29. Taman bungaku

23.5K 2.4K 112
                                    

Belum aku revisi ulang, banyak typo mungkin, maklumin ya.. 🙏

.

.

¶¶¶

Kelopak bunga yang bermekaran menebarkan aroma wangi yang menggoda, hampir semua tanaman  seakan menyambut kedatangan sang pemilik yang baru sadar dari tidur panjangnya.

Senyuman tak luntur dari wajahnya, melihat tanaman bunga yang sempat rusak karena serangan tiba-tiba kini kembali indah dan berseri kembali.

Langkah kakinya menyusuri tiap jengkal taman bunga itu, tangannya terulur untuk menyentuh permukaan bunga yang sedang mekar, serta hidungnya yang menghirup aroma wangi.

"Aku merindukan kalian," ucapnya menyapu seluruh hamparan tak begitu luas yang penuh dengan bunga-bunga indahnya.

"Kau menjaganya dengan baik, Linda," ucapnya tanpa menoleh, sibuk memperhatikan keseluruhan tanaman miliknya.

"Pangeran yang meminta pelayan untuk merawatnya, Putri."

Li Xian berbalik. "Pangeran?"

Linda mengangguk. "Benar, Putri. Beliau tahu bahwa tanaman disini amat sangat berharga bagimu, jadi selepas rusak kala itu, Pangeran meminta agar pelayan merawatnya kembali."

Kedua ujung bibir Li Xian terangkat mendengar bahwa Liu Xingsheng juga peduli dengan taman yang dia buat sendiri.

Langkah kakinya berjalan melewati jembatan kecil, dibawah sana menampilkan beberapa ikan kecil dengan warna emas yang saling meliuk-liuk. Li Xian mendongak, melihat pohon yang masih kokoh berdiri disana dengan ayunan di bawahnya.

Mengambil duduk di atas ayunan, perlahan dia menggerakkan tubuhnya, dia menyukai tempat ini, aroma bunga dan beberapa tanaman herbal miliknya membuat tubuhnya terasa rileks.

Mungkin jika nanti dia memiliki anak, anak-anaknya akan betah bermain disini, berlarian di taman bunga, memberi makan ikan, dan bermain ayunan.

Li Xian menunduk malu memikirkan mempunyai anak, tak berapa lama raut wajahnya berubah datar. Darimana dia mendapatkan anak? Siapa yang akan menjadi ayah dari anak-anaknya?

Apakah dia akan mempunyai anak dengan Liu Xingsheng?

Li Xian menutup wajah dengan telapak tangannya saat lintasan bahwa ayah dari anak-anaknya adalah Liu Xingsheng.

"Apa yang kau pikirkan, Xian'er?"

Li Xian terkesiap, mendongak menatap Liu Xingsheng yang sudah berada di hadapannya entah sejak kapan. "Yang Mulia?"

"Apa yang kau pikirkan?" ulang Liu Xingsheng.

Kepala Li Xian menggeleng pelan. "Bukan apa-apa."

Tatapan Liu Xingsheng meluas. "Kau menyukai tempat ini?"

"Tentu saja, Yang Mulia. Ini adalah ciptaanku, yang kubuat saat kau mengurungku di dalam kamar."

Kepala Liu Xingsheng menoleh cepat. "Apa kau merasa bahwa aku mengurungmu?"

Li Xian nampak berfikir. "Setidaknya aku berhasil membuat taman ini, apa menurutmu aku sangat berbakat?" ucapnya menggoda.

Tatapan datar Liu Xingsheng meredup, senyuman tipis terukir di wajahnya, sebelah tangannya terulur mengusap kepala Li Xian. "Kau sungguh berbakat, istriku."

Li Xian mengulum senyum mendengar ucapan Liu Xingsheng yang menyebutnya 'istriku', kemudian dia beranjak, menarik tubuh Liu Xingsheng agar duduk di ayunan, kemudian berdiri di belakang tubuh Liu Xingsheng dan memijat bahunya.

Li Xian EmpressWhere stories live. Discover now