10. Perjalanan menuju Istana

36K 3.8K 17
                                    

Revisi
5 Juni 2021

°√°

Keesokan harinya rombongan dari kerajaan memutuskan untuk kembali ke istana. Dengan Liu Xing Sheng yang menjadi pemimpin rombongan.

Li Xian merasa senang bisa menyelesaikan tugasnya, para warga pun perlahan mulai sembuh dari sakitnya. Li Xian juga berpesan pada Yihua untuk menemuinya di istana apabila stok tanaman obat yang dia tinggalkan sudah habis.

"Tapi, Yang Mulia, saya hanya rakyat biasa, bagaimana saya bisa masuk istana, Yang Mulia?"

Li Xian nampak berfikir, kemudian menyerahkan sebuah kayu kecil dengan ukiran nama kerajaan istana, itu merupakan alat yang bisa digunakan untuk bertemu salah satu anggota istana. Tidak semua orang mempunyainya. "Ambillah, gunakan ini untuk menemuiku."

"Tapi, Yang Mulia, apa saya pantas menerimanya?" Yihua tampak ragu dan merasa tidak enak dengan kebaikan Li Xian.

"Yihua, ingatlah, bahwa kau ke istana bukan untuk bersenang-senang ataupun cuma-cuma. Kau menemuiku karena mengambil tanaman obat untuk kesembuhan warga. Dan tanaman itu hanya ada dalam kediamanku di istana," terang Li Xian.

Yihua menunduk. "Baiklah, Yang Mulia, saya akan menyimpannya dengan baik."

Li Xian tersenyum. "Jangan sampai jatuh ke tangan orang lain," bisiknya pelan.

Yihua mengangguk.

Tanpa diketahui keduanya, Liu Xing Sheng yang berdiri di depan pintu mendengar semua pembicaraan Li Xian dan tabib wanita itu. Entah mengapa dia merasa Li Xian yang sekarang sangat menarik, sangat peduli dengan rakyatnya, begitu baik dan juga pandai.

Ujung bibir Liu Xing Sheng membentuk sebuah senyuman saat mengingat pembicaraan Li Xian dan tabib wanita tadi. Ekor matanya menoleh ke belakang, pada kereta kuda, yang mana ada Li Xian di dalamnya.
Perjalanan sudah ditempuh selama sehari, melihat ada danau, Liu Xing Sheng memberi perintah untuk beristirahat terlebih dahulu membiarkan kuda miliknya untuk minum, begitu pula kuda para panglima dan prajurit.

Li Xian segera turun dari kereta kuda, menghirup udara segar, matanya menilik sekitar, langkah kakinya berjalan menghampiri danau yang terdapat kuda-kuda sedang meminum air. Netra teduhnya memperhatikan pohon yang tengah berbunga, berwarna putih dan campuran biru dengan kelopak yang besar, sangat cantik. Seketika matanya berbinar, langkahnya segera menghampiri, ternyata pohon itu sedikit tinggi jika dilihat dari dekat.

Kepalanya mendongak, bagaimana caranya agar dia bisa mengambil bunga itu? Melihat ada ranting pohon di tanah, Li Xian mengambilnya untuk dia gunakan menarik dahan pohon bunga. Dan ketika berhasil mencapai dahan bunga, tangannya terulur pelan untuk memetik beberapa bunga. Sangat cantik dan indah.

Saat itulah Liu Xing Sheng melihat apa yang dilakukan Li Xian, dan bermaksud menghampiri. "Apa yang kau lakukan, Li Xian?"

Li Xian yang terkejut tak sengaja melepaskan dahan pohon, membuat bunga-bunga yang dipetiknya berhamburan ke tanah. "Kau mengagetkanku, Yang Mulia," ujarnya Li Xian merengut, kemudian dia berjongkok, mengumpulkan bunga-bunga yang baru saja dipetiknya.

"Kau merusak tanaman liar, Li Xian," ucap Liu Xing Sheng mendongak menatap tangkai pohon dengan banyak bunga.

Li Xian mendongak. "Aku hanya mengambil bunganya, Yang Mulia, bukan memotong dahannya," bantahnya.

"Itu sama saja."

"Tidak. Karena bunga ini akan gugur dengan sendirinya kalaupun aku tidak memetiknya," tangkis Li Xian.

Tangan Liu Xing Sheng terulur pada dahan dengan banyak bunga, -yang tidak bisa digapai oleh Li Xian-. Menariknya kuat kemudian melepaskannya, seketika bunga-bunga itu terlepas dari tangkainya dan berjatuhan membentuk hujan bunga.

Li Xian EmpressWhere stories live. Discover now