31. Kesialan berbuntut keberuntungan

14.7K 1.9K 66
                                    

Mendengar bahwa kedua Selir mendapatkan hukuman dari Pangeran, membuat Shizhu melotot terkejut. Dia segera beranjak untuk mengunjungi Yenny di kediamannya.

"Selir Shi?"

"Apa yang sebenarnya terjadi, Selir Ye? Kenapa Yang Mulia menghukummu dan juga selir Nuwa?" tanya Shizhu penasaran.

"Selir Shi, kau harus berhati-hati dengan Li Xian. Semua ini karena perbuatannya, dia memfitnah kami berdua, dan kau tahu, bahwa sebenarnya Li Xian sudah sembuh. Dia hanya pura-pura sakit di depan Yang Mulia," terang Yenny menggebu.

Sebelah alis Shizhu terangkat. "Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Li Xian, dia mendorong kami berdua hingga terjatuh, tak berapa lama dia menjatuhkan diri, tapi justru memfitnah kami yang melakukannya. Bahkan dia pura-pura kesakitan dengan menyentuh lukanya, padahal sebelumnya dia nampak baik-baik saja. Dia juga menyuap para pelayan untuk mempercayai perkataannya di depan Pangeran," sungut Yenny kesal.

Shizhu terdiam, mencerna apa yang diceritakan Yenny padanya, ternyata Li Xian memang benar-benar berubah sekarang. Dan bagaimana mungkin Li Xian bisa sembuh secepat itu, apakah racunnya tidak berfungsi dengan baik?

"Selir Shi, kau harus membalas perbuatan Li Xian. Hanya kau yang mampu membalas perbuatannya."

Ucapan Yenny mengembalikan kesadaran Shizhu. "Kau tenang saja, Selir Ye. Aku pasti akan membalas perbuatan Li Xian pada kalian."

Yenny mengangguk.

"Tapi, apa benar bahwa dia baik-baik saja? Kau yakin?"

Yenny kembali mengangguk. "Dia nampak baik-baik saja, bahkan dia mampu mendorong kami berdua. Aku yakin bahwa dia hanya pura-pura sakit."

"Oh, iya. Aku dengar bahwa Li Xian sempat ikut ke penjara bawah tanah untuk mengintrogasi orang yang telah menusuknya," ucap Yenny kemudian.

Shizhu terkesiap. "Apa yang mereka dapatkan?"

"Tidak ada. Pria itu berencana melukai Kaisar dengan alasan yang tidak bisa dijelaskan."

Shizhu menghembuskan nafas pelan. "Jangan sampai dia mendapatkan bukti," gumamnya pelan.

"Selir Shi, apa kau yakin pria itu tidak akan buka suara?" bisik Yenny pelan.

Shizhu terdiam. "Aku pastikan bahwa dia tidak akan buka suara," 'jika perlu untuk selama-lamanya,' sambungnya dalam hati.

Yenny mengangguk-angguk.

***

Sengaja Shizhu menghampiri Li Xian, seorang pelayan mengatakan bahwa Li Xian tengah berada di depan ruang baca, dia segera menghampiri.

"Li Xian."

Li Xian yang tengah mendongak menatap pohon yang berbuah dengan warna orange itu menoleh.

Plak!

Belum sempat melihat siapa yang memanggilnya, sebelah pipinya sudah mendapatkan hadiah berupa cap tangan dari Shizhu. Panas, ngilu yang kini menjalar di pipinya.

"Beraninya kau memfitnah Selir Nuwa dan Yenny!" hentak Shizhu keras dengan kedua mata yang melotot.

Li Xian menghembuskan nafas panjang, menyentuh sebelah pipinya. "Kenapa jika aku berani? Apa kau pikir aku akan diam saja saat kalian mengerjaiku, mungkin dulu memang aku akan diam saja. Tapi sekarang aku tidak akan melakukan kebodohan yang sama," balasnya menyeringai.

"Brengsek kau, Li Xian. Jangan karena Pangeran membelamu kau bisa berbuat apa saja yang kau mau."

Li Xian tertawa hambar. "Apa menurutmu semua ini karena Pangeran membelaku?" tanyanya tertawa keras. "Kau salah, Selir Shi, salah besar. Kalaupun Pangeran tidak pernah membelaku, tidak pernah melirikku seperti dulu. Aku tetap tidak akan diam saja melihat perlakuan burukmu terhadapku. Bahkan saat kau berusaha membunuhku, aku pasti akan membalasnya," sambungnya menatap tajam.

Li Xian EmpressWhere stories live. Discover now