47. Putra dan Putri Mahkota

8.9K 1K 48
                                    

Liu Xing Sheng perlahan membuka matanya, merasakan kepalanya yang terasa berat, lengannya juga terasa kebas seperti tertindih sesuatu. Dia menoleh, tertegun melihat Li Xian yang tertidur dalam pelukannya.

Kening Liu Xing Sheng mengerut dalam, memikirkan apa yang terjadi hingga dia tertidur dengan Li Xian yang berada dalam pelukannya.

Terakhir kali dia ingat masih berada di kedai Yinn An, setelahnya dia merasakan kepalanya yang berputar hebat, hingga datang seorang wanita yang memanggil namanya. Dan ... wanita itu adalah ... Liu Xingsheng memejamkan matanya untuk menggali bayangan wanita iti lebih dalam, wanita itu adalah ... Li Xian?

Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Kenapa dia bisa berada di tempat itu bersama Li Xian, ruangan itu bukanlah kamarnya atau kamar Li Xian yang berada di istana, tempat itu adalah tempat yang berbeda.

Merasakan pergerakan wanita di sampingnya, Liu Xingsheng menoleh, memperhatikan wajah cantik Li Xian yang masih tertidur pulas, kedua ujung bibir Liu Xingsheng terangkat, jarinya terulur untuk menyentuh permukaan wajah Li Xian, mulai dari alis, hidung hingga bibirnya yang sedikit terbuka.

Merasakan sesuatu yang menyentuh wajahnya, perlahan kedua manik mata hitam teduh itu terbuka, senyuman Liu Xingsheng yang pertama kali menyambutnya.

"Kau sudah bangun, Xian'er?"

Li Xian terdiam dengan memperhatikan wajah Liu Xingsheng, masih terekam bagaimana semalam dia sulit untuk mengendalikan Liu Xingsheng yang dalam pengaruh obat.

Masih ia ingat saat merasakan lidah Liu Xingsheng menyapu lehernya, Li Xian berteriak kencang dan mendorong tubuh Liu Xingsheng dari atas tubuhnya hingga terguling dari dipan. Li Xian bernafas lega, dan setelahnya dia membantu Liu Xingsheng untuk naik ke atas dipan kembali, dengan susah payah tentunya, dan akhirnya dia ikut tidur karena kelelahan.

"Apa yang kau pikirkan, hm?" tanya Liu Xingsheng melihat keterdiaman Li Xian.

Kepala Li Xian menggeleng pelan. "Yang Mulia, aku punya satu permintaan."

"Katakan."

"Apa hari ini kau ada tugas lagi?"

Liu Xingsheng nampak berfikir. "Sepertinya tidak ada, kenapa?"

Kedua ujung bibir Li Xian terangkat. "Kita sedang berada di luar istana, bagaimana kalau kita jalan-jalan," ucapnya antusias.

Liu Xingsheng tersenyum kecil. "Sepertinya itu bukan ide yang buruk."

***

Liu Xingsheng mengajak Li Xian menyusuri pasar tradisional, berkeliling melihat aneka barang antik juga makanan. Tak lupa mengajak Li Xian mampir ke sebuah toko untuk mengganti pakaiannya.

Li Xian sangat bahagia, terlihat dari raut wajahnya yang tersenyum cerah dan tak kunjung padam.

Li Xian menarik tangan Liu Xingsheng untuk melihat sebuah kerumunan yang sedang melihat sebuah pertunjukan pedang yang dimainkan seorang pria.

"Wow.. " seru Li Xian takjub.

"Apa kau menyukainya?"

Li Xian menoleh, kepalanya mengangguk. "Jauh lebih menyukainya kalau kau yang melakukannya, Yang Mulia," jawabnya menyengir.

"Bagaimana kalau kita melakukannya bersama?" usul Liu Xingsheng menggoda.

Li Xian terdiam. "Aku tidak sehebat itu, Yang Mulia."

"Aku bisa mengajarimu."

"Benarkah?"

Kepala Liu Xingsheng mengangguk. "Tentu," jawabnya.

Li Xian EmpressWhere stories live. Discover now