PEKABLE - 27

2.8K 283 46
                                    

"Masih sakit banget ya, Key?" Tanya Alcio dengan raut wajah penuh khawatir pada Kenara yang tengah berbaring di kasurnya.

Cewek itu mengangguk lemah sambil menangis. Kedua matanya sembab dan udah membengkak, serta memerah. Alcio yang duduk di ujung kasur mendesah, di pegangnya kembali dengan sangat lembut dan berhati-hati kaki kanannya Kenara yang terjepit pintu pada sore tadi.

Alcio menjadi merasa bersalah dan dia nggak tega melihat Kenara terus meraung-raung kesakitan sampai seunggukan.

"Sha.. Kit Cio.. Hua.. Aahh.." Ringis Kenara.

Alcio pun langsung aja panik dan berpindah menjadi lebih dekat dengan Kenara. Cowok itu membelai pipinya Kenara yang tembam itu dengan penuh lembut.

"Sabar ya Key, paling besok udah nggak sakit lagi. Kan udah gue pakein salep.."

Kenara menangis lagi, dia begitu nggak tahan dengan rasa nyeri yang terus berdenyut di kaki kanannya itu.

"Tante sama Om masih belum balik ya.." Alcio mengalihkan pandangannya pada jam dinding yang terletak di dinding sebelah kiri kamarnya Kenara yang dicat warna ungu.

Jam sudah menunjukkan pukul 09.25 malam.

Airysh, mamanya Kenara pergi ke arisan dari sore tadi. Sementara itu, Rino, papanya Kenara lagi ada rapat urusan pekerjaan. Sehingga Kenara hanya sendirian di rumah. Untung aja, ada Alcio sekarang yang menemaninya. Setidaknya dia nggak merasa kesepian sendiri di rumah.

Dan dengan ada Alcio di sampingnya, Kenara merasa sangat aman. Dia selalu memberikan rasa hangat pada Kenara.

"Nggak t-tau.. L-lhama banget belum ba-bhalik ampe s-sekarang aahh.. Sakit Cio.." Kenara berbicara dengan terbata-bata sambil terus saja uring-uringan karena denyutan nyeri kakinya yang masih bengkak itu.

"Iya Key, iya.. Udah ya.." Alcio berusaha menenangkan Kenara dengan memeluk cewek itu dalam dekapannya.

Kenara tidak merasa keberatan, dia pasrah dalam dekapannya Alcio yang terasa begitu hangat.

"Mending sekarang lo tidur Key.. Biar nggak kerasa sakit lagi.." Ucap Alcio dengan menopang dagunya di atas pucuk kepalanya Kenara, dan tangannya mengusap lembut lengannya cewek itu.

"N-nggak b-bisa t-tidur.."

Alcio menatap Kenara, kemudian tersenyum. "Hmm.." Dia berusaha mencari akal untuk menghibur cewek itu. "Gimana kalau kita main jawab-jawab pertanyaan aja. Lo coba jawab pertanyaan gue ya.."

Kenara menunggu perkataannya Alcio dengan mata yang sembab.

"Tau nggak apa bedanya lo sama Monas?"

Keningnya Kenara menjadi berkerut, tangisan cewek itu menjadi reda.

"Apaan sih?! Ya tau lah bedanya. Monas kan benda mati, gue tuh makhluk ciptaan Tuhan! Nggak usah resek deh ya!"

Alcio malah tertawa. Dia mencubit kecil pipinya Kenara dengan gemas.

"Salah! Bukan itu jawabannya, Key!"

"Lah jadi?" Kenara menatap penuh lekat ke Alcio dengan penuh rasa penasaran.

"Monas itu ada di Jakarta, kalau kamu ada di hatiku." Alcio tersenyum menyeringai lebar.

Spontan mukanya Kenara memerah seperti tomat matang. Dia menjadi salah tingkah kena gombal oleh Alcio.

"Ikhhh dasar lo sapu lidi rontok! Nggak usah resek!"

Kenara pura-pura kesal, padahal dalam hatinya dia merasa senang.

Alcio ketawa ngakak. Dia senang melihat Kenara nggak nangis lagi.

"Aaaahhh cieee ada yang baper ahhh baperan ahhh Hahaha!"  Alcio mengejek dengan jail, menggoda Kenara.

Telinga Kenara pun terikut memerah. Dia semakin merasa malu.

"Tau ah!"

Dengan tak sadar, Kenara menghentakkan kakinya dan hal itu membuat kakinya menjadi tambah berdenyut sakit.

"Ahh sa-sakit.." Ringisnya dengan suaranya yang serak dan matanya kembali memerah.

Langsung aja Alcio menjadi panik lagi. "Eh eh kenapa Key?"

"Sakit lagi ya kakinya?"

Kenara mengangguk lemah.

"Ya udah deh, mending sekarang lo tidur Key.. Gue tadi cuma bercanda doang he he he.." Alcio cengigiran kecil.

Sebenernya nggak bercanda, lo beneran selalu ada di hati gue Key. Alcio membatin dalam hati sambil tersenyum kecil.

Cowok itu pun akhirnya menyelimuti Kenara.

"Tidur ya Key, gue balik dulu.." Alcio mengacak-ngacak lembut rambutnya Kenara.

Kenara membeku di tempat tidurnya. Rambutnya yang di acak-acak, malah hatinya yang kacau balau.

Dan saat Alcio hendak beranjak keluar dari kamar, secara tiba-tiba langkahnya terhenti karena tangannya dicekal oleh Kenara.

"T-temeni gue, Cio.."

Alcio pun berbalik. Kemudian tersenyum dan kembali berada di samping Kenara.

Dengan penuh lembut, Alcio membelai rambutnya Kenara yang berminyak itu dengan perlahan. Walaupun rambut cewek itu berminyak karena jarang di cuci, tapi Alcio tetap suka membelainya.

Dan Kenara merasa sangat nyaman, secara perlahan matanya terpejam.

Dalam dekapannya Alcio.

🎨🎨🎨

Tbc.

Maaf ya baru update, makasih buat yang masih nungguin cerita ini.

Kemarin2 lagi ada urusan, jadi nggak sempat update huhu..

Mulai sekarang aku baru bisa update cepat kembali, I'm back :)

Gimana sama part ini? Baper atau greget?

Alcio dan Kenara satu ranjang loh wahh🙄🙄

instagram: airin.gwe

PEKABLE (Completed)Where stories live. Discover now