uno ; the baby

4.7K 373 539
                                    

Javier gelisah dalam duduknya, pulpen di tangannya hanya ia putar terus menerus namun pandangannya menatap kosong kearah buku dan tentu saja pikirannya bukan disana.

Tok..tok..tok..

Ketukan di pintu menyadarkan lamunannya, ia menoleh setelah bunyi pintu di buka.

"Dad?"

Laki-laki paruh baya yang dipanggil 'dad' itu tersenyum dengan nampan di tangan kanannya sementara tangan kirinya masih memegang kenop pintu. Tidak seperti keluarga yang lain, biasanya seorang ibu yang melakukan seperti ini pada anaknya, tapi Iris tidak punya waktu untuk itu.

"Sedang belajar?"

Javier mengangguk pelan. "Daddy bawa apa?"

Sergio meletakkan nampan berisi segelas susu dan beberapa buah empenadas; jajanan berbentuk seperti pastel. Kesukaannya.

"Daddy dapat empenadas darimana?"

"Nyonya Barbara baru saja membuka kios empenadas di depan rumahnya, ini hari pertamanya buka dan daddy yang pertama kali membelinya, tapi dia malah tidak ingin menerima uang."

Javier tersenyum sambil menyomot empenadas dan melahapnya. "Kalau begitu aku bisa setiap hari beli ini ke sana. Hmm ini enak."

Sergio tersenyum sambil mengusak surai hitam anaknya. "Kamu tidak latihan? Sudah sore, biasanya Calvino; teman dekat Javier, menjemputmu saat ini," tanya Sergio sambil melihat ke luar jendela.

Javier menunduk sedikit. "Aku keluar dari club, dad."

Sergio mengernyit. "Kenapa?"

Javier tidak menjawab, Sergio menghampiri anaknya dan memegang bahunya.

"Bukankah kamu ingin sekali menjadi pesepak bola internasional dan tinggal di Madrid?"

Javier tersenyum getir. "Daddy benar, tapi—"

"Apa karena mommy mu?" Potong Sergio.

Javier meletakkan sisa gigitan empenadas di piring, dan itulah yang membuat ia gelisah karena bimbang. "Mommy sebentar lagi pulang, dad. Kalau mommy tahu aku pergi latihan maka..ah sudahlah daddy pasti mengerti."

Sergio tersenyum. "Yasudah kalau begitu daddy akan menemanimu."

Javier menoleh cepat dengan mata membulat. "S-serius, dad?"

"Hahh daddy serius, mana bisa daddy melihat anak kesayangan daddy ini mengurung cita-citanya." Sergio berjalan keluar lalu berbalik. "Cepat siap-siap."

Javier mengangguk senang, kalau ditemani daddy nya pasti mommy nya tidak akan curiga kalau ia pergi latihan.

Javier memang sangat menyukai sepak bola, dan Iris selalu melarangnya. Javier tidak mengerti kenapa mommy nya begitu, ditambah dengan alasan-alasan yang tidak logis. Jadi sejak kecil Javier selalu bersembunyi jika bermain bola, sampai suatu ketika ia ketahuan dan bola yang Javier beli dibakar oleh mommy nya.

Sergio juga tidak hanya diam, ia sering beradu argumen dengan istrinya. Javier sudah biasa melihat pemandangan itu dan menganggap itu biasa sebab setelahnya mereka sudah kembali berbaikan.

 Javier sudah biasa melihat pemandangan itu dan menganggap itu biasa sebab setelahnya mereka sudah kembali berbaikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mi Luna [✓]Where stories live. Discover now