PEKABLE - 32

2.4K 212 22
                                    

"Key, tunggu dulu.."

Dengan cepat Alcio menahan pintu rumah Kenara dengan tangannya yang tercengkram di pintu kayu jati tersebut. Kenara masih marah. Hal ini karena Alcio yang membabi buta menonjok Feri, sohibnya sendiri hingga babak belur.

Kenara mendesah dan menatap penuh malas ke Alcio. Cewek itu berkacak pinggang. "Apa lagi sih?!"

"Sori Key, gue tau gue salah. Tapi tolong jangan kayak gini sama gue, jangan diemin gue." Mohon Alcio dengan nada suara yang terdengar frustrasi.

Tidak diacuhkan oleh Kenara, orang yang penting bagi Alcio terasa sangat menyakitkan.

"Kan udah gue bilang, kalo mau minta maaf sama Feri, bukan sama gue. Feri yang babak belur karena lo pukulin." Tukas Kenara dengan nada suara bergetar. Sebenarnya dia nggak tega judes-judes pada Alcio, tapi dia mau Alcio tau rasa dan sadar atas kesalahannya.

Dia heran kenapa Alcio bisa begitu emosi tadi siang. Padahal Kenara dan Feri nggak ada macam-macam tadi. Mereka berhenti di depan minimarket karena Kenara mau mengobati luka lebam di pipinya Feri, akibat di angkot Feri tolongin dirinya.

Jadi tadi sewaktu mereka di angkot yang melaju dengan kencang, ketika secara mendadak supir angkot itu berhenti karena tanjakan, Kepala Kenara hampir terbentur di kaca angkot. Namun Feri menolongnya dengan secara secepat kilat menarik tubuhnya Kenara, sehingga akhirnya pipinya Feri yang terbentur di kaca angkot.

Karena merasa bersalah dan sebagai ucapan terima kasih, Kenara pun mengajak Feri ke minimarket. Cewek itu membeli obat salep untuk luka lebam dan mengoleskan ke pipinya Feri. Itu aja. Tapi Alcio malah emosi besar, dan berpikir bahwa mereka sedang mesra-mesraan.

Kenara bingung, kenapa Alcio bisa seperti itu? Kenapa ya kira-kira?

"Iya besok gue bakalan minta maaf sama dia di sekolah." Ujar Alcio sungguh-sungguh.

"Ya udah, balik sana. Lo lupa kalo kita masih belum boleh deket-deket? Bentar lagi bokap gue balik loh.." Kenara memperingatkan.

"Nyokap lo ke mana?"

Kenara berdeham sambil melihat arloji yang ada di pergelangan tangan kirinya. Lalu menatap Alcio kembali, "nyokap gue lagi ke acara arisan."

Setelah itu, Kenara langsung menutup pintunya.

Alcio terkesiap. Semarah itukah Kenara karena Feri babak belur? Hatinya terasa sakit dan dia semakin geram dengan Feri.

Feri sepertinya main cantik mendekati Kenara. Dan dia semakin yakin bahwa Feri ada menyimpan perasaan pada Kenara.

Alcio menatap lemas ke pintu kayu jatinya rumah Kenara yang sudah tertutup itu. Namun, selang kira-kira dua puluh detik kemudian pintu itu terbuka. Dan Kenara keluar dari rumah dengan menenteng sebuah rantang aluminium berwarna hijau muda. Dan di bahu cewek itu tersampir tas clutch selempang polos berwarna hitam.

Alcio mengernyitkan dahi bingung, "lo mau ke mana Key?"

Kenara mengunci pintu rumahnya. Lalu menoleh ke Alcio. "Mau ke rumah Feri."

"Hah?! Mau ngapain?!" Alcio syok dan kaget setengah mati.

Kenara terperanjat karena responnya Alcio itu. "Kenapa emangnya? Nggak boleh?" Tanyanya penasaran.

"Emangnya lo tau rumahnya di mana?"

Kenara berdecak kesal. "Ya tau lah, kan tadi gue anterin dia pulang habis lo pukulin dia sampe babak belur.."

Ah, iya. Dan sedihnya Alcio tadi ditinggalkan di depan minimarket siang tadi.

"Mau ngapain lagi sih ke rumah dia?" Alcio berdecak jengkel dan menunjuk rantang yang dipegang Kenara. "Nih rantang isinya apaan? Buat apaan?"

"Bubur ayam buat Feri."

Untuk kedua kalinya, jawaban Kenara lagi-lagi membuatnya syok. "Hah?! Ngapain lo buatin dia bubur ayam segala? Gila ya lo, Key?!"

Keningnya Kenara berkedut. "Kok gila sih?! Gue tuh buatin Feri bubur ayam karena dia babak belur gara-gara lo. Gue juga mau mastiin keadaannya."

"Kan lo bisa chat aja dia, kalo nggak biar gue aja ya yang ke rumahnya buat mastiin. Lo di sini aja Key." Usul Alcio dengan wajah khawatir.

"Bawel lo.."

"Gue sohibnya Key.. Lo nggak usah ke rumahnya segala. Biar gue aja."

Kenara berdecak dan memutar bola matanya. "Sohib lo bilang? Tapi kenapa tadi lo bikin dia babak belur, Cio?"

Alcio terdiam spontan. Tidak tau mau jawab apa lagi. Baru kali ini dia terdiam kena skakmat sama Kenara. Biasanya, dia yang selalu menang dalam hal berdebat di antara mereka berdua. Kali ini, Alcio yang kalah dan bungkam.

Kenara jadi penasaran, kenapa sepertinya Alcio begitu khawatir dan seperti takut kalau dirinya ke rumah Feri lagi. Dia menjadi tambah penasaran dengan Feri setelah tadi mengantar cowok itu ke rumahnya siang tadi.

"Udahlah Key--"

"Taksi gue udah dateng."

Kenara memotong ucapannya Alcio, dan menaiki taksi online pesanannya yang sudah datang.

Kedua tangannya Alcio terkepal erat.

🎨🎨🎨

Maaf ya baru update, kemarin mau update tapi nggak sempat huhu

Makasih ya buat semuanya yang setia ngikutin cerita ini, ily 3000❤

Wah wah, Kenapa key penasaran dengan Feri? Kok bisa?😱

Komentarnya?

instagram: airin.gwe

PEKABLE (Completed)Where stories live. Discover now