PEKABLE - 10

5K 551 169
                                    

"Gunung apa yang bikin happy?" Feri melontarkan pertanyaan pada Selo dan Alcio. Kini mereka lagi ada di depan kelas, pada bel istirahat sekarang ini. Sudah menjadi kebiasaan mereka berdiri di depan kelas kalau waktu istirahat. Bisa dibilang depan kelas adalah salah satu markas favorit mereka.

"Mana gua tau bambang!" Protes Selo bingung dan sedikit kesal. Sementara itu, Alcio lagi asik makan kacang.

"Eh nyet, lo tau kagak?" Selo menyikut perutnya ketua geng mereka itu dengan siku tangan kirinya. Dan cowok itu hanya mengangkat bahu, menandakan dia nggak peduli dan bodo amat dengan pertanyaan tak berfaedahnya Feri.

Feri pun mendengus. "Cemen lo pada taik kuda, gitu aje kagak tau elah!"

"Kasih tau lah sekarang njing!" Selo mulai emosi, dia menoyor kepalanya Feri geram.

"Yang bikin happy ya dua pucuk gunung dada cewek lah hahaha!" Jawab Feri sambil tertawa terbahak dan ekspresi mesumnya.

"Anjirr tobat lo bambang!" Teriak Selo ikutan ketawa.

"Alah, kagak usah sok suci lo nyuruh gue tobat njing!" Feri menabok pipinya Selo. "Lo aje sendiri tiep malam nonton bokep kan!"

Selo berdecak. "Udah kagak zaman nonton bokep lagi, gua mah langsung main praktek!"

"Main praktek di mana lo?" Alcio ikut menimbrung pembahasan Feri dan Selo yang mesum itu, sambil tetap asik memakan kacangnya.

"Di rawa-rawa dia Cio sama kuntilanak kolong jembatan!" Nyinyir Selo sambil terbahak-bahak.

Spontan Alcio ikut ngakak. "Bukannya rawa-rawa tempat mangkalnya Feri, kalo malem namanya Risa kan?"

"HAHAHA!"

"Anjing! Awas kena azab lo berdua mati sesak napas karena kebanyakan ngejek temen!" Feri emosi dan menabok kepala Selo dan Alcio hingga kepala mereka dua beradu kambing.

"HAHAHA BODO AMAT!"

Jawab Alcio dan Selo secara bersamaan, sehingga membuat Feri makin geram.

Mereka berdua masih aja merasa ngakak, sampai perut pun terasa sakit karena ketawa terus gara-gara Feri.

Dan tiba-tiba ada seorang cewek menghampiri Alcio dengan seragam dan roknya super ketat sampai nampak likukkan tubuhnya.

"Hei, Cio!" Sapanya.

Spontan Alcio berdeham dan meredakan tawanya.

"Eh.." Alcio tersenyum dan melihat ke nametag di seragam cewek itu. Karena cowok itu sering lupa dengan nama orang. "Hai Vania.."

Cewek itu tersenyum sumringah, mendengar Alcio memanggil namanya aja membuatnya klepek-klepek nggak karuan.

"Makasih ya, kemarin gara-gara lo ajarin cara cepat buat ngerjain soal logaritma, gue dapet delapan puluh loh kuis matematika semalem!" Ungkap Vania antusias sambil tersenyum lebar. Cewek itu berusaha untuk senatural mungkin, padahal sebenernya dia nggak pernah ada niat buat belajar matematika yang menyebalkan itu. Dia hanya sengaja aja jadikan itu sebagai batu loncatan supaya bisa cari perhatiannya Alcio, berhubung cowok itu paling jago matematika. Dan bahkan sebenarnya, nilai kuis matematikanya tidak bagus karena mendapatkan nilai dua puluh.

Alcio tersenyum miring. "Ohh baguslah kalo gitu.." Cowok itu selalu ramah pada setiap orang. Namun, pada Vania satu ini terkadang dia agak risih. Karena cewek itu suka berlebihan.

Dan Alcio berjengit saat Vania berjinjit sedikit dan mincium pipi kanannya tanpa izin. Feri dan Selo spontan terbelalak kaget.

Dan tanpa mereka sadari juga ada seorang cewek yang hendak masuk ke kelas X IPS 2 melotot melihatnya.

Hatinya Kenara terasa sakit, dan dadanya terasa sesak.

"Makasih ya sekali lagi Cio.." Vania tersenyum puas. "Eh iya, nanti minggu dateng ya ke party birthday gue!" Ucapnya sambil memberi undangan kecil berwarna pink  pada Alcio.

Namun, Alcio nggak mengambilnya. Karena matanya bertemu dengan Kenara yang berjarak beberapa meter darinya. Cowok itu pun panik.

Dan ketika Alcio hendak memanggil Kenara, cewek itu malah menunduk dan berjalan cepat melewatinya beserta Feri, Selo, dan Vania.

Tapi langkah kakinya Kenara terhenti, karena Alcio buru-buru menahan tangannya.

"Tunggu, Key.."

🎨🎨🎨

Tbc.

Satu kata buat Vania?

instagram: airin.gwe

PEKABLE (Completed)Where stories live. Discover now