PEKABLE -52

222 33 78
                                    

"Cio!"

"Cio tunggu! Kok lari sih?! Tadi lo bilang apa barusan?"

Kenara mengejar Alcio yang sudah naik tangga menuju kelas.

Tadi barusan Alcio bilang apa? Cemburu? Dia cemburu karena Kenara lihat anak baru itu? Itu artinya....

Kenara spontan tersenyum semringah. Ada sensasi geli dan seperti ada ribuan kupu-kupu di dalam perutnya.

Alcio cemburu? Itu artinya dia.....

Lalu Kenara tersadar dari lamunannya. Dia baru ingat, dia harus mengejar Alcio yang lari karena sehabis mengatakan bahwa ia cemburu.

"Cio!"

Setiba di kelas dia mendapati Alcio pindah tempat duduknya di sebelah Selo. Dan lucunya cowok itu tidak menonjol seperti biasanya.

Alcio sembunyi di bawah ketiaknya Selo. Feri yang duduk di sebelahnya Selo pun sampai hampir terjatuh, karena Alcio menimbruknya, mengambil bangkunya Feri.

"Aduh bibir seksi gue masih sakit! Lo ngapain sih di bawah ketek gue? Ketek gue bau asem kupret! Bego banget sih!" Hardik Selo geleng-geleng kepala melihat kelakuan anehnya Alcio yang tidak seperti biasanya.

Kenara segera menghampiri Alcio yang masih sembunyi di bawah ketiaknya Selo.

"Cio, lo ngapain sih sembunyi di ketiaknya Selo? Ihh bau tau!" Kenara berujar dengan geli. Dia tidak bisa membayangkan kalau dia yang mencium ketiaknya Selo, dia pasti bakalan menangis tiga puluh hari tiga puluh malam tanpa berhenti.

Jijiknya setengah mampus!

"Gue lagi pengen cium keteknya Selo, wanginya enak. Lo jauh-jauh deh Key.." Alcio buka suara pelan.

Seketika semuanya kebingungan melihat Alcio. Sampai-sampai Meylin yang lagi memakai liptint, tercoreng sampai kena pipinya. Alhasil pipinya bercak bercak merah berantakan.

"Hah? Lo sinting ya Cio? Ihhh.. Gue mau nanya soal tadi--"

"Jauh-jauh dari gue Key, jangan ganggu dulu. Atau lo mau cium keteknya Selo juga?" Ancam Alcio.

Spontan Kenara bergidik ngeri. Dan matanya memerah. Cewek itu menangis sambil menjerit geli.

"Ihhh!! Nggak mauu ikhhh mama... Jijik!! Alcio nyebelin! Jahatt enggh... Enghhh..."

Kenara menangis. Ya, cewek itu memang cengengnya minta ampun. Segala emosinya diekspresikan dengan menangis. Senang, sedih, marah, merasa geli, merasa jijik, merasa terancam dan apapun itu dia akan selalu menangis.

Bahkan saat tak bisa tidur karena tidak ngantuk gara-gara minum kopi, Kenara juga menangis.

Bel masuk berbunyi dengan nyaring. Sebagai pertanda bahwa waktu istirahat telah berakhir. Kenara pun kembali ke tempat duduknya.

Feri kebingungan. Lalu tanpa banyak bicara, dia memutuskan untuk duduk di sebelahnya Kenara.

Cowok itu sebenarnya penasaran dengan apa yang terjadi pada Kenara dan Alcio. Sebenarnya ada apa antara mereka? Sampai-sampai Alcio takut dan begitu menghindar dari Kenara. Biasanya mereka selalu lengket seperti lem kambing. Tapi kali ini, Alcio malah menjauhi Kenara.

Namun, di samping itu semua ada perasaan senang dalam hatinya. Hari ini dia bisa duduk di sampingnya Kenara, cewek yang ia sukai sejak dulu. Yang dia suka diam-diam tanpa berani mengakui perasaannya pada Kenara. Yang setiap hari Feri hanya mampu mengangguminya dari jauh. Dan hanya bisa berbicara dengannya sewaktu-waktu saja.

Dan berada di dekatnya seperti ini, membuat hati Feri begitu bahagia. Sangat bahagia rasanya. Sampai dadanya terasa sakit.

"Jangan nangis lagi ya, Na.." Ucap Feri berusaha menghibur Kenara, dia mengelus dengan lembut rambutnya Kenara.

Kenara menoleh menatap Feri dengan matanya yang berlinang air mata. "F-Feri?"

"Gue duduk sini ya. Boleh kan? Soalnya bangku gue di rebut Cio."

Mendengar nama Alcio di sebut spontan membuat Kenara kesal dan dia menangis lagi.

"Enghh... Enghhh..."

"Eh kenapa Na? Jangan nangis lagi.. Cio nggak ke sini kok. Dia masih di bawah keteknya Selo. Tenang ya Na.." Feri mengeluarkan sapu tangannya yang masih bersih.

Hatinya lega melihat sapu tangannya masih bersih. Kemudian, ia mengelap air matanya Kenara yang ada di pipi dengan lembut dan penuh perhatian. Dia gugup bisa sedekat dengan Kenara seperti itu dan merasa gemas di waktu yang bersamaan melihat Kenara menangis.

Terlihat sangat menggemaskan sampai rasanya Feri ingin memeluknya erat-erat. Namun, hal itu mustahil.

Kenara yang masih menangis mengambil sapu tangannya Feri dan mengeluarkan ingusnya.

Feri tertawa kecil melihatnya. Lucu. Feri jadinya tambah gemas.

Cowok itu mengelus pelan kepalanya Kenara. Dan cewek itu tidak sadar akan perlakuannya Feri. Karena ia sibuk memikirkan Alcio.

Sementara itu, ada sepasang mata yang melihat Feri dan Kenara dengan sinis. Hatinya terasa sakit.

Afifah.

🎨🎨🎨

To be continued

Alcio cemen langsung malu2😂 Ferinya cari kesempatan, Afifah terbakar api cemburu🥲

Satu kata untuk mereka?🙈😝

Mohon beri vote dan komentar sebagai dukungan untuk cerita ini.

Update lusa? Komentar 💜 lagi yuk💜

Terima kasih banyak💜

PEKABLE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang