PEKABLE - 13

4.7K 527 127
                                    

"Nggak jadi kencing lo?"

Feri keheranan ketika melihat Alcio yang mencuci tangan di wastafel sambil membasahkan ujung rambutnya sedikit dengan air.

Kedua alisnya Feri saling berkedut melihat tatapan memicingnya Alcio dari kaca wastafel toilet pria yang sedang sepi itu.

"Kenapa lo liatin gue kayak gitu weh? Kerasukan setan budeg ye lo?" Cetus Feri cengigiran berjalan mendekati Alcio dan menepuk bahunya.

Alcio mendengkus kecil dan mengacak-ngacak rambutnya yang sudah sedikit basah. "Maksud lo apa tadi pake pegang-pegang pipi Key?" Tanyanya sarkas.

"Emangnya nggak boleh?" Balik Tanya Feri santai dengan tersenyum kecil.

Melihat gaya santainya Feri, ingin sekali rasanya Alcio meninjunya sekali supaya bonyok. Tapi, mengingat hal bahwa Feri adalah sohibnya, Alcio pun menahan diri.

"Nggak bisa suka-suka lo gitu dong, Fer!" Seru Alcio geram.

Feri tertegun sebentar, lalu beberapa detik kemudian tersenyum tipis. "Kok lo marah? Cemburu?" Cowok itu memicing matanya.

"Ye, nggak lah! Ngapain gue cemburu.." Alcio tertawa berusaha keras agar nggak ketahuan. Cowok itu nggak mau siapapun tahu akan perasaannya yang sebenarnya untuk siapa. Hanya dia, hatinya, dan Tuhan yang tahu.

"So?"

"Gue cuman nggak suka aja lo pegang pipinya Key tanpa izin dari dia, soalnya kan lo tau anak itu sensitifnya minta ampun dikit-dikit nangis." Alcio lagi-lagi berusaha membuat alasan.

Feri langsung tertawa, membuat Alcio mengernyit bingung.

"Bukannya lo suka liat Nana nangis?" Tanyanya kemudian.

Alcio terdiam sebentar. Dia seperti kena serang berkali-kali. Cowok itu pun berdeham untuk berusaha bersikap seperti biasa aja. "Ya iya emang, tapi hari nih gue lagi ngantuk cui. Kan ribet kalo denger dia nangis." Lagi dan lagi Alcio memberi alasan.

Gantian kini Feri yang berdeham. "Slow bro, nyatanya Nana nggak nangis kan.."

Alcio mendesah dan meninju pelan bahunya Feri karena gemas bercampur geram. "Ya, untung aja. Kalo tadi dia sampe nangis, gue bakal timpuk lo pake batu granat!" Cowok itu berkata sambil tertawa berusaha untuk memberi candaan. Padahal sebenarnya, Alcio geram beneran.

"Anjing lo!" Umpat Feri ikut tertawa juga.

"Lo kenapa cubit pipinya Key tadi? Penasaran gue.." Tanya Alcio akhirnya karena merasa nggak tahan.

Feri mengulum senyumnya dan menyandarkan punggung di dinding toilet yang sudah penuh dengan coretan. "Gue gemes sama Nana.."

"Gemes kenapa?" Alcio menyipitkan matanya.

Feri nggak langsung menjawab dan hanya tersenyum kilat. Dan saat cowok itu hendak berkata, langsung aja Alcio memotongnya.

"Gue--"

"Jangan-jangan lo suka ya sama Key?"

Tanya Alcio ingin tahu. Dan dalam hati cowok itu berharap jawabannya adalah tidak.

Feri pun menatap intens Alcio. "Mau tau aja atau mau tau banget lo?" Godanya sambil tertawa terbahak.

"Eh si anjing, gue nanya serius!" Protes Alcio jengkel.

"Gue--" Ucapannya Feri terhenti saat terdengar bel pertanda waktu istirahat selesai berbunyi dengan nyaring.

"Udah ah, udah bel bro. Masuk kelas dulu." Feri berjalan keluar dari toilet. Spontan membuat Alcio terpelongok dan cowok itu buru-buru mengejar Feri yang udah berada di koridor sekolah.

"Kasih tau lah, njing!" Geram Alcio menabok kepalanya Feri.

"Nanti aja lah ya bro, gue mau lanjut perang dulu sama si Selo.." Jawab Feri.

Maksud perang di antara mereka adalah main game. Alcio pun mendengkus gusar.

"Oke lah bro, kita lanjut sehabis futsal sore nanti." Ujar Alcio kemudian yang disambut anggukan kecilnya Feri.

🎨🎨🎨

Tbc.

Haduh oh haduh. Bikin geram ye Cio mah Feri😑

Komentarnya?

Tolong jangan sider ya wkwkw

instagram: airin.gwe

PEKABLE (Completed)Where stories live. Discover now