23. Perang

23.5K 2.4K 86
                                    

Sudah terbiasa berada di kediaman Pangeran, Li Xian nampak mulai merasa bahwa di sana juga salah satu tempat favoritnya, selain kediamannya sendiri tentunya.

Karena Liu Xingsheng pun memberikan izin kapanpun Li Xian ingin berkunjung, penjaga kediamannya akan membukakan pintu untuknya.

Percakapannya dengan Shizhu waktu itu membuat otak Li Xian sibuk berfikir tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan Shizhu lakukan terhadapnya.

Li Xian nampak sibuk membaca buku kuno di dalam deretan rak kediaman Liu Xingsheng, hingga petang menjelang, dia baru kembali ke kediamannya sendiri.

Merebahkan tubuhnya di tempat tidur, pikirannya terus melayang, hingga suara gaduh mengalihkan perhatiannya.

Bisa dia lihat ada bayangan seseorang yang melintas di belakang kediamannya, Li Xian segera beranjak untuk bersembunyi di sudut ruangan, sebelumnya dia menyelimuti guling seolah itu adalah dirinya.

Di balik kegelapan, bisa di lihat Li Xian, tiga orang dengan pakaian yang menutup seluruh tubuhnya memasuki kamarnya.

"Kau harus mati, Permaisuri."

Crash!

"Brengsek, dia tidak ada di sini," maki salah satu dari mereka saat melihat ternyata guling yang dia tebas dengan pedangnya.

"Dimana dia? Cari dia."

"Siapa kalian?" beberapa prajurit kerajaan memasuki ruangan Permaisuri.

Pertarungan tak bisa dihindarkan, namun sayang ketiga penyusup itu berhasil kabur.

Li Xian keluar dari persembunyiannya.

"Yang Mulia, anda tidak apa-apa?"

"Tidak, terimakasih."

"Kami akan berjaga di luar, Yang Mulia. Kalau ada apa-apa, berteriaklah."

Kepala Li Xian mengangguk.

Tatapan Li Xian meluas, melihat isi kamarnya yang hampir berantakan di sana sini. Sepertinya apa yang dia khawatirkan memang akan segera terjadi.

Seseorang sengaja membuat Pangeran keluar dari istana, kemudian beberapa penyusup datang untuk membunuhnya. Sama seperti apa yang dia prediksi.

"Baiklah, jika memang ini yang kalian harapkan, aku akan menyanggupinya," gumam Li Xian menyeringai.

Dia bergegas membuka lemari, mengambil pedangnya, keluar kamar untuk berpindah di kediaman Pangeran.

"Anda mau kemana, Yang Mulia."

"Kalian tetap di sini, aku akan ke tempat Pangeran, kalau ada yang mencariku, katakan aku sedang istirahat dan tidak bisa di ganggu," titahnya.

Beberapa penjaga itu nampak kebingungan, namun mereka tetap mengangguk melaksanakan perintah Li Xian.

Hingga pagi menyingsing, Li Xian sama sekali tidak bisa terlelap, seakan matanya enggan untuk tertutup, membuatnya terjaga sepanjang malam.

Entah mengapa debaran jantungnya tidak kunjung mereda. Apa ini sudah saatnya untukku mati?

Kepala Li Xian menggeleng. "Setidaknya biarkan aku melakukan sesuatu untuk kerajaan ini sebelum aku meninggal," gumamnya menguatkan diri.

Sebuah keributan terjadi di luar sana, baru juga beberapa detik dia memikirkannya, sekarang mereka semua sudah tiba, menyebalkan. Bathin Li Xian merutuk.

Mengintip dari balik pintu, beberapa prajurit kerajaan sedang bertarung melawan para penyusup yang jumlahnya sangat banyak.

Pendengarannya menangkap suara bahwa mereka mencarinya, juga telah menghancurkan kediamannya karena tidak menemukannya di sana.

Li Xian EmpressWhere stories live. Discover now