CHAPTER 10

161 31 3
                                    

WHERE'S SHE?!


"Lo tahu cewek yang sekarang jadi penjaga UKS tiap habis pulang sekolah?"
Mario mengangguk.
"Awasi dia. Kalau ada cowok yang ke sana, lo pantau."

***

Mario mengernyit. "Gue ngapain masuk ke sana?"

"Ya minta obat, atau apa lah. Dan jangan pergi sampai cowok yang bikin dia kesulitan pergi."

"Kalau dia ada masalah, lo bantu sebisa mungkin. Kalau gak bisa lo handle, telepon gue."

"Oke." Jawab Mario.

"Ini rahasia. Lo gak boleh bilang siapapun kalau ini permintaan gue. Kalau anak basket nanyain, bilang aja kita ada bisnis jual beli item game. Paham?"

"Siap!" Mario memberi hormat pada Nugi, lalu mereka bertukar nomor ponsel.

"Hmm, Bang. Boleh gue tahu dia siapanya lo? Kalau gak salah, dia udah punya pacar."

Nugi menatap Mario dan terdiam sesaat. "Cowoknya terlalu sibuk, gak bisa jagain dia."

"Kok lo yang jagain dia?"

Nugi memalingkan pandangannya. "Udah, jangan banyak tanya! Pokoknya, ingat permintaan gue. Gue pergi dulu."

*

Sorak sorai penonton memenuhi lapangan SMA Karya, lawan tanding basket tim Nugi. Pertandingan sisa lima menit tetapi lelaki berseragam basket hitam-merah itu tak henti gelisah sejak awal pertandingan. Ia terus menerus melihat timer dan menghela nafas panjang. 

Kenapa pertandingan kok lama banget? Sial. Rutuk Nugi dalam hati.

Rasa gelisah tak membuat Nugi hilang konsentrasi. Ia tetap menembakkan bola dan bermain dengan baik. Dan pertandingan ditutup dengan kemenangan di pihak tim Nugi.

Semua pemain mendaratkan bokong di kursi sisi lapangan. Nugi mengelap keringat dan minum air dari botol minuman yang dibawanya. Ia mengecek ponselnya, berjaga apabila Mario menghubunginya, namun nihil.

"Lo kenapa? Lagi ada masalah?" Tanya Vio menepuk pundak Nugi.

Nugi menggeleng. "Gak ada."

"Gue perhatiin dari tadi lo gelisah dan terus lihat timer. Ada apa?" Vio masih berusaha mencari tahu. "Siapa tahu gue bisa bantu."

"Gue gak kenapa-napa."

"Ada sesuatu yang lo khawatirin?" Tanya Vio lagi.
Nugi terdiam.

Merasa tak mendapat jawaban, Vio menepuk pundak Nugi lagi. "Jangan lupa, habis ini kita makan-makan satu tim, ya."

Nugi bangkit dari duduknya. "Sorry gue gak bisa ikut. Gue ada urusan."

Vio menatap Nugi yang tergesa mengenakan jaket bombernya juga mengalungkan tasnya di bahu.

"Lo gak ikut makan-makan?"

"Tolong kasih tahu yang lain kalau gue gak bisa ikut."

"Oh … oke. Kalau mau nyusul nanti lo gue kirimin alamat restorannya. Hati-hati."

*

Saat memasuki parkiran sekolah, hujan mulai turun. Nugi menatap jam yang melingkar di pergelangannya, pukul setengah empat sore.

Dia harusnya masih di UKS. Pikir Nugi.

Saat melewati lapangan, Nugi dicegat salah satu adik kelas yang satu ekskul dengannya.

THE LOST BOY [ COMPLETED ✅ ]Where stories live. Discover now