinya. Ia mengirim foto-foto Juna dan Yena dengan lebih jelas. Berpelukan, bahkan berciuman. Nugi mengirimkannya ke Bima.

Bima pun sama bingungnya dengan Nugi. Apakah ia harus memberitahu Iva soal foto-foto yang dikirim Nugi atau tidak? Tentunya dengan merahasiakan identitas Nugi dan Jeje, karena ia bersikeras tak ingin ketahuan ikut membantu. Bima bimbang sampai seminggu lamanya.

THE LOST BOY [ COMPLETED ✅ ]Where stories live. Discover now