37. Tagihan Hadiah

11K 1.5K 143
                                    

°√°

Suasana yang sepi seketika berubah saat sebuah suara teriakan menggema, para pelayan dan juga kasim beserta penjaga yang lalu lalang menatap satu arah, dimana seorang pria dan wanita diseret paksa oleh para prajurit kerajaan.

Mereka semua tercengang melihat siapa wanita yang ditarik paksa lengannya itu, mereka saling beropini sebenarnya kesalahan apa yang Selir Yenn i perbuat hingga Kaisar murka padanya. Begitu pula Nu Wa dan Shi Zhu yang turut memperhatikan dari jauh, keduanya sama terkejutnya.

"Jadi, berita itu benar? Selir Yenn i berniat memberontak dan menguasai istana?" gumam Nu Wa tak percaya.

Shi Zhu tersenyum sinis. "Ternyata dia lebih licik dari yang ku duga," ucapnya. "Bahkan dia bersekongkol dengan pasukan Elang hitam," imbuhnya menggeleng pelan.

Nu Wa menoleh. "Memangnya siapa mereka, Selir Shi?" tanyanya.

"Komplotan Elang Hitam sering digunakan oleh beberapa kerajaan untuk membantu mereka berperang, dan mereka tidak pernah kalah dalam menghadapi musuh," terang Shi Zhu.

Nu Wa mengangguk-angguk. "Putra Mahkota memang hebat bisa menangkap ketua mereka," tanggapnya.

Nu Wa kembali menoleh. "Selir Shi, apa benar kau tengah mengandung?" tanyanya menatap perut Shi Zhu.

Kedua alis Shi Zhu terangkat. "Menurutmu?"

Nu Wa nampak berfikir. "Sejak kapan Putra Mahkota menidurimu? Bukankah saat itu kau berada di penjara?" gumamnya pelan, namun masih bisa di dengar Shi Zhu.

Shi Zhu berdecak. "Apa kau tidak tahu kalau umur kandunganku sudah memasuki dua bulan, dan itu artinya Putra Mahkota meniduriku sebelum aku dihukum masuk ke dalam penjara," sungutnya kesal.

Nu Wa menggembungkan pipinya, kepalanya mengangguk-angguk. "Oh, benar juga, ya?"

"Sebentar lagi aku akan menempati posisi Putri Mahkota, tinggal menunggu waktu," aku Shi Zhu tersenyum pongah.

"Sayang sekali Selir Ye tidak lagi bisa bersama-sama dengan kita, dia akan melewatkan hari itu," tanggap Nu Wa.

"Bukankah itu lebih baik, saingan kita berkurang satu."

Nu Wa menoleh bingung.

*

Li Xian yang tengah melintas tak sengaja melihat Yenn i yang tengah digiring atau lebih tepatnya diseret para pengawal, langkah kakinya terhenti untuk melihatnya.

"Linda, bukankah itu Selir Ye?"

"Benar, Putri, tapi kenapa... Oh, jangan-jangan Putra Mahkota sudah menemukan buktinya, Putri," ujar Linda tersadar.

Liu Xing Sheng yang melihat kehadiran Li Xian bermaksud mengampiri, memberikan isyarat pada para pelayan yang mengikuti untuk segera pergi, meninggalkan dirinya dan juga Li Xian yang masih belum menyadari kehadirannya karena tengah sibuk memperhatikan sesuatu.

Liu Xing Sheng tersenyum kecil, kemudian berdehem pelan, namun Li Xian masih belum menyadari kehadirannya. "Xian'er?" panggilnya.

Li Xian berjengit. "Yang Mulia," balasnya menunduk memberi salam. "Sejak kapan kau di sini?" tanyanya kemudian.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Liu Xing Sheng mengabaikan pertanyaan Li Xian.

"Itu," tunjuknya. "Bukankah itu Selir Ye, apa yang terjadi dengannya? Kenapa dia diseret seperti itu?" tanya Li Xian penasaran.

"Xu Yenn i termasuk dalam komplotan pemberontak yang ingin menghancurkan dan menguasai kerajaan, dia bersekongkol dengan pasukan Elang Hitam," terang Liu Xing Sheng.

Li Xian Empressحيث تعيش القصص. اكتشف الآن