PEKABLE - 63

174 20 3
                                    

Rahangnya Alcio mengeras melihat cewek yang kini di hadapannya itu sedang tersenyum menyeringai.

Ternyata cewek itu adalah orang yang menerornya selama ini dengan nomor yang tak dikenal.

"Lo mau apa? Apa maksud lo neror-neror gue?" Alcio menatap tajam cewek itu. Cewek yang selalu membuatnya risih. Dan Alcio telah membencinya karena pernah membuat Kenara tercebur di kolam renang secara sengaja.

Vania.

Vania tertawa. Hal itu membuat Alcio kebingungan sekaligus geram melihatnya. Ia tahu Vania adalah orang yang sangat nekat dan pemberani. Jadi Alcio berusaha untuk biasa saja dan tenang di hadapannya Vania.

"Lo pura-pura bego atau beneran bego?" Vania bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Alcio. Cewek itu memainkan rambut panjang ikalnya dengan manja. Seakan-akan bertujuan untuk menggoda Alcio. Padahal Alcio tidak merasa tergoda sekali. Bahkan Alcio merasa jijik melihat Vania seperti itu.

Ya, Alcio tahu dan sejak dulu tahu Vania menyukainya. Dan cewek itu mencari segala cara agar bisa mendekati Alcio. Tapi Alcio tidak pernah sekalipun tertarik dan pangling pada Vania.

"Nggak usah buang-buang waktu. Maksud lo apaan neror ancam-ancam gue? Dan dari mana lo tau gue pacaran sama Key?"

Vania tertawa lagi, lalu ia berjalan selangkah lagi mendekati Alcio. Sehingga kini jarak antara berdua tinggal sejengkal, dekat sekali.

Dan Vania berbisik di telinga kanannya.

"Bukan namanya Vania kalau nggak tau segalanya soal lo.."

Sontak Alcio mundur selangkah kakinya ke belakang dan menatap tajam Vania.

"Jangan macam-macam sama Key!"

Alcio emosi. Sementara itu, Vania tertawa lagi. Ia merasa seperti menang dalam perdebatan panas ini. Dan situasi inilah yang diharapkannya. Memancing emosinya Alcio.

"Gue nggak bakal macam-macam kok. Tapi...." Vania menghentikan perkataannya sementara sambil menatap intens Alcio, lalu mengeluarkan ponsel dari saku roknya.

Dan memperlihatkan sesuatu pada Alcio dari ponselnya itu. Dan alangkah terkejutnya Alcio melihat layar ponsel yang ditunjukkan oleh Vania.

"Gimana respon cewek-cewek di sekolah ini yang ngefans banget sama lo sama foto-foto ini? Kira-kira apa yang bakalan terjadi sama Key tersayang lo itu ya?" Vania tersenyum penuh licik.

Rahangnya Alcio makin mengeras. Ia mengepalkan kedua telapak tangannya dengan keras. Sambil menatap penuh sinis pada Vania.

Alcio tahu akan maksudnya Vania. Dan tahu akan apa yang akan terjadi kalau sampai foto-foto itu tersebar.

Foto-foto itu adalah dirinya dan Kenara yang sedang makan bubur bersama dan merupakan hari jadian mereka. Lalu foto selanjutnya adalah yang terjadi barusan. Yang di mana Kenara mencium singkat pipinya Alcio di koridor sekolah tadi.

"Lo nguntit gue sama Key?"

Vania hanya tersenyum dan mengedikkan bahu.

"Pikir aja sendiri."

Alcio menggertakkan geraham giginya. Lalu menatap penuh sinis pada Vania.

"Gue peringatin lo, jangan sebar foto-foto itu. Dan tolong tutup mulut lo yang cantik ini soal hubungan gue sama Key!"

Vania tersenyum menyeringai kembali. "Nggak segampang itu Cio."

"Sekarang bilang aja, lo mau apa dari gue?"

"Wah Cio.. Lo banyak perubahan sekarang ya." Vania merasa takjub, senyumnya makin terlihat licik. Ia memicing matanya pada Alcio.

"Cepat bilang, apa mau lo?"

Vania tersenyum licik lagi.

"Gue mau dinner bareng lo."

🎨🎨🎨

To be continued

Vania buat emosi aja ya😡

Pekable💜

PEKABLE (Completed)Where stories live. Discover now