10: From Seoul to Chuncheon

1.9K 393 24
                                    

CHAPTER 10
From Seoul to Chungcheon

[Playlist: Night Off - Sleep]

***

Dua buah koper telah terisi penuh oleh keperluan tiga hari perjalanan.

Alice benar-benar tak main-main dengan ucapannya tempo hari perihal liburan. Hari ini Jeffrey akan didepak bersama Rosé pergi menuju Chuncheon, Provinsi Gangwon, tanah di mana Elysian Gangchon Ski & Resort berada.

Koper dimasukan ke dalam bagasi mobil oleh Mingyu. Lantas, pada dua insani yang berdiri berdampingan, Alice mengulurkan dua tiket penumpang kereta bawah tanah. Alice sudah menjelaskan via telepon beberapa saat lalu sebelum wanita itu berkunjung. Katanya Rosé masih menyimpan trauma duduk di dalam mobil, maka ide naik kereta bawah tanah dipilih Alice sebagai alternatif akomodasi mereka. Lagipula, jarak antara stasiun terdekat dengan rumah ini tak terlalu jauh, hanya sekitar dua kilo meter, tiga puluh menit jika berjalan kaki. Sementara itu, koper mereka akan dibawa-serta Mingyu menggunakan mobil.

Jeffrey sempat bertanya sebelumnya, mengapa Rosé tidak duduk di jok belakang saja? Dan, Alice menjawab, "Maka, kamu harus selalu memeluknya sepanjang perjalanan agar dia tidak ketakutan."

Kehabisan kata-kata, Jeffrey dengan enteng menanggapi, "Boleh saja. Setidaknya itu lebih baik dari pada membuatnya berjalan kaki berkilo-kilo meter. Apalagi udara musim dingin rentan membuatnya sakit. Kau ini kakak macam apa?"

Jika saja mereka tak sedang berbicara jarak jauh, Alice pasti sudah mendaratkan gamparan di wajah Jeffrey mendengar ucapannya yang terkesan mencibir. Selain itu, Alice juga masih tak bisa membayangkan adiknya berada dalam pelukan pria macam Jeffrey. Walaupun itu bukanlah sesuatu yang mesti dipermasalahkan. Alice tak tahu, sentuhan fisik apa saja yang telah dilakukan Jeffrey pada adiknya sejauh ini. Selama itu bukan 'meniduri' Rosé, Alice masih bisa tinggal diam.

"Kau benar-benar tidak apa-apa berjalan kaki sampai stasiun?"

Anggukan semangat Rosé berikan seusai Alice bertanya. Hal itu menjadi kepastian telak yang seolah menegaskan pada Jeffrey bahwa putusan Alice tidaklah salah. Alice tak terlalu cemas, sebab ia tahu menyusuri jalanan kota Seoul sejenak sambil berjalan kaki memang bagian dari keinginan Rosé setelah berbulan-bulan lamanya mengurung diri di rumah.

Entah apa yang membuat Rosé begitu bersemangat, Jeffrey tak mengerti. Udara sedang dingin-dinginnya, bagaimana bisa Rosé nampak sama sekali tak keberatan? Jeffrey diam melihat Alice yang mengusap surai adiknya penuh kasih sayang.

"Selamat berjalan-jalan. Semoga liburannya menyenangkan," ujar Alice pelan seraya menguntai senyum manis. Rosé balas tersenyum. Perempuan itu begitu anggun dengan gaun sutra hitam dipadu mantel kuning cerah dan kupluk rajutan benang wol yang tersemat apik menutupi ujung kepala, pula syal yang melilit rapi lehernya.

Sementara itu, Jeffrey hanya diam saat Alice bicara padanya sambil menepuk lengan beberapa kali. "Jaga adikku baik-baik!"

Jeffrey mengamati dua mobil yang mengambil jalur berlainan saat keluar pintu gerbang. Alice mengambil jalur kanan untuk kembali menuju kantornya, sementara mobil yang dikemudikan Mingyu mengambil jalur lainnya.

Kini tersisa Jeffrey dan Rosé berdiri di pelataran rumah. Kesadaran menyita Jeffrey dari lamunan sesaat kala ia rasakan sebuah tangan menggenggam jemarinya. Senyuman masih tersisa di bibir Rosé saat Jeffrey menoleh. "Ayo jalan!"

SILHOUTTE: After A Minute [END]Where stories live. Discover now