PEKABLE - 30

2.3K 237 27
                                    

"Key, tunggu!"

"Key, stop please!"

Alcio berlari pontang-panting mengejar Kenara yang menghindarinya. Cewek itu memberanikan diri untuk menyeberang, namun kakinya gemetaran. Alhasil, Kenara membeku di pinggir jalanan depan gerbang sekolah.

Hingga akhirnya membuat Alcio berhasil mengejar Kenara, cowok itu mencekal tangan mungilnya.

Spontan membuat Kenara tersentak dan menoleh padanya. "Lo kenapa sih kayak gini, Key?!" Protes Alcio penuh frustrasi.

Sudah dari kemarin semenjak kejadian kesalahpahaman itu, Kenara terus menghindarinya.

Kenara menunduk lemas, tak berani menatap matanya Alcio. Cewek itu diam seribu kata.

Alcio menjadi tambah frustrasi dan merasa takut. Sejak Kenara tes kehamilan di rumah sakit kemarin, cewek itu menjadi berubah. Dia tidak mau pulang bareng lagi. Pergi ke sekolah di antar papanya, karena papanya menyuruh Alcio tidak boleh dekat-dekat dengan Kenara dulu sampai hasil tes keluar.

Alcio kira dia bisa dekat dengan Kenara di sekolah dan mereka bisa pulang bareng seperti biasa. Akan tetapi, Kenara malah menghindarinya terus-terusan.

"Key, lo kenapa sih?! Gue nggak suka ya lo ngehindar terus kayak gini!"

"Lepasin, Cio.." Kenara melepaskan cekalan tangannya Alcio. Namun Alcio kembali mencengkramnya dengan erat, agar Kenara nggak ke mana-mana.

"L-lo beneran hamil?" Tanya Alcio dengan ragu-ragu.

Sontak membuat Kenara mendongak dan tercengang kaget. Lalu dia menangis. "Gila lo!"

Alcio menjadi panik melihat Kenara menangis. "Eh eh kok nangis Key! Gue takut aja kalo lo beneran hamil.. Kalo lo beneran hamil, bilang Key.. Biar gue tanggung jawab atas perbuatan gue."

Kenara terus menangis.

"Lo ada merasa pusing atau mual, Key?" Tanya Alcio penasaran.

Kenara menggeleng lemah dengan seunggukkan.

Alcio spontan bernapas lega. "Minggu depan kan keluar hasil tes nya, kita tunggu aja. Semoga hasilnya negatif."

Kenara mengangguk.

"Terus lo kenapa ngehindarin gue, Key?" Alcio kebingungan.

Kenara menangis lagi dan matanya sudah memerah. "Kan papa bilang kita nggak boleh deket-deket dulu sebelum hasil tes nya keluar.."

Sebelah alisnya Alcio terangkat dan berkerut. "Jadi hanya gara-gara itu?"

Kenara mengangguk lagi.

Alcio pun berdecak dan tertawa kecil. "Ya ampun Key! Kok takut banget sih! Kan kalo di sekolah bokap lo nggak ada, ya berarti aman-aman aja kita! Yuk pulang.."

Kenara menggeleng. "Gue nggak mau langgar perintah papa.."

Alcio menjadi gemas banget dengan kepolosannya Kenara. "Udalah Key, nggak pa-pa.. Yuk, kan bokap lo nggak tau.."

"Gue udah janji sama papa, gue balik dulu."

"Naik angkot?"

Kenara lagi-lagi mengangguk.

"Sama gue aja Key, angkot panas terus sempit-sempitan.. Kan lo nggak tahan panas. Ntar tenang aja, gue anterin lo sampe depan komplek rumah lo aja."

"Nggak Cio.."

"Yuk, Key.."

"Nggak.."

"Yuk.."

"Nggak.."

"Key jangan kayak gini dong!"

Ketika mereka berdua asik berdebat, tiba-tiba datang seseorang menengahi mereka. Dan memegang tangannya Kenara dari genggamannya Alcio.

"Jangan paksa Nana kalau dia nggak mau bro.."

Rahang Alcio mengeras melihat Feri yang tiba-tiba datang.

"Lo nggak usah ikut campur bro, nih urusan gue sama Key.." Alcio memicingkan matanya.

"Yuk, Fer.."

Mulut Alcio ternganga lebar Kenara tidak melepaskan genggaman tangannya Feri.

"Maksudnya apa ini, Key?!"

"Untuk sementara ini, gue pulang bareng naik angkot sama Feri." Tukas Kenara.

Jawaban Kenara benar-benar membuat Alcio syok. Setau dia Feri biasa naik motor. Lalu, kenapa sekarang naik angkot? Sejak kapan?! Dan yang lebih membuatnya syok adalah kenapa Kenara bisa pulang bareng dengan Feri?! Kok bisa?! Sejak dari kapan?!

🎨🎨🎨

Hai, hai!

Akhirnya aku bisa kembali nulis setelah hiatus sebentar.

Makasih buat yang masih stay sama cerita ini, ily3000❤

Feri gemesin ya bisa muncul tiba-tiba:D

PEKABLE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang