Javier masih mematung di tempatnya sementara Miguel tersenyum senang sambil kembali menghisap rokoknya.
"Hey!"
Keduanya menoleh, mendapati Maria di ambang pintu.
"Makan malamnya sudah siap, mengobrolnya nanti lagi."
Javier mengangguk meng-iyakan.
"Ah laparnya, ayo cepat masuk," ajak Miguel sambil mematikan putung rokoknya dan berjalan masuk lebih dulu.
Javier memang kaget karena ini terkesan tiba-tiba, tentu saja. Di pertemuannya pertama kali setelah sekian lama, dan langsung mendapat berita baik pernikahan kakaknya. Tapi mungkin memang sudah saatnya kakaknya itu menikah, usia Miguel sudah 32 tahun.
"Berapa lama kakak disini?" Tanya Javier berjalan beriringan keluar dari rumah.
"Yang jelas bukan hanya sampai hari ini atau besok, kamu tahu kan betapa jauhnya dari Murcia kemari?"
Javier mengangguk-angguk. "Oke, lakukan apapun sesukamu kak, hari ini aku sangat sibuk."
"Kamu bisa memintaku untuk melakukan sesuatu, aku kemari kan untuk bertemu adikku."
Javier tampak berpikir. "Oke, kamu ikut aku mengantar Luna, kak."
"Oke, pakai mobilku saja." Miguel sudah lebih dulu pergi ke mobilnya.
Kemudian Luna keluar dari rumah dan menghampiri Javier.
"Kita naik mobil paman Miguel, pa?"
Javier mengangguk. "Iya."
"Asyik!"
"Kenapa? Luna menyukai mobilnya paman Miguel?"
Luna mengangguk polos. "Ada angin sejuk di dalam mobil paman Miguel."
Javier tersenyum kecut. Bukannya dia tidak punya uang untuk membeli mobil mewah, tapi uang itu sedang dia tabung untuk kepentingan yang lebih penting. Terlebih dia juga sudah terlepas bantuan finansial dari ayahnya selain perkebunan itu saja.
Setelah mengantar Luna ke sekolah, Javier membawa Miguel ke pusat kota Figueres untuk melanjutkan tugas para pemuda di sana.
"Apa akan ada sesuatu terjadi?" Tanya Miguel begitu turun dari mobil, menatap ke sekelilingnya.
"Iya, akan ada pekan raya. Nanti akan ada arak-arakan di sepanjang jalan ini, kemudian pada malam hari pemandangan air yang mengalir dari sungai Manol akan sangat indah begitu lampu-lampu cantik dipasang, kemungkinan juga akan ada kembang api, ah Luna sangat menyukai kembang api."
Miguel terperangah mendengar penuturan adiknya yang panjang. Dia kemudian menghampirinya. "Oke, ayo katakan saja apa andilku hari ini."
Javier mengangguk dan mengajak Miguel untuk bertemu dengan ketua perkumpulan pemuda; tuan Ferguso.
YOU ARE READING
Mi Luna [✓]
General FictionAdalah sebuah dosa besar bagi Luna yang mencintai ayahnya sendiri. -------🌙 Javier Hernandez (18) merelakan masa depan dan impiannya untuk menjadi pesepak bola Internasional di Madrid sejak kehadiran Luna ; bayi yang dengan tidak sengaja dia temuka...