dieciséis ; birthday

1.2K 149 94
                                    

Happy birthday Luna~

Happy birthday Luna~

Happy birthday

Happy birthday

Happy birthday Luna~

Luna meniup lilin dengan angka 8, disusul sorakan bahagia dari tamu-tamu dalam pesta ulang tahunnya. Tamu-tamu yang hadir hanya sebatas orang-orang terdekat dan dua sahabat Luna di sekolah.

"Selamat tahun, Luna!" Jericho memberikan sebuah kado.

"Terimakasih paman Jericho!"

"Luna sayang, selamat ulang tahun, ya." Teresa ikut mengucapkan dan memberikan hadiah.

"Terimakasih nyonya Teresa dan tuan Martin!"

Dua sahabatnya, Matea dan Perla juga datang sembari memberikan kado.

"Selamat ulang tahun, Luna. Ini kado dari kami berdua!"

"Terimakasih Matea, Perla. Ayo nikmati kue-kue nya ya, aku membuatnya dengan papa, loh! Hihi," bisik Luna diakhir kalimat.

"Oke, nanti kamu menyusul, ya."

"Oke!"

"Luna."

Luna menoleh, mendapati Javier yang menghampirinya.

"Selamat ulang tahun, sayang."

Luna tersenyum senang, meskipun semalam tepat jam 12:01 papanya itu sudah mengucapkannya, tapi dia tetap menyukainya.

"Papa sudah mengatakannya semalam."

"Memang apa salahnya mengatakannya lagi, hm? Tuan putriku yang cantik," ucapnya memeluk erat Luna.

Luna tertawa geli. "Mana kado untuk Luna, pa?"

"Ada, dong." Javier mengeluarkan kotak nampan beludru dan membukanya.

"Eh? Itu kan kalung Luna," pekiknya melihat liontin yang sama.

"Memang benar punya Luna, tapi papa mengganti rantainya. Yang dulu kan sudah tidak cukup di lehermu." Javier mengarahkan untuk memasangkan ke leher Luna hingga membuatnya terlihat cantik.

Javier tersenyum kecil melihatnya.

"Luna, kemari!"

Luna menoleh cepat, Perla memanggilnya. "Pa, Luna ingin bergabung dengan Perla dan Matea."

"Tentu sayang, nikmati harimu."

Luna mencium pipi Javier sebelum dia berlari menyusul kedua temannya yang memakan kue.

Javier duduk di sebuah kursi di sana sambil menikmati rebujito. Sebenarnya dia tidak tahu kapan jelasnya Luna lahir, jadi dia mendaftarkan hari kelahiran Luna disaat dia menemukan Luna.

Melewati tahun-tahun bersama Luna benar-benar tidak terasa, meski begitu, dia juga bahagia dapat melewati begitu banyak peristiwa dan kejadian yang berkesan.

Dua tahun yang lalu, dia juga memasukkan Luna ke sekolah dasar di kota kecilnya; Salvador Dalí.

Hari-hari menyenangkan terus berlanjut hingga saat ini. Sergio juga kadang mengunjunginya, meskipun tanpa Iris. Lama-lama Javier jadi merindukan ibunya yang galak itu. Calvino juga kadang berkunjung jika dia punya libur beberapa hari dari kuliahnya. Sejenak Javier merasa sudah sangat bahagia memiliki orang-orang baik di sekelilingnya.

Mi Luna [✓]Where stories live. Discover now