32. Ku harap kau bersabar lebih sedikit

13.9K 2.1K 119
                                    

°√°

"Xian'er, bangunlah," bisik Liu Xing Sheng pelan.

Beberapa saat yang lalu, beberapa tabib datang mengobati luka pada perut Li Xian yang kembali terbuka. Liu Xing Sheng benar-benar merasa bersalah karena sudah meragukan dan tidak mempercayai Li Xian.

Dia amat sangat takut jika harus kehilangan Li Xian, mungkin dia memang berada di level tertinggi mencintai Li Xian, dan itu semakin membuatnya takut untuk kehilangan.

Sebelah tangannya mengusap pipi Li Xian lembut. "Maafkan aku, maaf telah meragukanmu."

Tak ada respon apapun, membuat Liu Xing Sheng menghembuskan nafas berat, mengelus jemari Li Xian. "Aku akan mengabulkan semua keinginanmu," ucapnya pelan.

Bulu mata lentik itu bergerak, hingga manik mata hitam teduh itu terbuka.

"Xian'er, kau sadar," ucap Liu Xing Sheng menghembuskan nafas lega.

"Yang Mulia."

"Kau butuh sesuatu?"

Li Xian menggeleng. "Apa kau akan mengabulkan keinginanku?" tanyanya kelewat polos.

Liu Xing Sheng terdiam.

"Aku mendengar kau mengucapkan beberapa kali, apa kau akan mengabulkan jika aku mengatakan bahwa aku hanya ingin kau mempunyai satu istri, yaitu aku. Apa kau akan mengabulkan jika aku ingin kau menceraikan semua Selir-mu?" tanya Li Xian menatap penuh wajah Liu Xing Sheng yang nampak gusar.

Liu Xing Sheng tertegun, meskipun Li Xian pernah mengatakan hal serupa, namun kali ini dia benar-benar merasa bingung dengan keputusan dan keinginan Li Xian. Tapi semua bukan salah Li Xian, dia hanya mengatakan apa yang dia inginkan, dan Liu Xing Sheng sudah mengatakan bahwa akan mengabulkan semua yang Li Xian inginkan. Tapi, apa dia sanggup untuk melepas para Selir? Dia menarik nafas dalam. "Maafkan aku, Xian'er."

Li Xian tersenyum kecut, dia segera bangkit.

"Berbaringlah, kau belum pulih, Xian'er," cegah Liu Xing Sheng khawatir.

"Tidak perlu khawatir terhadapku, Yang Mulia, aku sudah baik-baik saja. Aku hanya ingin keluar dari tempat ini," jawab Li Xian melepaskan selimut yang membungkus tubuhnya.

Liu Xing Sheng menahan lengan Li Xian. "Aku tidak mengizinkanmu keluar dari tempat ini."

Li Xian menoleh, dia tersenyum masam. "Kau tidak punya hak untuk melarangku."

"Li Xian, kau sangat kekanak-kanakan."

Li Xian menghempas tangan Liu Xing Sheng dan berbalik menghadapnya. "Ya, aku memang kekanak-kanakan. Dan kau, kau bahkan tidak mampu menepati janji yang telah kau ucapkan sendiri. Jadi, untuk apa aku terus berada di sini?"

"Li Xian," hardik Liu Xing Sheng meninggikan suaranya.

Li Xian berjengit, menatap tak percaya pada Liu Xing Sheng, dadanya bergemuruh merasakan sesak, dia benar-benar terluka dengan bentakan Liu Xing Sheng. "Baik, kau tidak perlu menyetujui apa yang aku inginkan, karena aku jelas tahu bahwa kau tidak akan melakukannya. Kau seorang Putra Mahkota, sudah sepantasnya mempunyai Istri lebih dari satu, dan sayangnya aku tidak ingin berbagi suami dengan siapapun," pungkasnya bersungut. Jeda. "Biarkan aku yang pergi, di sini bukan tempatku, sejak awal memang sudah menjadi kesalahan besar aku terdampar di tempat ini," imbuhnya.

Kedua bola mata Liu Xing Sheng membulat, sebelah tangannya terkepal. "Apa yang kau katakan, Li Xian," hardiknya murka saat mendengar bahwa Li Xian agar pergi meninggalkannya.

Li Xian merasakan kelopak matanya yang panas, dia menatap lekat wajah Liu Xing Sheng. "Ceraikan aku," ucapnya pelan, buliran bening mengalir dari netra indahnya.

Li Xian EmpressWhere stories live. Discover now