9. Pemberontak

37.1K 4.1K 70
                                    

Revisi
5 Juni 2021

°√°

Pagi itu terlihat Li Xian yang tidak lagi menggunakan pakaian milik Linda, karena semua orang sudah mengetahui siapa dia sebenarnya.

Beberapa orang tampak merasa segan dengannya, jauh berbeda dari hari kemarin. Bahkan ketika dirinya hendak membantu memasak dan meracik obat, semua orang akan mencegahnya, serta menyuruhnya untuk menunggu di luar saja.

Akhirnya dia memilih untuk bermain bersama anak-anak, memainkan permainan anak-anak di sana. Bercerita tentang dongeng yang pernah ibunya ceritakan di masa sebelumnya. Bernyanyi dan menari bersama. Karena hanya anak-anak itulah yang menganggapnya bukan Putra Mahkota, walaupun sebagian anak merasa bahwa dia Putri Mahkota, sebab orangtua mereka mengatakan harus memberi hormat padanya.

Namun Li Xian mengatakan pada anak-anak bahwa tidak perlu takut dengannya, dengan menampilkan mimik wajah yang bersedih karena tidak ada yang mengajaknya bermain, alhasil anak-anak ini mau bermain dengannya.

Hari mulai beranjak siang, semua warga mulai menyiapkan makan siang, lagi-lagi semua orang tidak mau berbagi tempat dengan Li Xian, mereka merasa tidak pantas. Padahal kemarin mereka berada dalam tikar yang sama, bercanda tertawa bersama. Tapi sekarang, dia harus duduk berhadapan dengan Putra Mahkota di salah satu tempat yang sudah disediakan. Hanya berdua, dia dan Liu Xing Sheng, membuat dirinya merasa enggan. Bahkan dengan sengaja Li Xian memakan makanannya dengan rakus, mengunyahnya cepat, tidak dia pedulikan tata krama sebagai Putri Mahkota.

"Kau terlihat seperti bukan bangsawan," ejek Liu Xing Sheng memperhatikan cara makan Li Xian.

"Tewrseuwrah," jawab Li Xian dengan mulut penuh.

Bukannya merasa jijik, Liu Xing Sheng justru terkekeh melihat Li Xian dengan pipi mengembung yang terlihat menggemaskan. "Pelan-pelan kau akan tersedak nanti," peringatnya.

"Uhuk-uhuk!"

Dan Li Xian benar-benar tersedak karena mendengar ucapan dari Liu Xing Sheng yang peduli dengannya.

"Aku bilang juga apa," ucap Liu Xing Sheng menyerahkan gelas minuman pada Li Xian.

"Terimakasih," balas Li Xian setelah meneguk minumannya sampai habis.

"Kapan kau kembali ke perbatasan?" tanya Li Xian kemudian.

Liu Xing Sheng mengangkat bahunya. "Kenapa?"

"Kau meninggalkan prajuritmu di sana sendirian."

"Bukan masalah besar," balas Liu Xing Sheng "Kapan kau kembali ke istana?" tanyanya.

"Sepertinya wabah ini sudah mereda, aku akan kembali besok."

Liu Xing Sheng mengangguk.

Sepertinya mereka telah melupakan kejadian kemarin, dimana mereka saling menatap penuh murka satu sama lain, saling mengutarakan protes juga emosinya.

°°°

Liu Xing Sheng yang sedang berada di posko pengobatan merasakan sesuatu yang sedang menuju ke arahnya, lebih tepatnya menuju ke arah desa. Dia bergegas keluar dari posko, suara itu semakin jelas terdengar, membuat para prajurit yang merasakan pun bersiap di tempatnya.

"Lindungi Putri Mahkota," titah Liu Xing Sheng keras.

Beberapa warga mulai mencari tempat persembunyian yang aman, para pemberontak mulai berdatangan, pertempuran pun tidak bisa dihindari.

Li Xian yang berada di dalam penginapan mulai tertarik melihat keramaian yang terjadi, dia menengok dari balik cendela kamarnya, matanya melotot saat melihat beberapa prajurit tengah bertarung. Langkah kakinya berjalan menuju lemari, mengambil pedang yang dibawanya, dan segera bergegas turun. Namun langkahnya terhenti saat Linda berdiri di depannya.

Li Xian EmpressWhere stories live. Discover now