08: The Things You Like

2.3K 437 31
                                    

CHAPTER 8
The Things You Like

[Playlist: Saltnpaper - Look At]

***

Dua bilah pintu lebar gereja terbelah. Kemunculan sepasang muda-mudi dari sana disambut oleh butiran salju yang berderai perlahan menyelimuti aspal jalanan, sebagian bertengger manis pada dahan-dahan pepohonan.

Langit abu-abu di atas sana menjadi objek pandang dua manusia yang berdiri di pelataran gereja sebelum akhirnya satu sama lain saling menatap. Keberangkatan mereka kemari tak berbekal sebuah payung. Baik Rosé maupun Jeffrey seolah terlupa bahwasanya awal musim dingin memungkinkan terjadinya hujan salju tanpa diduga-duga. Padahal pagi tadi langit begitu cerah seakan menandakan jikalau hari baik akan berjalan sesuai harapan.

Barangkali, baik bagi sebagian orang: bagi pemilik kafe yang menjual kopi hangat atau pemilik kedai sup misalnya. Namun, tidak begitu baik bagi sosok perempuan bersurai layaknya tumpahan madu dan sosok pria jangkung yang tenggelam di dalam mantel hitam selegam rambutnya.

"Kita terabas saja!"

Rosé. Perempuan itu membunyikan suara. Mengungkapkan sebentuk ide tak masuk logika sebab siapapun tahu, menerabas hujan salju sederas itu tanpa alang-alang apa pun akan berakibat fatal: demam atau mungkin hipotermia.

Melihat lelaki di sebelahnya hanya diam tanpa tanggapan, Rosé menggigit bibir bawah. Ia sungguh tak bisa memikirkan cara lain tetapi ingin segera mengusaikan keberadaan dari sana. Selain karena udara dingin menggelitik sebagian paha hingga betisnya yang tak tertutup gaun atau kakinya yang terasa pegal akibat menumbu badan terlalu lama, Rosé membutuhkan sesuatu yang hangat untuk tubuhnya yang membeku.

Sementara itu, Jeffrey tengah memikirkan alternatif lain selain harus membiarkan tubuh mereka berjibaku dengan timbunan salju. Sepersekon kemudian, mantel ia tanggalkan dari tubuhnya, lantas ia gunakan untuk memayungi dua kepala.

Rosé cukup dibuat terkesiap sesaat setelah dirinya dibawa bernaung di bawah mantel yang Jeffrey genggam. Jeda di antara wajah keduanya kala saling memandang tak lebih dari satu jengkal, sedikit menyajikan debaran ke dalam hati masing-masing.

"Ayo!" Suara Jeffrey nyaris tak terdengar. Namun, Rosé turut menapakan sepatu boots-nya di atas aspal seiring dengan langkah Jeffrey yang berayun cukup cepat. Gereja jaraknya tak cukup jauh dari rumah, tetapi tak memungkinkan rasanya jika sepanjang jalan pulang mereka berteduh di bawah mantel yang tak seberapa tebal. Untuk itu, sebuah minimarket di tepi jalan menjadi tempat singgah yang Jeffrey pilih.

Menghela napas lega saat dua pasang kaki menapak pada ubin minimarket, Jeffrey menghempaskan butiran salju yang menimpa mantelnya lalu menyodorkan benda itu pada Rosé. "Pakailah! Aku akan masuk dan membeli payung."

Mengerjapkan mata beberapa kali, Rosé tak lantas menerima. "Lalu kamu?" Ia bertanya pelan, "kamu akan bertahan dengan pakaian tipis begitu?" Dibandingkan dirinya, Rosé lebih mengkhawatirkan Jeffrey yang hanya memakai kemeja tanpa luaran apa pun.

"Aku baik-baik saja." Jeffrey menjawab. Ini belum seberapa. Jeffrey pernah harus bertelanjang dada di tengah badai salju saat menjalani pelatihan untuk memasuki salah satu kelompok gangster paling mematikan di Italia.

Namun, seolah tak mendengar ucapan Jeffrey, Rosé mengambil mentel itu lalu sedikit berjinjit, hendak memakaikannya di tubuh Jeffrey tetapi mata Rosé membulat begitu pria itu justru turut melakukan hal serupa dengannya: berjinjit lebih tinggi sehingga Rosé menjadi kesulitan.

"Kamu yang pakai!" titah Jeffrey sekali lagi.

Dan, Rosé lagi-lagi berlagak tuli. Ia berusaha menggapai kedua bahu Jeffrey dan mendorongnya turun. Namun, tenaganya yang tak seberapa jelas tak membuahkan hasil. Ia menghela napas. Sementara, Jeffrey mengambil kesempatan untuk mengambil lagi mantel di tangan Rosé. Tak hendak memberikan perintah untuk yang ketiga kali, Jeffrey memilih mengurung Rosé dengan dua lengannya yang kokoh, untuk kemudian membungkus tubuh Rosé dengan mantel hitam miliknya.

SILHOUTTE: After A Minute [END]Where stories live. Discover now