8. Kedatangan Putra Mahkota

37.9K 4.3K 76
                                    

Revisi
4 Juni 2021

°√°

Ternyata ramuan yang diracik oleh Li Xian begitu ampuh menyembuhkan penyakit para warga. Setiap harinya pasien semakin banyak yang datang untuk meminta pengobatan. Li Xian semakin disibukkan dengan membuat ramuan dibantu beberapa tabib dan prajurit kerajaan.

Dia akhirnya bisa bernafas lega saat melihat wajah-wajah bahagia terpancar dari para warga dan juga petugas yang selama ini menangani masalah penyakit mereka.

Mereka semua berkumpul untuk makan siang bersama, duduk di atas tikar yang sudah digelar di atas tanah yang luas, beberapa warga ikut menyumbang makanan sebagai bentuk dari rasa terimakasih atas bantuan dari mereka yang berhasil menyembuhkan penyakitnya.

Li Xian sudah mewanti-wanti agar semua prajurit kerajaan yang mengetahui bahwa dirinya adalah Putri Mahkota agar tidak memanggilnya dengan sebutan Yang Mulia, atau memberikan hormat secara terang-terangan padanya. Dia tidak ingin semua warga mengetahui siapa dirinya sebenarnya.

"Panglima Ming Hao, kenapa tidak ada satupun anggota kerajaan yang ikut dalam perjalanan ini?" tanya seorang tabib.

"Yang Mulia Putra Mahkota sedang ada tugas di tempat lain," jawab Ming Hao.

"Lalu, dimana Putri Mahkota? Bukankah seharusnya dia yang menggantikannya?"

Ming Hao dan beberapa prajurit saling lirik dan menatap ke arah Li Xian.

"Aku dengar, Putri Mahkota mengalami penyakit kulit yang mengerikan serta menular, pasti kerajaan tidak mengizinkan untuk keluar istana," ucap yang lain.

"Ah.. iya, aku juga mendengar berita itu, Putri Mahkota buruk rupa itu memang sungguh memalukan, pasti Putra Mahkota malu mempunyai istri sepertinya."

Ming Hao, Linda dan beberapa prajurit menelan salivanya, bahkan dari mereka mulai enggan menyentuh makanannya.

"Nona Xiang, Sepertinya jika kemampuanmu mengobati sampai menyebar di istana, kau akan ditarik ke istana untuk menyembuhkan penyakit Putri Mahkota."

"Atau mungkin Putra Mahkota akan mengangkatmu menjadi Selir," celetuk yang lain menggoda.

"Benar.. kau sangat cantik, Nona Xiang."

Li Xian tersenyum. "Kalian terlalu berlebihan memujiku, aku tidak sebaik itu."

"Apa kau pernah bertemu Putra Mahkota, Nona Xiang?"

"Sepertinya pernah, kenapa?"

"Bagaimana menurutmu, apa Putta Mahkota sangat tampan?"

Li Xian tersenyum. "Lebih tampan suamiku," jawab Li Xian asal, membuat seluruh mata menatapnya terkejut, bahkan Ming Hao dan Linda sampai tersedak.

"Anda.. sudah menikah, Nona?"
Li Xian mengangguk.

"Wah.. sayang sekali. Beberapa pria pasti patah hati mendengar anda sudah menikah. Padahal aku ingin mengenalkanmu dengan putraku," kekeh sang pria yang berprofesi sebagai tabib itu.

"Lalu dimana suamimu, Nona? Kenapa dia membiarkanmu pergi sendirian? Bagaimana jika hal buruk terjadi denganmu?"

"Jika aku yang menjadi suamimu, aku tidak akan membiarkanmu keluar rumah, Nona, karena bisa menarik mata para pria lain," sahut seorang tabib yang lebih muda, dia tergelak.

"Suamiku sedang bertugas di suatu kota. Sepertinya kau benar, bahwa suamiku sering mengurungku di rumah. Jadi ini kesempatanku untuk bertemu kalian, agar kalian bisa melihatku, bukankah kalian merasa senang?" jawab Li Xian setengah bergurau, walaupun pada kalimat mengurung adalah benar adanya, karena memang Liu Xing Sheng tidak mengizinkannya untuk keluar dari istana. Sepertinya dia tahu alasannya, terlalu buruk rupa.

Li Xian EmpressΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα