22. Pembicaraan dengan Shizhu

29.5K 2.8K 61
                                    

Terlihat Liu Xingsheng yang berjalan beriringan dengan Li Xian, sesekali keduanya berbicara dan tersenyum, seperti seorang remaja yang tengah kasmaran.

Hal itu tak luput dari pandangan ketiga selir, ketiganya kompak menatap tajam ke arah Li Xian.

"Apa yang terjadi dengan mereka?" Tanya selir Nuwa penasaran.

"Kenapa mereka terlihat lebih akrab sekarang?"

"Apa Pangeran mulai mencintai Li Xian?"

"Tidak mungkin." Hentak Shizhu cepat, membuat selir Nuwa juga selir Yenny menoleh padanya.

"Kita harus melakukan sesuatu terhadap Li Xian." Sambungnya mengepalkan tangannya kuat.

"Aku setuju denganmu selir Shi."

"Aku juga."

***

"Jadi.. apa kau juga berlatih pedang sebelumnya?"

Li Xian mengangguk. "Ayahku mempunyai koleksi pedang, jadi diam-diam aku mencurinya satu, dan meminta seseorang untuk mengajariku."

"Kau pernah bertarung sebelumnya?"

"Pernah, tapi menggunakan pedang mainan. Meskipun dengan pedang sungguhan, tapi lawannya hanya mainan berbentuk manusia." Jawab Li Xian tersenyum.

Liu Xingsheng menarik tubuh Li Xian agar duduk di pangkuannya, keduanya kini sedang berada di kediaman Pangeran. Melingkarkan tangannya di pinggang Li Xian.

"Aku tidak ingin melihatmu terluka, jadi lain kali jangan coba-coba untuk menggunakan pedangmu lagi."

"Jadi.. apa aku harus diam saja melihat musuh membantaiku?"

"Ada aku yang akan melindungimu."

"Bagaimana jika tidak ada kau di dekatku?"

"Ada panglima dan prajurit Permaisuri." Tekan Liu Xingsheng menatap tajam.

Li Xian terkekeh. "Baiklah,"

Li Xian segera beranjak dari pangkuan Liu Xingsheng saat mendengar seseorang akan memasuki kediaman Pangeran.

"Salam Yang Mulia."

"Ada apa Minghao?"

"Yang Mulia, beberapa prajurit yang kita tugaskan di perbatasan tiba-tiba hilang Yang Mulia. Kami sudah menyusuri beberapa tempat, tapi mereka tidak bisa kami temukan."

"Kau menemukan sesuatu?"

"Belum Yang Mulia. Kemungkinan ada beberapa pemberontak yang sengaja menjadikan mereka sandera, mereka tidak terima dengan kemenangan anda dalam mengambil alih kerajaan Shaolin."

"Mungkin mereka menginginkanmu untuk menemui mereka Yang Mulia." Sela Li Xian.

"Bagaimana menurutmu Permaisuri?" Tanya Liu Xingsheng menatap Li Xian.

"Em.. entah mengapa aku merasa ini adalah jebakan untukmu Pangeran."

Minghao sedikit melirik ke arah Li Xian, merasa bingung akan kalimatnya.

Liu Xingsheng menghampiri, mengelus lengan Li Xian. "Tenanglah, aku akan baik-baik saja."

"Panglima, siapkan kudaku, kita ke perbatasan sekarang."

"Baik Yang Mulia."

"Pangeran, apa kau yakin akan pergi?" Tanya Li Xian khawatir, dia benar-benar merasa tidak enak hati melihat kepergian Liu Xingsheng.

Liu Xingsheng menarik tubuh Li Xian kedalam pelukannya. "Tenangkan dirimu Permaisuri, aku akan kembali dalam keadaan baik-baik saja. Apa yang kau takutkan? Hm?" Tanyanya mengelus pipi Li Xian.

Li Xian EmpressWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu