12. Kesialan

34.3K 3.6K 39
                                    

Revisi
15 Juni 2021

°√°

Li Xian tengah menikmati kegiatannya di taman istana kerajaan. Duduk di depan kolam ikan, serta memberinya makan. Ujung bibirnya tertarik ke atas saat melihat respon para ikan yang berebut makanan yang ditaburkan olehnya.

Liu Xing Sheng yang tak sengaja melihat Li Xian berada di tepi kolam ikan bermaksud menghampiri.

Awalnya Li Xian tidak menyadari kehadiran Liu Xing Sheng, bahkan ketika Linda berdehem memberinya isyarat, dia masih tidak menghiraukan, masih betah memberi ikan-ikan itu makanan. Hingga Liu Xing Sheng memberi perintah agar para pengawal dan pelayan meninggalkan dirinya bersama Li Xian.

"Kau bisa membuat mereka mati, jika terlalu banyak memberinya makan," ujar Liu Xing Sheng.

Li Xian berjengit. Kepalanya mendongak menatap kehadiran Liu Xing Sheng. Segera dia bangkit dan memberi hormat. "Maaf, aku tidak menyadari kedatangan anda, Yang Mulia."

"Aku ingin berbicara denganmu," tutur Liu Xing Sheng membuat kedua alis Li Xian bertaut, namun tak urung Li Xian mengikutinya.

"Aku sangat berterima kasih atas bantuanmu mengatasi masalah kesehatan warga. Kaisar sangat senang dan puas setelah mendengarnya," ucap Liu Xing Sheng saat keduanya tengah duduk di sebuah kursi.

Li Xian tersenyum kecil dan mengangguk.

"Dari mana kau tahu ramuan itu? Sejak kapan kau mempelajarinya?" tanya Liu Xing Sheng penasaran.

Ujung bibir Li Xian menyeringai. "Sejak kapan kau peduli denganku, Yang Mulia?" cibirnya tersenyum kecut. "Sejak kapan aku mempelajari, darimana aku tahu semua ramuan itu adalah saat dimana kau tidak pernah.. em, maksudku. Saat dimana seluruh penghuni istana tidak menyadari keberadaanku," jawabnya tersenyum manis.

Liu Xing Sheng tertegun.

"Semua yang aku lakukan hanya untuk membantu para warga, Yang Mulia, terlepas darimana aku mempelajarinya itu bukan masalah yang harus kau selidiki," ujar Li Xian lagi.

"Apa yang kau sembunyikan dariku?" selidik Liu Xing Sheng.

Netra teduh Li Xian melotot, namun itu justru membuat manik matanya bersinar. "Aku tidak menyembunyikan apapun dari anda, Yang Mulia. Bukankah selama ini anda yang telah berusaha menyembunyikanku dari semua orang? Tidak menginginkanku untuk keluar dari istana agar kau tidak menjadi bahan olok semua rakyatmu? Bukankah aku salah satu keburukan bagimu?" cetusnya meradang, dia benar-benar kesal dengan sikap Liu Xing Sheng, sama seperti Yaoshan di kehidupan sebelumnya.

"Jadi apa kau ingin semua orang tahu siapa dirimu sesungguhnya? Kau ingin semua orang tahu bahwa kau adalah Putri Mahkota?" tantang Liu Xing Sheng. "Kau adalah istriku? Penerus keturunanku?"

Li Xian meneguk tehnya dengan anggun, lagi lagi ujung bibirnya menyeringai.  "Sayang sekali, aku tidak menginginkan hal itu lagi, Yang Mulia. Aku tidak menginginkan menjadi Putri Mahkota. Dan tidak menginginkan menciptakan atau memberikan keturunan bagi istana ini," ungkapnya tenang, menatap raut wajah Liu Xing Sheng yang berubah tegang.

Li Xian bangkit dari duduknya. "Aku hanya ingin melindungi kerajaan Ayahku dari orang-orang yang berniat merebutnya," sindirnya kemudian berlalu.

Liu Xing Sheng kembali tertegun. "Tunggu, Li Xian," cegahnya menghampiri. "Apa maksudmu?"

"Bukan apa-apa, Yang Mulia."

Liu Xing Sheng menatap tajam. "Kau lebih memilih keluar dari istana ini?"

Li Xian mendongak. "Jika itu bisa membuatku senang, kenapa tidak?"

Terlihat Liu Xing Sheng yang menghembuskan nafas pelan. "Persiapkan dirimu, seminggu lagi kau akan melakukan perjalanan menuju kerajaan Suiling. Mereka mengundang kita untuk menghadiri acara pengangkatan Kaisar baru."

Li Xian EmpressWhere stories live. Discover now