veintisiete ; strange feeling

1K 128 29
                                    

Setelah kejadian dimana Javier memutuskan hubungan dan menghentikan perasaan dengan Lucy, dia mencoba untuk kembali kepada dirinya yang dulu. Jujur, cukup sulit. Terlebih dia jadi lebih sering melihat Lucy dan Jericho bersama.

Dan juga setelah kejadian itu, Javier maupun Lucy tutup mulut soal kedekatan mereka kepada Jericho. Biarlah itu menjadi masa lalu mereka yang tidak layak untuk dikenang. Sekarang prioritas mereka sudah berbeda. Luna bagi Javier, dan Jericho bagi Lucy.

Waktu terus berlalu, sampai tidak terasa sudah hari dimana bukan lagi pertunangan yang mengikatkan dua insan dengan satu hati, tapi hari ini adalah hari pernikahan sahabat baik Javier dengan wanita yang pernah dia cintai.

Tidak. Javier sebisa mungkin mengikhlaskannya, lagipula dia punya Luna di sampingnya yang tidak akan meninggalkan atau mengkhianatinya, kan?

Javier mengetuk kamar sang anak kemudian membukanya, menampilkan Luna yang mengepang rambutnya.

"Sudah siap, sayang?"

"Sebentar, pa. Bisa papa tolong Luna?"

Javier masuk. "Ada apa, sayang?"

"Ikatkan pita ini di rambut Luna," ucapnya memberikan pita putih.

Javier menerimanya dan mengikatkannya dengan hati-hati agar terlihat rapi. "Ngomong-ngomong siapa yang mengajari Luna mengepang rambut?"

"Nyonya Maria, pa."

Javier mengangguk-angguk. Luna melihat pantulan dirinya di cermin, tapi dia juga melihat raut ayahnya yang tampak tidak bersemangat.

"Ada apa, pa?"

Javier mengangkat kepalanya bertepatan dengan selesainya dia mengikat pita itu. "Papa hanya sedih."

Luna lantas memutar tubuhnya menghadap ayahnya. "Hanya? Meskipun 'hanya', Luna tidak mau melihatnya. Apa yang terjadi?"

Javier tersenyum. "Selama ini papa merasa belum bisa menjadi orang tua tunggal yang baik untuk Luna, papa tidak pandai dalam pelajaran, papa tidak bisa mengajari Luna menggambar, atau berias untukmu seperti ini."

"Kenapa papa bilang begitu? Papa sudah lebih dari cukup untuk Luna. Luna sama sekali tidak berpikir papa bukan orang tua yang baik untuk Luna, karena semua yang papa lakukan sangat berarti untuk Luna. Kasih sayang papa sudah membuat Luna sangat senang, lagipula masakan papa belum ada yang menandingi kelezatannya!"

Ungkapan anaknya sedikit mengobati kecil hatinya. Dia meraih kedua tangan Luna, membawanya ke dalam genggaman hangat.

"Papa sangat menyayangi Luna, jadi kalau Luna butuh sesuatu katakan saja pada papa, ya? Papa akan selalu berusaha melakukan apapun untuk Luna, anak papa tersayang."

Luna tersenyum, dia memeluk Javier erat. "Luna juga sayang sama papa, Luna tidak akan meninggalkan papa sampai kapanpun."

Javier tertawa kecil sembari merenggangkan pelukan itu. "Meskipun kamu sudah menikah nanti, papa harap kamu sering mengunjungi pa-"

"Luna tidak mau menikah!"

Javier membulatkan matanya kemudian tertawa kecil. "Eh? Kenapa?"

"Karena kalau Luna menikah, Luna akan meninggalkan papa. Luna tidak mau papa sendirian."

Javier geleng-geleng kepala, dia melirik arlojinya. "Ah sudah hampir terlambat, ayo kita pergi sekarang."

Luna mengangguk dan menggandeng tangan ayahnya sampai ke mobil mereka.

Luna mengangguk dan menggandeng tangan ayahnya sampai ke mobil mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mi Luna [✓]Where stories live. Discover now