veintiseis ; jericho's fiancee

806 119 52
                                    

Satu purnama telah berlalu, sejak hari dimana Javier meminta ijin untuk menjalin kedekatan, selama itu pula mereka semakin dekat dan sering bertemu. Sisi dimana Lucy begitu senang, juga dirasakan oleh Javier, tapi dia melakukan ini semua atas dasar demi kebaikan Luna, bukan hanya sekadar melihat tampang dari Lucy.

Mengenal Lucy kurang lebih sebulan membuat Javier dapat menilai bahwa Lucy pribadi yang baik. Lupakan tentang gugup dan kaku saat pertama kali berjumpa, kini Lucy jadi lebih santai dan Javier dapat mengimbanginya.

Meski merasa Lucy adalah pribadi yang baik, itu tidak lantas membuat Javier jujur akan asal-usul Luna. Dia sudah berikrar untuk mengubur dalam-dalam fakta itu, sekarang Luna adalah anaknya.

Jericho membawakan dua botol bir dengan merek MORITZ, bir ringan yang biasa mereka minum. Dia memberikan salah satunya kepada Javier yang duduk di pinggir sungai.

"Akhir-akhir ini kamu jadi sulit ditemui meski di ladang sekalipun," ucap Jericho.

Javier hanya tersenyum simpul menatap ke depan. "Aku sedang melakukan apa yang kamu desak selama ini."

Jericho mengernyit setelah meneguk birnya. "Apa itu?"

Javier menoleh. "Mencari ibu baru untuk Luna."

Jericho terperangah. "Javier?! Kamu serius? Woah! Siapa wanita beruntung itu?"

Javier tertawa kecil. "Hanya wanita biasa yang menarik."

"Dimana kalian bertemu? Kencan buta?"

"Dia salah satu guru di sekolah Luna."

"Oh begitu."

Mereka pun terdiam beberapa saat, saling meneguk bir sambil melihat perahu berlalu-lalang.

"Sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan dari dua Minggu yang lalu padamu."

"Soal apa?" Tanyanya kemudian meneguk birnya

Jericho merapatkan duduknya. "Pertunanganku."

Javier hampir saja tersedak, dia terbatuk sedikit dan ditertawakan oleh Jericho.

"Kamu serius?!"

"Serius."

"Bohong."

"Aku serius, Jav." Dia membenarkan duduknya. "Kami teman semasa kecil, memang belum bertunangan, sih. Tapi dia adalah calonku, hehe."

"Kamu tidak pernah membicarakan hal ini sebelumnya, Jericho."

"Apakah aku harus lapor apapun padamu?"

Javier tertawa. "Bagaimanapun juga selamat, ya." Dia menyodorkan botolnya.

"Gracias!" Jericho balas menyulang botolnya juga. "Apa kamu ada waktu besok malam? Aku akan memperkenalkan calon tunanganku padamu."

"Tentu."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mi Luna [✓]Where stories live. Discover now