CHAPTER 5

171 31 7
                                    


GOOD FOOD

***

Pintu rumah Iva diketuk pukul tiga sore. Ia pun segera membukakan pintu untuk Nugi dan mempersilahkannya masuk.

Nugi mengenakan kemeja yang tak dikancingkan, kaus putih dan jeans.

Saat lelaki itu berbelok ke arah tempat belajar mereka sebelumnya, terdapat Myta dan Bima yang sedang menonton TV.

Nugi pun menghentikan langkahnya.

"Uh … sorry, gue gak tahu mereka bakal diam di sana. Biasanya di sofa depan TV." Ucap Iva canggung.

"Gak apa." Nugi kemudian melanjutkan langkahnya mendekati keduanya.

"Hai, Gi!" Sapa Myta dan Bima dengan riang. Nugi hanya tersenyum canggung.

"Iva, lapar." Keluh Myta. "Bunda gak masak apapun memangnya?"

"Bunda gak pulang semalam, nginap di Sukabumi. Gue di rumah sama Faya dan Kak Adil." Iva melirik Nugi. "Gi, tunggu sebentar, ya? Gue mau masakin makanan buat dua manusia itu. Lo juga mau makan gak?"

Nugi menggeleng. 

"Bentar, gue bikinin mie goreng bertopping taburan racun tikus buat kalian berdua."

"Iya deh, iya. Percaya lo bakal bikin kita mati mengenaskan." Jawab Myta sekenanya. Bima pun terkekeh.

Setelah melihat Iva menghilang di belokan, Bima menatap Nugi yang terkesan memisahkan diri dan berkutat dengan ponselnya.

"Gi, Om Diaz gimana kabarnya?" Tanyanya.

Nugi melebarkan matanya dan menatap Bima.
"Lo ... kok tahu nama bokap gue?"

Bima tersenyum congkak dan mengangguk.
"Yos Haryasa. Does that name ring any bells?"

Nugi mengingat-ingat dan kembali melebarkan matanya.

Yos ... Haryasa?
Om Yos, yang dulu beberapa kali ke rumah dan kasih gue sama Tristan miniatur bangunan untuk dipakai main kah?
Yang senang pakai coat panjang, dan buckle hat?
Tapi ... apa hubungannya sama Bima?

"Om Yos yang ... sering pakai coat panjang dan ...."

"Buckle hat, yes. Dia orangnya. Dia bokap gue."

"Hah?"

Bima menunjukkan name tag seragamnya.
"Gue Bima Arkana Har-ya-sa." Ejanya.

"Oh." Nugi mengangguk.
"Bokap gue ... baik kayaknya. Gue gak tahu, dan gak peduli."

Bima merapatkan bibirnya, ia mengerti mengapa lelaki itu bersikap demikian.

"Kasih tahu bokap lo kalau lo lagi ketemu beliau, ada salam dari bokap gue."

"Oke."

Nugi kemudian bangkit dari duduknya.

"Lho, kemana, Gi?" Tanya Bima.

"Mau ke toilet." Jawabnya.

Ia pun pergi dari sana dan pergi ke toilet dekat dapur.
Saat keluar toilet, ia melihat Iva kebingungan di dapur.

"Nyari apa?" Tanya Nugi.

"Bingung masak apa." Ucap Iva. "Gue gak jago masak soalnya. Mie gorengnya ternyata habis."

Nugi kemudian menghela nafas. Ia membuka kulkas dan melihat apa saja di dalamnya yang dapat ia masak.
Kemudian mengambil beberapa bahan.

"Eh? Lo ngapain?" Iva kebingungan melihat teman sebangkunya itu.

THE LOST BOY [ COMPLETED ✅ ]Where stories live. Discover now