04: Yes, I'm Your Husband

3K 564 23
                                    

CHAPTER 4
Yes, I'm Your Husband


[Playlist: Suran – Water Orchid]

***

Langkah kaki seorang pria berderap pelan, menapaki keramik mengkilap kecoklatan sebuah rumah bertatanan luar bisa megah, lalu berhenti di salah satu bagian. Mendongak, Jeffrey memandangi lekat sebuah bingkai foto besar yang tersemat pada dinding kokoh ruang tengah bernuansa semi klasik dengan satu set sofa sewarna karamel dan meja kaca rendah di tengah beralaskan karpet bulu putih bersih, pula lampu-lampu berpijar jingga mengantung di sana-sini, dan sebuah televisi LED selebar 32 inchi.

Seminggu berada di rumah ini, Jeffrey telah menelusuri hampir keseluruhan isi di dalamnya. Bersebelahan dengan ruang tengah, ada dapur dengan peralatan masak yang lengkap, pantry dan mini bar, juga meja beserta sepasang kursi yang saling berhadapan; ruang fitness pribadi yang menyatu dengan kolam renang indoor; tatanan tanaman-tanaman dan bebungaan di area taman belakang rumah; dan sebuah ruang khusus pembuatan parfum di mana banyak sekali teronggok botol-botol kecil dan cairan-cairan berbau wangi.

Sementara, jika meniti tangga ke lantai dua, ada sebuah kamar luas yang pastinya adalah milik sang empu rumah ini, Rosé dan Jaehyun. Jeffrey hanya sesekali masuk ke dalam sana untuk mandi dan mengambil pakaian ganti. Selebihnya ia lebih banyak berada di sebuah ruangan yang mirip seperti perpustakaan yang disatukan dengan ruang kerja sebab satu set komputer terdapat di sudutnya. Ada pula rak berisi buku-buku yang kebanyakan bertajuk binis dan manajemen, sebagian kecil menyabet genre sastra serupa novel fiksi sejarah dan kumpulan puisi picisan. Hari-hari Jeffrey habiskan untuk membaca lembaran-lembaran kertas di sana, dan berakhir terlelap di atas sebuah sofa abu-abu pudar di ruangan yang sama.

Dan selain itu, foto yang terpajang di ruang tengah, menampilkan pasangan pengantin yang saling memeluk, selalu menjadi titik di mana Jeffrey menghabiskan bermenit-menit hanya untuk berdiri dan memandanginya. Di sana ada senyuman manis yang terpasang pada wajah masing-masing bahwasanya seakan menegaskan dua orang tersebut begitu mencintai satu sama lain.

Sekarang Jeffrey memahami, adalah wajar perempuan itu menjadi setengah gila sepeninggal suaminya. Jeffrey pun nyaris dibuat gila oleh sekelumit fakta yang ia dengar dari Alice perihal Jaehyun yang merupakan saudara kembarnya. Ia tak begitu ingat tentang masa kecil mereka, Ia hanya ingat sekelebat wajah laki-laki kecil yang dulu kerap bermain bersamanya di panti. Dan lagi, kenyataan bahwa dirinya lah yang membunuh Jaehyun menghantam relung Jeffrey begitu kuat. Namun, Jeffrey tak lantas menjadi gila, sebab fakta perihal ia yang membunuh atas suruhan orang lain membuatnya harus mempertahankan kewarasan di situasi segila sekarang.

Dengan keterampilan yang ia dapat dari menjadi salah satu anggota gangster di Italia sana, Ia berhasil meretas sandi komputer milik Jaehyun di ruang perpustakaan dan membuat surel baru untuk mengirimkan pesan pada Lucas, salah satu rekan kerjanya. Jeffrey meminta Lucas mencari tahu siapa yang menyuruhnya menabrak ferari gading waktu itu. Namun, sampai saat ini ia belum juga mendapat balasan. Selain itu, Jeffrey juga berusaha mengirim surel pada Mark, sekedar menanyakan kabar pria itu.

Demi menghilangkan jejak, sebelum datang kemari, Jeffrey membuang ponselnya ke jalanan saat ia berada di dalam mobil Alice yang melaju kencang. Benda itu mungkin sudah hancur tergilas roda-roda kendaraan yang melintas.

Menghela napas pelan, Jeffrey menutup buku yang tengah ia baca lalu meletakannya di atas meja. Ia kebosanan. Rumah ini begitu sepi. Hanya ada beberapa pelayan yang datang untuk membersihkan rumah dan memasak, lalu pulang di waktu petang. Tak dipungkiri kehidupan Jeffrey berbalik setengah putaran lebih tenang dari sebelumnya selama satu minggu ini.

SILHOUTTE: After A Minute [END]Where stories live. Discover now