21. Ungkapan hati

28.6K 3K 82
                                    

"Jadi selama ini kau menipuku?

Kepala Li Xian menggeleng cepat. "Tidak Pangeran, aku sama sekali tidak bermaksud menipumu. Bahkan aku.. aku tidak tahu kenapa berada di dunia ini."

"Pembohong!" Liu Xingsheng mencengkeram wajah Li Xian.

"Katakan, dimana Permaisuri?" Desisnya tajam.

"Aku.. aku tidak tahu Yang Mulia." Jawab Li Xian meringis dengan airmata yang mengalir deras di kedua pipinya.

Plak!

Kepala Li Xian terhempas ke samping saat pipinya di tampar oleh Liu Xingsheng.

"Pengkhianat. Panglima, seret gadis ini ke penjara, siksa dia sampai mau membuka suara dimana keberadaan Permaisuri Li Xian." Titah Liu Xingsheng tegas.

"Baik Yang Mulia."

"Tidak, kumohon jangan hukum aku Yang Mulia. Aku tidak bersalah, lepaskan aku, Yang Mulia lepaskan aku." Li Xian terus saja meronta saat tubuhnya di seret beberapa orang.

Splash!

Splash!

Splash!

"Cepat katakan. Dimana Permaisuri."

Splash!

Li Xian menggigit bibirnya kuat saat merasakan tubuhnya di cambuk dengan brutal. Sungguh ini begitu menyakitkan, seluruh tubuhnya seperti mati rasa, tidak bisa di jelaskan bagaimana lagi rasa sakitnya.

Merasakan punggungnya yang mengalir sesuatu, yang bisa dia pastikan adalah darah. Serta wajahnya yang pucat dengan darah mengalir dari pelipisnya.

"Aku tidak tahu." Jawabnya lirih, hampir seperti bisikan.

Splash!

Li Xian memejamkan mata saat cambuk itu kembali mengenai tubuhnya.

Liu Xingsheng berjalan menghampiri para panglima dan prajurit yang tengah menghukum Li Xian.

"Apa dia mau buka suara?"

"Belum Yang Mulia."

Kepala Li Xian mendongak, matanya menyipit melihat Liu Xingsheng yang tengah menatapnya.

"Baiklah, kau tidak punya pilihan lain." Ucap Liu Xingsheng seraya menarik pedang di pinggang prajurit dan mengayunkan pada Li Xian.

Li Xian mendongak, kedua matanya membulat sempurna, dengan jantung yang berdebar cepat nan kuat.

"TIDAAAKKKKKK!!!!"

Li Xian terbangun dari tidurnya, nafasnya memburu dengan peluh yang membasahi wajah juga tubuhnya.

"Permaisuri, kau baik-baik saja." Liu Xingsheng tampak terkejut dan khawatir, menyerahkan segelas air ke arah Li Xian.

Li Xian mengusap wajahnya yang berkeringat, menerima minuman yang di berikan Liu Xingsheng, dan meneguknya hingga tandas.

Tangan Liu Xingsheng terulur mengusap peluh di kening Li Xian. "Kau mimpi buruk? Hm?"

Mata Li Xian menatap lekat pada netra hitam pekat milik Liu Xingsheng, teringat dalam mimpinya ketika mata itu menatapnya dengan tajam dengan aura membunuh.

"Pangeran," ucapnya lirih.

Liu Xingsheng terkejut ketika Li Xian menyebut marganya, bukan Yang Mulia sama seperti sebelumnya.

"Maafkan aku." Sambungnya masih menatap lekat manik mata Liu Xingsheng.

"Aku.. aku tidak tahu bagaimana bisa berada di sini, berada di dalam tubuh ini, berada di masa ini. Ini.. ini bukan tempatku sebelumnya."

Li Xian EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang