siete ; disaster

1.5K 240 348
                                    

Langit menjingga, kumpulan unggas terbang menggeliat menatap ufuk barat, menyandarkan kelelahan di sepanjang sayap, dan menitipkan harapan untuk hari yang lebih baik esok.

Tanah merapat, meresap kelembapan dari udara yang semakin dingin, diikuti awan hitam yang bergerak cepat bergerombol, begitu tebal seakan-akan ingin langsung menumpahkan isinya.

Javier menutup jendelanya rapat, diikuti tirai kelabu yang menutupinya. Dia lekas menyalakan lampu karena hari sudah semakin gelap ditambah hujan yang akan turun dengan lebat.

Dia duduk di sisi Luna, menatap sejenak bayi itu. Otaknya berputar untuk mencari alasan yang akan dia jelaskan kepada orang tuanya tentang keputusannya yang ingin merawat Luna.

Javier jelas tahu bagaimana respon Iris nanti, tapi dia tetap ingin mencoba. Berharap semoga Sergio juga akan dipihaknya.

Luna bersuara kecil mengalihkan atensinya, dia tersenyum hangat sambil merunduk mencium pipi Luna dengan usapan kecil pada pipi yang lain.

Waktu pun berlalu, orang tuanya terdengar sudah pulang. Dia tahu karena Sergio mengetuk pintu dan langsung masuk.

"Luna?! Dia kembali?" Tanya Sergio dengan senyum merekah melihat kearah Luna di atas kasur.

Javier tersenyum sambil mengangguk. "Ya, dad. Polisi berhasil menemukannya, juga meringkus komplotan penculik yang sudah lama beroperasi."

"Syukurlah," puji Sergio sambil menepuk bahu anaknya.

Mata Javier beredar ragu menatap Sergio. "Dad, ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian nanti."

Sergio mengernyit tapi kemudian lekas mengangguk.

Javier menunduk saat ini berhadapan dengan Sergio dan Iris di ruang keluarga, ia menautkan jari-jemarinya, memainkan jempolnya dengan cemas

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Javier menunduk saat ini berhadapan dengan Sergio dan Iris di ruang keluarga, ia menautkan jari-jemarinya, memainkan jempolnya dengan cemas. Dia benar-benar akan meminta ijin ini meski dia tidak mungkin mendapatkannya.

"Jadi apa yang ingin kamu bicarakan?" Tanya Iris.

Javier mengangkat kepalanya sambil mengatur napasnya. "Dad..mom.." dia melirik kedua orang tuanya bergantian. "Aku ingin merawat Luna."

Iris menaikkan alisnya. "Maksudmu?"

"Setelah insiden kemarin dimana Luna di culik, aku memutuskan untuk merawatnya mulai sekarang."

Iris menghela napas kasar sambil memejam, terlihat tangannya mulai mengepal.

"Kamu yakin dengan ucapanmu, Jav? Kamu punya pilihan untuk mengirimnya ke panti asuhan," ucap Sergio.

"Sayangnya aku tidak akan mengambil pilihan itu, dad."

"Javier," panggil Iris tegas. "Apa kamu berpikir keputusan kamu itu akan membawa dampak baik bagi keluarga kita?"

"I-itu-"

"Untuk sekarang tetangga mungkin belum tahu bahwa ada seorang bayi di rumah ini, tapi tetangga tidak selamanya akan tutup telinga, kamu dengar mommy?!"

Mi Luna [✓]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant