CHAPTER 24

122 33 7
                                    


WANNA COME?

***

Pukul tiga sore, hari Rabu.

Beberapa hari setelah terakhir Iva clubbing, Nugi melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah Iva dan duduk di sofa ruang tamu. Seorang lelaki muda muncul dan duduk depan Nugi.
 
"Pacarnya Iva?" Tanyanya.

Nugi tersenyum. "Bukan, Kak. Sahabat."

Lelaki itu tersenyum. "Gue Adil, kakaknya Iva. Lo Nugi, ya?" Ia mengulurkan tangannya.

Nugi bangkit dan membalas jabatannya. "Iya, Kak. Salam kenal."

"Mau ke mana sama Iva?"

Bunda membawa segelas teh untuk Nugi. "Nugi, ini diminum, ya. Maafin Adil, dia memang sok akrab."

Nugi tertawa kecil. "Ah, gak apa, Bun. Wajar, namanya juga seorang kakak, pasti ingin tahu siapa aja yang dekat adiknya."

Kak Adil memicingkan matanya. "Lo punya adik?"

"Iya, cowok."

"Oh, gitu."

"Nugi izin ngajak Iva jalan ya, Bunda, Kak."

Iva muncul sudah siap, lengkap dengan tas dan sebuah paper bag berisi jas milik Nugi yang waktu itu ia pinjamkan saat pesta grup perusahaan papanya.

"Mau ke mana?" Tanya kak Adil.

"Mau ajak Iva ke rumah Nugi." Ucap Nugi jujur.

"Hah?" Iva terkejut mendengarnya. Karena saat lelaki itu mengirim chat satu jam lalu, ia hanya berkata, 'siap-siap, lo gue jemput.' Namun saat ditanya akan kemana, ia tak menjawabnya.

"Iya, lo mau, 'kan, ke rumah gue? Ada tugas yang gue gak ngerti." Tanya Nugi.

*

Keduanya menuju rumah Nugi di sekitar Kebayoran Lama.

Iva turun dari motor Nugi setelah lelaki itu memarkirkannya di halaman sebuah rumah yang lumayan besar namun tak terlalu mewah.

Halamannya lumayan luas, dan terdapat sebuah ring basket di sana.

"Kang, motornya mau saya simpankan ke basement? Kayaknya mau hujan." Tanya seorang lelaki berusia sekitar tiga puluh tahun dengan tubuh atletis berkaus putih dan celana hijau.

"Oh, boleh, Pak. Nanti aja." Jawab Nugi. Ia menoleh ke arah Iva yang tersenyum dan menyapa satpam rumahnya itu. "Ini teman saya, Iva."

"Oh, halo, Non. Saya Aris, satpam rumah ini."

"Halo, Pak. Saya Iva." Ucap Iva sambil tersenyum.

Nugi mengajak Iva masuk ke dalam rumahnya melalui pintu cokelat besar dan disambut oleh seorang ibu-ibu yang mengenakan rok panjang dan kemeja bunga. 

"Udah pulang ternyata. Oh, ini siapa? Pacar?" Tanyanya antusias melihat Nugi membawa serta seseorang ke rumahnya.

Nugi mengibaskan tangannya. "Ini Iva, sahabat saya, Bu. Bukan pacar."

"Halo, Bu." Sapa Iva.

"Va, ini Bu Ami, asisten rumah tangga di sini."

"Wah … akhirnya Nugi bawa cewek. Sebentar, saya ambilin cemilan, ya."

Nugi pun mengajak Iva naik ke lantai dua.

*

"Lo gak bosan dekat gue?" Tanya Nugi tiba-tiba saat keduanya sedang duduk di sofa lantai dua dekat balkon.

THE LOST BOY [ COMPLETED ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang