PEKABLE - 53

208 34 108
                                    

"Kok lo nggak bilang sih kalau gue cium ketek lo jijikkk anjirrrr!!!" Teriak Alcio geli dan penuh jijik pada Selo yang sedang mengelus-ngelus bibirnya.

Alcio sangking malunya karena mengaku cemburu pada Kenara, dia sampai sembunyi di bawah ketiaknya Selo hingga waktu pelajaran selesai.

Dan bahkan Kenara mengajaknya pulang bersama seperti biasa, Alcio menolak dengan alasan mau ke rumahnya Selo hari ini.

Selo benar-benar menjadi tempat pelariannya hari ini. Dan Alcio menyuruh Kenara untuk pulang minta di jemput oleh Rino, papanya saja.

"Gue kan uda bilang tadi Malih! Lo nya yang nggak sadar-sadar.. Gila Lo cium ketek gue sampean pulang, wangi ya? Nih cium lagi.." Nyengir Selo ngakak pada Alcio.

"Wangi pala lo peyang! Bau asem yang ada!" Alcio masih merasa jijik.

Dan lalu Selo tertawa tambah ngakak dan terbahak-bahak. "Habisnya Lo sih ntah kenapa. Lo kenapa sih sama Nana? Takut banget sama dia?"

"N-nnggak kok. Gue cuman lagi males aja sama dia. Bosen liat muka dia terus.."

"Ah, masa sih mas ganteng? Lo malu ya karena tadi marah-marah nggak jelas sama Nana? Cemburu ya liat neng Nana liat anak baru itu? Cieeee Cio...."

"Ciee ciee cieee...."

Goda Selo terus-terusan tanpa berhenti.

Jadinya Alcio tambah salah tingkah. Mau taruh di mana mukanya kalau sampai ketahuan suka sama Kenara? Ah, dia malu. Dia belum berani orang lain tahu akan perasaannya.

"Cie sekali lagi gue tabok mulut lo anak Dajjal!" Ancam Alcio kesal.

Namun, Selo malah tidak tampak takut. Semakin dia menggoda Alcio.

"Cieee... Cieee... Cieee...."

"Cieee... Cieee... Cieee..."

"Cie--"

PLAK!

"Ahh Ciooo!!! Sakit nih mulut seksi gue yang mahal ini!!! Akhhhh!!"

Alcio beneran menabok mulutnya Selo sehingga cowok itu menjadi sangat heboh.

"Udah ah nggak usah lebay lo jerit-jerit kayak cewek aja. Gitu aja pun, cupu banget sih!" Hardik Alcio.

Selo makin histeris. "Mulut gue ini mulut paling seksi di muka bumi ini, mulut gue ini aset paling berharga tau!" Selo memanyunkan bibirnya seperti anak kecil yang ngambek karena nggak di kasih keluar main-main.

"Eh Feri mana? Uda cabut dia?" Tanya Alcio mencari keberadaan lelaki itu.

Biasanya mereka selalu berbarengan. Selalu bertiga. Namun kali ini tidak ada Feri. Dan perasaan Alcio mendadak menjadi tidak enak.

"Feri? Kayaknya dia antar Nana pulang deh. Tadi lo nggak denger? Dia tawarin Nana pulang." Jawab Selo dengan santai.

Dia tidak sadar kalau perkataannya itu membuat Alcio naik emosi.

"Hah?! Feri anterin Kenara pulang? Kapan?!!"

"Lah! Tadi waktu Nana ajak Lo pulang, Lo nggak mau kan. Terus Feri ajak dia pulang bareng. Astaga Malih! Makanya jangan sembunyi di ketek gue aja dari tadi noh!"

Alcio tidak menggubris Selo. Cowok itu segera berlalu dari Selo, menabrak bahunya hingga Selo oleng dan mulutnya terpentok dengan gagang pintu kelas lagi.

"Akkhhhh mamaaaa sakitttt.... Mulut seksi gue!!!"

Selo mencak-mencak.

Alcio tidak memedulikan Selo. Cowok itu segera mengejar Feri dan Kenara. Semoga mereka masih ada di parkiran.

Sewaktu di parkiran, dia melihat Kenara sudah naik di belakang jok motornya Feri. Alcio berlari, namun motornya Feri sudah melaju keluar dari area parkir.

Terlambat. Seketika tubuhnya Alcio melemas melihat pemandangan itu.

Kenara dibonceng Feri.

Alcio mematung di tempat.

🎨🎨🎨

To be continued

Yahh... Cio kasian :(

Feri menang banyak haha

Kalian pilih siapa nih? #TeamCio atau #TeamFeri?

Atau gemes sama Selo?:p

Mohon beri vote dan komentar sebagai dukungan untuk cerita ini. Terima kasih💜

💜💜💜
(Komen 💜💜💜 terus yuk)


PEKABLE (Completed)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant